Chapture 44: TERUNGKAP DAN PENYESALAN

30 3 4
                                    

Assalamu'alaikum gimana part yang kemarin, Kira-kira ferza meninggal nggak yah, kayaknya ada peran yang aku akan bikin dia meninggal.

Maaf yah kalau nanti endingnya nggak sesuai, nggak kerasa aja nih mau tamat certa pertama aku.

3 hari kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


3 hari kemudian.........

Masih tidak ada perkembangan saat ini zela juga tak lupa selalu menjenguk ferza setia pulang sekolah walaupun rasa bersalah selalu terus menghantuinya.

Mereka semua kini berada di kantin untuk yola dan teman lainnya zela sudah memaafkan tiga hari yang lalu saat dia tengah drop karena kejadian itu benar-benar menjadi zela kena mentalnya.

"Zel belum ada perkembangan?" Tanya Aura setelah menyeruput jus nya.

Zela menggeleng,"belum masih sama." ujar Zela dengan raut sedih, walaupun ferza salah dengan dirinya tapi zela masih sayang dengannya.

"Pulang sekolah gue mau ikut lo jenguk ferza," ucap Nacita.

"Gue ikut," timpal Renzo.

"Gue juga ikut," serobot Nanda.

Zela hanya menghela nafasnya melihat tingkah temannya. Sudah ia pusing memikirkan keberadaan bang arzo di tambah lagi ia akan menghadapi ujian yang akan dilaksanakan empat hari lagi.

Kring..... Kring...

"Masuk kelas yuk," ajak Yola mencairkan suasana membuat mereka mengangguk.

Saat ia akan berjalan tiba-tiba ponselnya berdering segera ia mengangkatnya.

Dreet...

"Halo, mah ada apa?" Tanya zela

"..... "

"Zela pulang sekolah kesana"

".... "

"Makasih mah"

Tut...

Memutuskan sepihak.

Yola dan yang lain menatap zela menunggu dia ngomong apa yang terjadi.

"Kenapa zel?" Tanya Nacita.

"Pulang sekolah lo bakalan tahu," jawab Zela dan berjalan menuju kelasnya.

"Bikin penasaran aja tuh anak."gumam Yola menatap punggung zela yang sudah berjalan didepannya.

Sepulang sekolah mereka langsung menuju rumah sakit, tak membutuhkan waktu lama akhirnya mereka sampai juga di rumah sakit.

"Kenapa mah?" tanya Zela tak lupa berpelukan dengan arin.

Arin mengurai pelukan dengan sang anak,"janji jangan nangis." jawab Arin mengusap bahu zela pelan.

Zela yang mendengar itu sontak mengernyit, "ada apa sih mah, bikin zela penasaran aja ish." ucap Zela.

"Bang arzo udah ketemu, tapi keadaannya sangat tidak memungkinkan," sahut Arin.

BROKEN BROTHERS (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang