Erine pulang ke rumah saat lampu semua nya hidup ada dua kakak nya yang menatap tajam ke arah nya tanpa sebab, Erine juga tidak tau apa kesalahan nya sampai kakak kakak nya menjadi seperti itu.
"Sampai kapan kamu jadiin orang lain sebagai mainan kamu Elizabeth? Kakak sudah lelah dengan sikap kamu yang red flag itu, bisa berhenti mempermainkan orang?" Tanya Alya tanpa basa basi sama sekali, Erine menghela nafas kasar
"Memangnya kenapa kak? Orang sejak awal dia duluan yang deket deket padahal aku sama sekali nggak deketin dia loh, jadi semua ini bukan kesalahan aku dong tapi dia nya" Jawab Erine tak mau kalah dengan kakak kakak nya, Jeane tersenyum ke arah adik nya
"Bukannya begitu Elizabeth, hanya saja kau tak begitu mengenal Oline Manuela bisa saja kau yang akan dipermainkan oleh nya, jangan remehkan sikap hangat seorang Apollo bisa saja dia menjadi kejam seperti Hades" Erine menjadi bingung, mengapa kakak kakak nya bisa mengenal Oline? Padahal dia belum cerita apa apa
"Gimana kakak kenal Oline?"
"Huh? Cerita nya panjang dan kamu nggak perlu tau Erine, selama kamu di luar negeri Oline selalu bersama Jeane dan aku, ingat kata kakak jangan anggap remeh seorang Apollo, kakak mau ke kamar dulu" Alya pergi ke kamar duluan sedangkan Jeane masih tetap dengan posisi nya
"Oh ya kak, aku mau tanya sebenarnya apa hubungan Oline dan Ribka? Seperti nya mereka sudah sangat mengenal dekat" Jeane menggeleng pelan lalu berdiri
"Kakak nggak bisa menjawab nya karena seorang bangsawan harus saling menjaga privasi rekan nya sendiri, nanti kamu akan tau sendiri hubungan mereka apa, udah istirahat sana udah malem banget ini besok masih sekolah" Erine mengangguk lalu menatap punggung Jeane yang mulai menghilang dibalik pintu kamar nya
Erine berdecak kesal. "Kenapa gue bari inget kalo mereka masih temenan sih, kan gue bisa tanya tanya ke mereka tapi karena ada yang cepu gue jadi nggak bisa dapet informasi apa apa dari kak Alya sama kak Jeane" Gerutu Erine
Di sisi lain...
Asap rokok berterbangan di ruang tengah itu, di sana ada Oline bersama kakak kakak nya dan Haga baru tadi sore sampai ke jakarta karena urusan di sana sudah mulai kondusif kembali seperti semula
"Kamu masih berhubungan dengan nona Elizabeth?" Tanya Sean, Oline mengangguk lalu meletakkan korek yang habis ia pakai untuk membakar rokok nya. "Ck bunuh saja jika perlu, jangan biarkan nona muda itu hidup dengan kesombongan nya" Sambung Sean
"Aku juga berharap begitu tapi aku tidak sebodoh itu membunuh seorang nona muda yang sangat dihormati, tapi sebentar lagi aku akan membuat nya takut kehilangan ku" Ucap Oline dengan senyum smirk nya
"Kenapa kalian begitu menakutkan soal beginian, perasaan papa nggak gitu deh, dan kamu dek bukannya kamu bucin banget dengan nona Elizabeth? Kenapa sekarang kamu kayak gitu" Tanya Haga lalu mengangkat cangkir berisikan kopi milik nya
"Menurutku lebih baik ku jadikan mainan ku dulu kak, lagian sia sia kan kalo nggak dimainin dulu lagian dia juga coba mainin aku tapi dia udah gagal duluan sebelum dia memulai nya" Haga kembali meletakkan cangkir nya di meja dan membaca sebuah majalah
Sean tersenyum. "Murahan sekali nona dari keluarga Adhalia ini, perasaan Alya dan Jeane tidak begitu kenapa adik nya begitu ya?"
"Permisi tuan muda dan nona muda, nona Hillary datang berkunjung" Oline mengerutkan dahi nya, mengapa anak itu datang tiba tiba tanpa memberitahu sebelum nya?
"Suruh dia masuk" Perintah Haga, pelayan itu mengangguk patuh lalu kembali untuk memanggil Lily untuk masuk
Lily datang dengan wajah datar nya, Oline masih bingung dengan kedatangan Lily yang sangat mendadak ini, dan tadi juga dia tidak bilang jika mau berkunjung dan sekarang sudah hampir jam 1 pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
APHRODITE, ORINE [End]√√
FanfictionErine adalah anak pindahan dari luar negeri, ia ke Indonesia karena orang tua nya ada pekerjaan meskipun begitu dia juga sangat lancar bahasa Indonesia karena lahir sampai SMP kelas 1 di Indonesia dan Erine dipertemukan oleh Oline anak yang selalu c...