chapter 2

109 17 1
                                    

Seperti biasa, seorang remaja laki laki sedang duduk bersantai diatas ranjang pesakit nya yang menghadap langsung kearah jendela besar, memperlihatkan pemandangan gedung pencakar langkah yang seakan berlomba lomba menjadi yang tertinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, seorang remaja laki laki sedang duduk bersantai diatas ranjang pesakit nya yang menghadap langsung kearah jendela besar, memperlihatkan pemandangan gedung pencakar langkah yang seakan berlomba lomba menjadi yang tertinggi.

Burung burung kecil yang berkoloni berterbangan dilangit biru seakan menjadi bintik bintik hitam kala di pandang.
Pagi yang cerah bukan, tapi menurut hyunjin tidak.

Hari yang membosankan nya datang kembali, dimana ia harus duduk sendiri di ruangannya dan hanya terkadang di temani perawat yang datang untuk memberinya obat atau sekedar mengecek nya.

Mood nya pagi itu sangat lah buruk ketika ia mendengar kabar jika sang kakak sepupunya harus shooting mendadak pagi hari itu mengingat jika sang kakak adalah artis tentu saja ia memakluminya. Namun ia juga diberitahu jika sang ayah tak dapat menemaninya juga karna urusan pekerjaan hingga ayahnya melibatkan tantenya tzuyu untuk mengikutinya.

Biasanya jika ia sendiri seperti ini ia akan melukis dan membuat dunianya sendiri, namun tak bisa mengingat jika sekarang ia bukan berada di rumah melainkan rumah sakit dan juga ayahnya yang lupa membawakan peralatan lukisnya.

Ia terus memandang kearah luar dengan sesekali mulutnya mengucapkan sebuah kata yang di mengerti artinya, tanda ia sedang kesal.
Namun kamu nanya pecah saat suara ketukan pintu ruangannya terdengar hingga membuatnya menolah

Matanya menyipit kala melihat bayangan beberapa orang yang terlihat ribut di balik pintu, ia tak mengenalinya karna memang kaca dari pintu tersebut di desain buram disetiap ruangan rumah sakit itu

Ia sedikit curiga karna ia berfikir jika diluar adalah perawat tetap saja ia akan masuk sendiri nya tanpa mengetuk pintu sedangkan jika itu salah satu keluarganya tak mungkin kan.

Ketukan itu kembali terdengar, dari pada ia pusing mendengar suara itu ia mengizinkan orang yang diluar untuk masuk. Ia tak masalah jika yang berada di luar itu adalah penguntit, tak mungkin juga kan ayahnya sudah membawa seorang suruhan dari rumahnya untuk menjaga ruangan miliknya.

"Masuk" ucapnya dan membuat orang berada di luar menarik knock pintu tersebut.

Duarr...

Seorang yang muncul dari balik pintu itu berhasil membuat si hyunjin yang murung menjadi bersimpul senyum di mulutnya.
Siapa yang tidak senang jika ada seorang teman yang datang menjenguk mu

"Chan Hyung,minho Hyung, tupai, eh bentar itu siapa di belakang??" ucap hyunjin saat menyadari ada seseorang yang membelakangi arah mereka semua

Seseorang yang merasa di panggil pun menengok dengan senyum yang terlukis di bibir nya, matanya memang tertutup topi hingga membuat siapapun hampir tak mengenalinya namun senyum lebarnya dapat membuat patokan karna senyum itulah yang membuat hidup bersinar bak matahari

"Taraa" sapa nya dengan merentangkan tangan

"Felix" ucapnya kaget dengan perubahan dari Felix, dari warna rambut yang berubah dan style nya yang berbeda membuat hyunjin pangling

Time Out -Hwang hyunjin (Blue ocean S2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang