Sl- 06. Jauhi Rony!

405 33 1
                                    

"Akhiri semua ini untuk menuju kebahagiaan. Jadi sebelum berakhir mari kita nikmati semua yang terjadi."

Sa(l)ma

____

"Sial."

Wajahnya terus saja berkeliaran di laman media, hal itu membuat Rony merasa kesal. Dia tidak masalah jika media itu menampilkan hal baik untuk dirinya meski komentar tidak fokus kepada Rony tapi tetapi saja membuat Rony marah.

Di salah satu akun yang pernah Rony tandai mengunggah sebuah video yang berisi dirinya dan Salma. Iya, Salma, dan itu yang membuat dia kesal. Adanya Salma di video itu membuat Rony tidak memiliki gairah untuk melakukan kegiatan apapun hari ini, walaupun hari ini adalah hari latihan.

Rony membaca komentar-komentar yang ada di akun itu, dari ribuan komentar yang tersaji banyak komentar kejam yang mengarah ke Salma dan Rony benci itu.

"Anjir sumpah Rony buta atau gimana, masa milih Salma dari pada Sintia sih."

"Cantikkan Sintia dari pada si Salma Salma itu."

"Gak bakal gue lepas ini orang," ujar Rony dengan geram.

"Gak terima gue anjir, Salma sama Rony."

Mengapa orang itu yang tidak terima? Rony terima-terima saja jika dia memiliki hubungan dengan Salma. Tapi itu semua tidak penting untuk saat ini, dia harus menghampiri Salma, mencegah dia untuk melihat dan membaca cibiran yang diberikan kepadanya.

Dengan berlari Rony menuju kamar asrama Salma. "Sal?" Panggilan pertama tidak ada yang menjawab.

"Salma?" Panggilan kedua direspon tetapi bukan Salma melainkan Via teman sekamar Salma. "Salma dimana?"

"Tak ada Salma," jawab Via dengan muka tidak bersahabat. "Salma pergi tadi."

Tanpa banyak bicara lagi, Rony langsung berlari menuju tempat dimana Salma biasanya berdiam ketika sedang banyak pikiran, tentunya tempat paling tinggi di gedung ini, tempat yang sering mereka habiskan malam bersama untuk berbagi pikiran.

Rony melambatkan langkah kakinya ketika melihat satu pria dengan satu wanita yang sedang bercanda, tertawa bahagia seakan tidak pernah menyakiti hati seseorang. Rony menatapnya dengan tajam, bisa saja tatapan itu menusuk jantung seseorang.

"Kemana, Bro?" sapa pria itu.

Rony tidak menjawab, dia kesal dengan kedua manusia ini. Karena dua orang ini Salmanya menjadi sedih dan Rony tidak bisa menerima itu.

Lagi dan lagi Rony harus melihat punggung wanita itu bergetar, sangat jelas jika orang itu sedang menangis. Rony berjanji ini akan menjadi yang terakhir, kalau bisa Rony akan menyita ponsel saat pemberian ponsel. Memang, peserta hanya diberikan ponsel satu kali dalam seminggu dan itu untuk menghubungi keluarga, tetapi tetap saja kata-kata buruk itu akan sampai ke yang dituju kapanpun.

Rony langsung mendekat dan mendekap kembali tubuh itu, pelukan cukup membuat perasaan lebih tenang. Tetapi badan itu terasa panas, iya! Salmanya demam.

"Sal, ayo balik ke asrama dulu," ujar Rony. Dia memapah Salma dengan pelan.

Ponsel Salma telah ada di tangannya, selagi Salma istirahat yang ditemani Bila dan Via, kini Rony mengutik ponsel Salma. Pesan apa lagi yang orang-orang jahat itu lontarkan kepada Salma.

"Jauhi Roni! kalau gak, Lo tau akibatnya!"

Akh sial! Seenaknya saja mengancam Salma, memang dia siapa Rony untuk menyuruh Salma menjauhi Rony. Menulis nama Rony saja salah.

"Wanita kek Lo gak pantas deket sama Rony, Sal! Tunggu paket Lo datang, Sal, gue bikin Lo trauma sampe gak fokus dan akhirnya Lo keluar dan gue bisa jadi pemenang."

"Jangan keluar asrama kalau lo gk mau kenapa-napa."

Rony benci sangat benci. Puas melihat pesan jahat yang dikirimkan untuk Salma kini Rony salah fokus pada satu pesan yang berisi kalimat semangat di akhir. Tetapi masih aja yang membuat Rony kesal dengan pesan tersebut, pengirim itu mengatakan jika Salma lebih cocok dengan Farhan si peserta lain, dari pada dirinya.

"Cocok?" ujar Rony dengan tersenyum kesal.

Farhan cocok dengan Salma? Salma cocok dengan perusak mental seperti Farhan? Rony benci mengetahui fakta jika Farhan lah yang menjadi dalang dari kejadian ini dikarenakan satu alasan yaitu selalu merasa dikalahkan dengan Salma.

"Gue bakal balas, bagaimanapun caranya. Tapi tidak sekarang," ucap Rony. Dia akan menunggu sebentar lagi saat Farhan keluar dan dirinya juga keluar dari acara ini, setelah itu semua masalah akan selesai.

Tapi jangan berpikir jika Rony akan bersabar untuk menunggu waktu itu tiba. Rony akan memberikan pelajaran secara perlahan sampai dia memundurkan diri dari acara itu.

"Sabar, Sal."

Sebelum berakhirnya masalah ini, Rony hanya bisa menyembuhkan luka Salma dengan pelan dan sedikit, tidak bisa terburu-buru karena dalang sendiri masih berada dalam satu tempat dengan dirinya.

Mendapat ijin dari Via, Rony memasuki kamar asrama Salma menemani Salma yang tertidur. Dahinya masih panas dan masih tidak ada tanda-tanda demamnya turun. Menatap wajah tenang itu sudah membuat Rony lega.

_________

Just for fiction, enjoy.

Sa(l)maTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang