Obsession

119 3 0
                                    

Jam Rachata (Serigala)

Film Thanapat (Vampir)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Film Thanapat (Vampir)

Film Thanapat (Vampir)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ini cerita pertama berlatar serigala dan vampir,semoga sukaa :)











================================







Jam membawa ranselnya di satu bahu, berjalan santai di trotoar yang diwarnai oleh sinar matahari dari langit yang berangsur-angsur menguning, udara akan segera turun, tanah yang hancur ditutupi dengan warna kuning tua dari dedaunan. Angin sepoi-sepoi yang lembab dengan lembut menembus rambut cokelatnya, meniup ikalnya seperti ombak yang mengilap. Kesejukan juga menjalar melalui kaus putih tipisnya, menyebabkan Jam sedikit menggigil, mendengus dan menarik kembali jaket luarnya. Memutuskan untuk mempercepat waktu pulang daripada istirahat sesuai rencana.

Jam masuk ke dalam rumah, menghela nafas pelan dalam relaksasi saat merasakan kehangatan di kamar kecil kesayangannya, ia melemparkan ranselnya ke kursi terdekat, hendak meletakkan pantatnya dan memainkan beberapa permainan menghibur saat suara ketukan pintu terdengar paksa. dia untuk segera berdiri lagi. Serigala itu menghela napas kasar dan pergi membuka pintu. Namun tidak ada tanda-tanda siapa pun di depan beranda, menyebabkan Jam mengangkat alisnya dan melihat sekeliling, Jam menggaruk kepalanya, berbalik dan melangkah masuk ketika dia menginjak sesuatu.

Serigala itu menunduk dan menyadari bahwa dia sedang menginjak sebuah surat. Anehnya, ketika dia kembali dia tidak melihatnya. Jam mengambil surat itu, surat itu bersampul putih, ditempel rapat dengan lilin merah. Jam sedikit ragu lalu membukanya.

Muncul aroma bunga mawar yang samar, tulisan tangan yang indah, setiap barisnya rapi dan lurus, menunjukkan bahwa pemiliknya adalah orang yang teliti. Kata-kata di dalamnya sama indahnya, seperti surat cinta. Tunggu, tapi untuk siapa? Untuk dia?

'Untukmu, Jam sayang.
Aku melihatmu, ketika kakimu melangkah di trotoar yang diwarnai dengan cahaya sore yang memudar, dan angin musim gugur dengan lembut bertiup ke rambutmu. Saat cahaya sore mencium lembut pipimu, mewarnai bibirmu dengan warna yang lebih berkilau dari lipstik mahal dan tubuh indahmu dipeluk oleh cahaya itu.

After Event Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang