chapter 21

60 12 1
                                    


.

.

Seorang pemuda terduduk tenang di sudut kamar rumah sakit yang sunyi, netra nya memandang lembaran novel di pelukannya. Setiap halaman ia buka dengan perlahan, seakan suara berisik itu mengusik keheningan ruangan. Di atas meja nakas, secangkir teh hangat yang masih mengepul, menjadi satu-satunya teman yang ada di sisinya.

Hwang hyunjin, pemuda itu kini hanya bisa mengisi waktunya dengan membaca, mencoba mengusir kebosanan gang perlahan menggerogoti nya. Meski hatinya resah, ia tahu harus menuruti titah sangat dokter untuk beristirahat. Satu hal yang membuatnya sedikit lega adalah hyungnya sendiri, in-yeop. Pemuda itu dengan penuh tanggung jawab telah memberi tahu manager straykids tentang kondisinya. Namun rasa bersalah tetap menggelayuti pikirannya. Di saat member lain tengah sibuk mempersiapkan comeback, ia hanya bisa terbaring di ranjang pesakitan.

Beruntung, ada minho. Pemuda itu selalu datang saat sore menjelang, sering membawa cerita dan canda yang mampu menghangatkan suasana. Minho akan datang dan terus berkata untuk "jangan khawatir, fokuslah untuk sembuh hyunjin. Kami semua baik baik saja".namun di siang yang sepi ini hanya ada buku dan layar televisi yang menemani nya.

Keheningan begitu pekat, hingga suara ketukan pintu membuat pemuda hwang itu sontak menoleh.

"masuk" ucapnya, sedikit terkejut.

Perlahan, pintu terbuka. Seorang pemuda bertubuh jangkung masuk dengan membawa sebungkus buah tangan. Masker yang menutupi wajahnya membuat hyunjin sulit mengenali wajah nya. Namun, ketika masker di lepas, sosok yang berdiri di hadapannya jelas tentu ia kenal.

"Bomin?" gumam hyunjin setengah tak percaya. "Kau menjengukku?"

Bomin tertawa kecil, tangannya terulur untuk mencubit pipi remaja di depannya. Dirinya menatap wajah bingung hyunjin dengan penuh rasa gemas "apa salahnya? Kau temanku, hyun. Tak mungkin aku tak datang menjenguk mu"

Hyunjin menatap sinis remaja yang sibuk tertawa sekarang, ia tak suka jika pipinya di cubit seperti itu. Ia bukan anak kecil, ingatkan dia untuk memukul Bomin nantinya.

"Tapi...kenapa kau tau aku sedang berada di sini" ucap hyunjin yang melayangkan tatapan kecurigaan kepada Bomin

Remaja itu hanya tertawa, tangannya bergerak untuk membuka isi buah tangan yang ia bawa.
Sebungkus cookies coklat penuh ia keluarkan dari paper bag tersebut. Makanan ringan dengan hiasan cocho chips itu terlihat menggiurkan di balik sebuah wadah berukuran sedang yang nampak transparan itu.

"Untuk mu" ucap bomin sembari memberikan makanan itu untuk hyunjin Terima.

"Wah terimakasih" remaja ferret itu tak lupa mengucapkan terimakasih. Dengan ras tak sabar ingin mencoba makanan tersebut ia segera membuka segel dari wadah cookies itu

Saat wadah sudah dapat terbuka, aroma cookies yang terlihat baru saja di angkat dari oven langsung menyapa indra penciuman nya. Rasanya seperti kembali ke masa kanak kanak saat mencium wangi cookies yang sering di buatkan oleh sang ibunda saat nafsu makannya buruk. Dengan sesuap makanan itu mampu membuat hyunjin kecil dapat mengembalikan nafsu makannya dengan di temani segelas susu tentunya

Tanpa sadar buliran air luruh begitu saja dari pipi mulus remaja itu. Pandangan itu tak luput dari mata Bomin. Remaja itu panik nya bukan main karna membuat anak orang menangis.
"Kau baik baik saja hyun, ada yang sakit? Kenapa menangis?" semua pertanyaan ia layang kan untuk hyunjin yang sekarang malah tertawa tanpa dosa walau air mata yang masih terlihat membekas di pipinya

Time Out -Hwang hyunjin (Blue ocean S2) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang