"Perasaanku masih abu-abu untuk kamu. Jadi sebelum berwarna mari kita jalani dengan santai tapi bahagia."
Sa(l)ma
_____
Apa?
Mengharapkan Rony bakal menjaga Salma semalaman sampai tertidur dibawah kasur dengan tangan yang menggenggam tangan Salma? oh jelas itu tidak akan terjadi jika masih ada Via didalam.
Rony sanggup jika harus menjaga Salma semalaman sampai dirinya tertidur seperti cerita-cerita novel, tapi musuh bebuyutannya itu tidak akan membiarkan itu terjadi. Wanita dengan mulut pedas serta memiliki mulut nyaring itu, tidak akan membiarkan Rony mendekati Salma.
Karena satu buah penjepit rambut yang dihilangkan Rony sudah membuat Via marah dan terus jutek pada Rony. Rony akui memang dirinya bersalah karena menghilangkan satu-satunya benda yang diberikan oleh Ayahnya Via yang sudah tiada.
"Apa kau?!" sinis Via pada Rony yang cengengesan didepan pintu kamar.
"Salmanya ada?" tanya Rony.
Via mendengus, "sekali saja kau tak cari Salma bisa?" Via melengos meninggalkan Rony yang berdiri didepan pintu yang sudah tertutup sambil meniru ucapan Via dengan pelan.
Pintu kembali terbuka menampilkan Salma yang terdorong. "Nih Salma, kau bawa lah dia kemana." Pintu tertutup dengan kencang, memang tidak bisa santai Via ini.
Salma yang melihat itu hanya tersenyum kecil, memang sudah menjadi tabiat Via yang seperti ini, tapi Via juga teman Salma yang baik yang juga selalu ada selain Rony.
Berjalan berdua cukup membuat jantung Rony berdetak lebih kencang dari pada biasanya, Rony melihat tangan Salma, jika dia mengandeng tangan bersih ini apakah si pemilik bakal marah? atau malah menyambutnya dengan senang hati?
Rony menggelengkan kepala, menghapus pemikirannya. Sementara didepan sana terdapat kurir paket yang sedang mencari seseorang bernama Salma, dengan cepat Rony mengalihkan perhatian Salma.
"Sal ada Bila, tuh," tunjuk Rony pada posisi Bila. "Samperin sana." Rony mendorong pelan Salma untuk menemui Bila.
Selagi Salma dan Bila berbicara, Rony dengan cepat menghampiri si kurir, mengambil paket dengan atas nama Salma. Rony tidak langsung membuangnya melainkan membuka paket apa yang kira-kira dikirim oleh lelaki jahat itu.
Bangkai kucing dengan tulisan ancaman, jahat sekali isinya. Si pengirim bukan hanya membuat mental Salma rusak tetapi dia juga menghilangkan satu nyawa kucing yang tidak bersalah. Pengirim itu tahu jika Salma sangat menyukai kucing, dengan adanya kiriman ini pengirim berharap Salma berteriak dan menangis meraung-raung.
Tapi yang jelas tindakan itu semua tidak akan tersampaikan pada Salma karena masih ada Rony yang melindunginya.
"Mari kita lihat siapa yang bakal gila duluan," ujar Rony dengan pelan agar tidak terdengar oleh siapapun.
Berkali-kali Rony katakan jika ada yang menyakiti Salmanya maka Rony yang akan membalasnya meskipun Salma melarang, sudah cukup anak sebaik Salma selalu disakiti oleh orang-orang yang bahkan tidak tau bagaimana kepribadian Salma.
Jika Rony ditanya tipe ideal pasangannya maka dengan lantang Rony akan menyebutkan nama Salma berulang kali. Sudah cukup lama Rony menyimpan perasaannya mungkin sudah waktunya untuk mengatakan jika dia menyukai Salma, bukan hanya ingin melindungi Salma.
Anak itu terlihat kuat diluar tetapi di dalam hatinya dia sangat hancur, tertawa seakan tidak terjadi apa-apa tetapi ketika sendiri dia akan menangis. Tentu Rony tahu itu, dia selalu mengikuti Salma kemanapun pergi meski harus diam-diam tapi itu dulu, sebelum Rony menghentikan Salma untuk bunuh diri. Lalu kini Rony akan mengejar Salma dengan terang-terangan tidak peduli jika nantinya setelah semuanya selesai diketahui oleh netizen.
"Rony!" Salma menghampiri Rony dengan langkah yang cepat, wajahnya terlihat sumringah.
"Kenapa?" tanya Rony, tangannya berada dipundak Salma guna menahan tubuh Salma yang hampir terjatuh.
"Alvan udah kenalan sama orang tuanya Bila, tadi malam lewat ponsel. Aku seneng banget, deh." Tepukan tangan kecil turut menjadi gerakan gemas yang Salma rasakan.
Melihat Salma yang begitu lucu tepat dihadapan matanya membuat Rony tidak tahan untuk berdiri, kakinya melemas. Wanita yang biasanya tidak pernah selembut ini menjadi melunak dihadapannya. Ini menjadi sebuah harapan untuk Rony.
"Kamu mau juga?" tanya Rony.
"Hah? Mau apa?" ujar Salma yang terlihat kebingungan. "Kalau ngomong itu langsung aja, jangan kek gini."
"Mau ngenalin cowok ke orang tua kamu, Sal."
Salma membuang muka, dia malu tapi berusaha untuk menutupinya. "Apa coba," ujarnya sambil meninggalkan Rony yang masih tersenyum.
Rony tertawa, dia menyamakan langkahnya dengan langkah Salma. Dua pasang sepatu berwarna putih begitu senada membuat Rony ingin mengabadikannya.
"Ron," panggil Salma. "Ronyyy."
"Iya kenapa Salma?" Jawaban Rony kembali membuat Salma tersipu malu, bahkan pipinya kini sudah memerah.
"Makasih ya, Ron. Lagi dan lagi lo ada saat gue butuh pelukan bahkan lo datang sendiri. Gue gak tau harus berterima kasih bagaimana lagi ke lo, Ron, bahkan untuk sekedar traktir lo makan aja ditolak." Langkah kakinya berhenti begitu saja, atensinya dia berikan kepada Rony.
"Makasih banget ya, Rony," ujar Salma kembali.
Dia sedikit sungkan kepada Rony karena masih belum bisa membalas jasa Rony akhir-akhir ini, Rony selalu menolak apa yang dia beri.
"Ada satu hal yang cuman gue mau dari lo, Sal." Mata Rony terus menatap mata Salma.
"Apa?"
"Bisa berjanji?" Rony sodorkan tangan kelingkingnya untuk berkaitan dengan kelingking Salma.
Salma membalas hari keliling itu, "janji."
"Lo cukup bertahan di dunia ini, di dunia yang ada lo dan gue. Apapun yang lo alami silahkan cerita ke gue, gue selalu sediain tempat buat lo cerita, Sal. Percaya ke gue ya, Sal, kalau gue bisa buat lo aman dan nyaman."
Perkataan Rony hampir membuat Salma menangis, jika boleh jujur tidak ada teman Salma yang seperti Rony. Yang selalu ada saat dirinya butuh disaat mereka baru saja dekat, selama ini Salma hanya memiliki teman yang sekedar teman.
Jika Salma merasa tersentuh dengan perkataan Rony. Sedangkan Rony sendiri akan sakit hati jika tau Salma yang dia sudah klaim akan menjadi pacarnya, hanya menganggap dirinya sekedar TEMAN saja.
____
Just for fiction

KAMU SEDANG MEMBACA
Sa(l)ma
ФанфикSalah satu ajang pencarian bakat hampir saja menelan korban bunuh diri dikarenakan tidak kuat dengan segala hujatan yang dijatuhkan pada dirinya. Aliyyah Salma Oktavia, perjuangannya selama bertahun-tahun akan sia-sia jika dia tidak mendengar teria...