Bab-16

8K 686 79
                                    

Busetttt suka banget sama orang yang setiap paragraf komen, ceritaku serasa dihargai banget+jadi semangat buat up akunya.

Okeee mari mulai membaca, dan jangan lupa pencet dulu vote nya!!

______________

"Kita udah di rumah sakit, terus apa lagi Kak?" Nindy benar-benar tak mengerti apa yang Dewa lakukan. Setelah sampai rumah sakit dia dan Dewa hanya berdiam seperti ini tanpa tujuan sebenarnya apa maksudnya.

"Sebentar, gue lagi nunggu seseorang" balas Dewa sembari menatap Nindy dalam, bahkan ia sedari tadi memegang tangan Nindy erat, seperti ayah yang takut anaknya hilang.

Selang 5 menit kemudian setelah Dewa mengatakan itu, tiba-tiba hadir sosok pria paruh baya yang menghampiri mereka berdua.

"Kamu kenapa Son? Mengapa memanggil ayah ke sini" tanya pria paruh baya tersebut yang tak lain Jayden, ayah Dewa.

"Coba ayah Tes DNA sama Nindy!" suruh Dewa to the point, yang membuat Nindy heran sekaligus penasaran apa maksud semua ini.

Sedangkan Jayden yang mendengar anaknya berbicara tersebut pun, baru menyadari jika Dewa tidak sendirian, ia pun langsung menatap gadis disebelah Dewa dengan tatapan terkejut, sekaligus tertegun.

Deg

Jayden terdiam kaku, jantungnya berdetak kencang, wajah gadis ini benar-benar mirip seperti wajah almarhum istrinya saat masih muda. Tak disangka air mata Jayden  keluar sendiri.

"J-jihan?" lirihnya, tapi masih terdengar Nindy dan Dewa.

Nindy bingung sekaligus khawatir, kenapa pria paruh baya ini menangis setelah melihatnya, dan ia bahkan tau namanya.

"Om tau nama aku?," tanya Nindy yang malah membuat air mata Jayden nambah keluar banyak. Jadyen mengangguk, "Saya tau, nama kamu pasti Anindya Jihanala kan?" balasnya.

Nindy hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban, Jayden yang melihat itu langsung memeluk Nindy dengan erat.

Ehh maksudnya apa sih, pliss gue nggak paham sumpah. Pikir Nindy yang kaget sekaligus semakin penasaran, ada apa sebenarnya.

"Yah" Dewa memanggil ayahnya, ia tidak mau lama disini, dirinya benar-benar tak sabar ingin segera membuktikan tentang ini, sebenarnya Dewa tanpa tes DNA pun sudah percaya jika Nindy adalah adiknya. Tapi tidak untuk Nindy, siapa yang akan percaya jika tiba-tiba ada seseorang yang mengaku keluarganya, oleh sebab itu Dewa mencoba melakukan tes DNA ayahnya dengan Nindy agar sebagai bukti bahwa Nindy benar-benar adik kandungnya.

Jayden melepaskan pelukan itu, ia menatap Nindy dengan tatapan rindu.

"Kamu anak saya!" ungkap Jayden yang membuat Nindy bingung.

"Maaf Om, sebenarnya kenapa ya? Dan saya bukan anak anda" ujar Nindy yang membuat Dewa menghela nafas pelan.

"Tapi yang dikatakan Ayah gue itu benar" sahut Dewa semakin membuat kening Nindy mengernyit.

"Kalung yang lo pakai itu adalah milik Bunda gue, dia sempat memakaikan kalungnya ke adik gue sebelum hilangnya adik gue 13 tahun yang lalu." Jelas Dewa membuat Nindy terdiam.

"Dan wajah kamu persis seperti istri saya" sahut Jayden.

"Mana mungkin, i-ini pasti salah kan?" Nindy menggeleng tak percaya, jelas-jelas di novel tidak dijelaskan bahwa Nindy adalah anak orang kaya, dan Nindy bukan anak yang hilang.

Bagaimana bisa seperti ini.

"Gue udah tau pasti lo mikirnya gitu, makanya gue suruh lo ikut ke rumah sakit, karena gue mau membuktikan kalau lo memang adik gue."

Protagonist Girls [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang