Sl-09. Bagaimana?

339 26 1
                                    

"Kebahagiaan itu tidak akan kekal, jadi sebelum bersedih maka nikmatilah dulu."

Sa(l)ma

____

Rony Lian Sangkara tersenyum puas melihat pesan yang dia kirim sudah bercentang biru, artinya dia sudah berhasil mengirimkan sebuah rencana kepada adiknya. Setelah Alvan yang dia pintai bantuan kini Rony meminta adiknya untuk menyelesaikan apa yang dia minta, tetapi tidak untuk sekarang.

Semua peserta tentunya akan menikmati hari bebas mereka untuk keluar asrama, berjalan-jalan dengan teman atau mengunjungi rumah teman yang dekat untuk silahturahmi pada keluarga. Sama halnya dengan mereka berempat, setelah Minggu lalu mereka mengelilingi Jakarta kini saatnya untuk berdiam di rumah Rony saja, menyaksikan burung-burung bermacam warna yang ada di pekarangan rumah Rony.

Sebenarnya ini adalah permintaan Salma untuk berkunjung di rumah Rony karena Salma pikir, di rumah Rony adalah tempat aman dari kamera-kamera yang siap menyala jika ada dirinya, tetapi tidak tahu saja jika sudah ada sebuah video yang siap untuk dibagikan.

"Burung yang itu namanya apa, Kak Rony?" tanya Bila sambil menunjuk burung bewarna hijau bercampur merah yang terus saja berkicau.

"Mana gue tau, Bil, ini aja punya bapak gue," jawab Rony. Rony tidak suka dengan burung karena terlalu berisik katanya, dia beranggapan kicauan burung tidak seindah suaranya. Memang patut diacungi jempol tingkat kepercayaan dirinya.

"Oh iya Kak Salma." Mendengar namanya disebut, Salma langsung menoleh ke samping, tempat Bila duduk.

"Selamat ya, Kak, kemaren Kak Salma gak dapat kata-kata kasar lagi," ujar Bila dengan wajah yang murung, dia prihatin kepada Salma yang selalu mendapatkan ujaran kebencian. "Aku turut seneng ya, Kak, dan Kakak kemaren diposisi aman. Aku kalau jadi Kak Salma kayaknya gak kuat."

"Alhamdulillah, Bil." Hanya itu respon yang diberikan Salma. Didalamnya pikirannya masih banyak ocehan-ocehan yang tidak sinkron dengan hatinya.

Hatinya merasa senang dan bahagia tetapi dalam pikirannya terus saja berkata kalau ini hanya sementara, setelah ini akan ada lagi masalah yang menimpanya dan akan lagi ujaran kebencian yang didapat sedangkan pelaku terus tertawa bahagia tanpa adanya rasa ketakutan.

Jujur Salma benci orang itu dan berencana untuk tidak memaafkan walau dia menangis sampai banjir sekalipun. Salma memang hatinya lembut tetapi untuk satu orang itu, setidaknya dia harus merasakan apa yang Salma rasakan, walaupun itu mustahil akan terjadi.

"Gue akan balas, Sal, lo jangan khawatir," ujar Rony dalam hati. Semuanya akan dipertanggungjawabkan oleh pelaku dan itu melalui Rony.

***

"Aduh gak nyangka banget si Farhan kayak gini. Belum jadi artis aja udah skandal."

Rony terus saja tertawa mengingat salah satu komentar yang sempat dia baca sebelum ponselnya kembali disita. Berkumpul dengan kontestan lain membuat Rony terlihat aneh dimata mereka, tertawa sendiri tanpa ada hal yang jelas.

"Lo kenapa, Rony?" Tak langsung menjawab, Rony melirik Alvan dan kembali tertawa, Alvan hanya merespon dengan senyuman kecilnya saja.

"Si anjir malah ketawa," ujar Farhan dengan muka tidak seceria biasanya.

Karena tidak ada jawaban dari Rony, mereka kembali berbincang sampai dimana salah satu mereka mulai memulai kontestan satu dengan kontestan yang lain.

"Si Via untung berada diposisi aman kemarin."

"Tapi Salma peningkatannya kelihatan banget dari kemarin sejak itu, apa sih namanya lupa."

"Sejak duet sama Judika," sahut Rony tiba-tiba. Rony merasa inilah waktu yang tepat untuk menyindir Farhan secara halus, walau nantinya masih meleset tidak apa, setidaknya masih ada kemungkinan Farhan sadar dengan apa yang dia bicarakan.

"Nah iya, agak kaget sih, harusnya Rony kan?" tanya Farhan. "Malah Rony duet sama gue." Ada rasa tidak terima yang dia ucapkan, bagaimana tidak sejak dia beradu suara dengan Rony, dia mendapatkan perkataan yang buruk.

"Rezeki anak baik emang gitu gak, sih? Apa lagi orang yang dicurangi," ujar Alvan, matanya sedikit melirik Farhan yang menyesap rokoknya.

"Asli sih, padahal suara Salma bagus banget tapi ada aja satu akun yang menjelekkan Salma. Jujur gue curiga banget kalau pemilik akun itu salah satu dari kita." Pernyataan itu sanggup membuat Farhan kelabakan dan menjadi salah tingkah, gerakannya sangat ketara jika dia merasa takut.

"Jangan nuduh kek gitu, lah!" ucap Farhan dengan suara yang meninggi.

"Kok lo merasa gak terima gitu si, Han? jangan-jangan itu lo, ya?" Rony ikut menjadi kompor dalam percakapan ini, Rony akan membuat Farhan merasa tidak nyaman.

"Tauk, lo kenapa dah? Sensi karena foto ciuman lo tersebar?"

"Lagian kemarin pas dikasih kebebasan lo check in dimana? sampe ketahuan kek gitu." Setelah kata itu dikeluarkan mereka mulai tertawan, merasa apa yang dilakukan oleh Farhan adalah hal yang bodoh.

"Anjing kalian semua!" ucap Farhan, dia meninggalkan perkumpulan itu. Farhan tentu sangat marah, dia rasa dia akan kembali kalah dengan Salma.

Hal yang tidak bisa Farhan lakukan di dunia ini adalah mengalahkan Salma, hal jahat apa yang dilakukan akan selalu kembali pada dirinya sendiri. Sial, tapi itu tidak memebuat Farhan menyerah, dia memiliki ponsel cadangan yang khusus untuk mengunggah video buruk untuk Salma.

Farhan yang awalnya merasa kesal dengan ejekan temannya, kini dia merasa senang kembali karena telah mengunggah sebuah video untuk Salma. Dia berpikir rencananya akan berjalan mulus seperti biasanya tanpa tahu ada orang yang akan selalu menggagalkannya.

"Anjir si Farhan ngambek."

Perginya Farhan justru semakin membuat Rony tertawa puas. Dia berhasil membuat Farhan tidak nyaman dengan kondisi seperti ini, dia akan terus menghasut dua teman lainnya agar semakin mengejek Farhan, Rony tidak akan membuat dua temannya itu membenci Farhan tetapi dia akan membuat Farhan tidak betah dengan ejekan-ejekan yang temannya lontarkan kepadanya.

Rony tersenyum manis ketika melihat empat wanita yang baru saja keluar dari lift sembari tertawa. Salma, dengan kerudung hitamnya dia tertawa begitu manis dan tersirat kebahagiaan yang terpancar jelas dalam wajahnya. Rony menyukai itu.

"Salma cantik juga, ya."

"Oh jelas!" ujar Rony dengan bangga, memang hal itu harus diakui oleh semua orang kalau Salma memang secantik itu, tenang saja Rony tidak akan cemburu.

Seberapa banyaknya orang yang mengatakan Salma cantik akan kalah kepada Rony yang selalu ada disetiap Salma merasa sedih, itulah hal yang dibanggakan oleh Rony tersendiri.

"Jomblo, kan? Gue pacarin aja kalik ya?"

Sangat terkecuali jika kata ini dilontarkan, sangat jelas Rony akan menyangkal itu dengan sisa kesabarannya. "Yang ini jangan! di jidatnya udah ada hal milik itu, kalau gak percaya liat aja," ujarnya lalu menghampiri Salma yang sedang duduk sendiri sembari melihat lukisan.

"Ternyata Rony bisa suka juga sama orang." Alvan hanya menganggapi dengan tertawa kecil. Salma sudah merebut hati Rony yang awalnya kosong.

______

JUST FOR FICTION!














Sa(l)maTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang