Sl-11. Perbuatan kamu?

372 33 0
                                    

"Apakah ini sudah waktunya untuk mengatakan rasa satu sama lain? Kalau iya mari kita bikin kisah ini romantis."

Sa(l)ma

***

Farhan sudah tidak mendapatkan lagi cara untuk menyingkirkan Salma dari kompetensi ini, semua orang sudah tidak percaya kepada akun anonim yang dibuat oleh Farhan sejak identitas dirinya diketahui kalau akun itu adalah milik dirinya.

Farhan sudah pasrah jika malam ini dirinya harus pulang dan tidak dapat melanjutkan perjalanannya, Salma memenangkan kembali dan dirinya kembali dikalahkan oleh Salma. 

Kebaikan akan selalu menang meskipun di akhir cerita, kini Salma kembali mendapatkan atensi dari netizen sebab dia membawakan sepenggal lagu ciptaanya sendiri, lagu itu berhasil membawa nama Salma lebih dikenal masyarakat luas. Followers fanbase yang awalnya ratusan kini sudah menduduki angka ribuan.

Farhan tidak mengundurkan diri tetapi kini dia cukup menunggu voting yang semakin menurun, sudah dipastikan Farhan akan keluar dari kompetensi malam ini. 

Melihat penampilan dari Salmanya membuat Rony tersenyum bangga, pujaannya itu memang pandai dalam menyembunyikan perasaannya, jadi tidak heran jika Rony sulit untuk menebak perasaan Salma kepadanya.

"Mantep, Sal," ujar Rony kepada Salma. Dia membersihkan kursi yang akan diduduki oleh Salma, hal itu tidak luput dari pandangan Salma tentunya.

"Habis ini giliran siapa?" tanya Salma.

"Si Farhan."

Salma mengangguk, dia cukup penasaran dengan penampilan teman  kecil yang kini jadi musuhnya itu, apakah kembali mendapat atensi dari masyarakat. Faktanya yang terjadi di lapangan adalah pendukung Farhan yang menjadi berkurang, kini hanya ada sekitar sepuluh orang untuk mendukungnya, sungguh perbedaan yang drastis dari Minggu-minggu sebelumnya.

"Giliran kamu, Rony. Semangat!" ujar Salma, dia memberikan senyum terbaiknya untuk Rony.  Sedangkan Rony yang mendapatkannya kini tidak bisa mengatur detak jantungnya, bukan gugup melainkan terlalu terpesona dengan tingkah Salma. Tolong ingatkan Rony untuk mengatakan perasaannya nanti.

***
Pengumuman eliminasi menjadi momen menakutkan setiap minggunya, suara pembawa acara yang seakan mengulur pengumuman membuat jantung para peserta seakan copot dari tempatnya.

"Aliyyah Salma Oktavia, maaf posisi kamu...." Rony mengeratkan genggamannya pada Salma, memberikan sisa tenaganya agar Salma tidak terlalu tegang.

"Aman!" Ucapan syukur keluar dari bibir Salma, berapa senangnya dia masih bisa melanjutkan perjalanan ke babak selanjutnya. Rony yang mendengarkan bahwa pujaan hatinya dalam posisi aman merasa begitu bahagia.

"Rony Lian Sangkara...." Rony tidak segugup Salma, sebab dia tahu bahwa dirinya akan melewati babak selanjutnya. Kepercayaan diri selalu melekat disisi Rony.

"Kamu dapat menyusul Salma ke babak selanjutnya!" Rony mengusap wajahnya dengan kedua tangan, teriakan penggemarnya menggelegar dalam studio itu. Mulut yang mengunyah permen karet itu semakin membuat tampangnya terkesan songong.

"Percaya diri sekali," ujar Salma, dia menerima pelukan singkat dari Rony.

Sesuai harapan, Farhan benar-benar meninggalkan kompetensi, sorakan bahagia begitu terdengar jelas dalam studio tersebut dan itu menyakitkan bagi Farhan. Korban dari Farhan  sendiri tidak tega melihat Farhan diolok-olok sebegitu kerasnya, Salma berpikir pasti orang tua dari Farhan tersakiti hatinya melihat anak kesayangannya mendapat banyak cibiran.

"Mau kemana?" tanya Rony ketika Salma beranjak dari sisinya.

"Mau ke mereka." Salma menunjuk pada orang tua Farhan.

Rony menahan tangan Salma, "ngapain?"

"Kam

gak lihat orang tuanya sampe gitu? mereka sedih banget, Rony!"

"Lalu?" ujar Rony.

"Lalu apa? aku kenal mereka, Rony."

"Kenapa memangnya kalau kenal? Gak semua orang harus dikasihani, Sal, memang Lo pernah ditanyain kabar saat lo sendiri ada dikondisi terpuruk?"

Salma terdiam, keluarga Farhan sendiri memang tidak pernah menanyakan kondisinya sekedar basa-basi meski mereka memiliki hubungan yang cukup dekat. Tetapi Salma masih memiliki rasa kasihan sehingga dia tetap menghampiri orang tua Farhan tanpa mengindahkan perkataan Rony tadi.

"Ngapain kamu mau ngejek Farhan karena kalah dari kamu lagi?" Salma yang akan mengucapkan kata penyemangat mendadak berhenti, kini dia menyesal tidak mendengarkan apa kata Rony.

"Tidak Tante, aku hanya...."

"Hallah, banyak bicara kamu! iya tau anak saya sudah kalah dari kamu, gak usah ngasih tampang sok sedih gitu, pasti kamu senang, Kan!"

Salma terkejut saat tangannya ditarik begitu saja oleh Rony. Tanpa mengungkap sepatah kata apapun Rony dan Salma pergi dari tempat itu dan lebih memilih menyapa penggemarnya, seharusnya memang begitu yang dilakukan oleh Salma, bukan menghampiri orang tidak tau diri.

Marah? tentu jelas, tapi Rony harus menjaga setiap kata yang keluar dari mulutnya, dirinya sudah memasuki dunia entertainment yang dimana setiap tindakan dan perkataannya akan dinilai oleh semua orang. Menjengkelkan memang tapi hal ini lah yang ditunggu-tunggu oleh Rony sejak lama.

Tidak ada tempat tenang lagi selain rooftop gedung tinggi milik stasiun siaran tv, selain tempat tongkrongan Salma, Rony dan teman+temannya, rooftop biasanya menjadi tempat mendaratnya helikopter pemilik gedung tinggi ini. Salma dan Rony melakukan hal yang sama setiap malam Selasa, duduk berdua diatas gedung menikmati angin Jakarta yang tidak terlalu sejuk seperti kampung halaman Salma.

"Lo ngapain tadi sih, Sal! Kan gue udah bilang, gak usah samperin mereka." Oktaf suara Rony meninggi tapi tidak sampai membentak, Rony masih memiliki akal untuk tidak membentak calon pacarnya.

"Kan gue kasihan Rony," ujar Salma.

Rony berdecak, merasa tidak setuju apa yang dikatakan oleh Salma. "Lo kenapa kok kayak gak suka gitu sama orang tuanya Farhan?"

Rony menatap Salma seakan tak percaya. "Lo serius nanya gitu, Sal? Setelah apa yang dilakukan oleh Farhan untuk buat karir lo hancur? Kadang lo ada gilanya ya, Salma!" Rony menghela napas sabar. Mengapa wanita idamannya ini terlalu naif, bahkan Rony sempat tidak dapat membedakan Salma ini sebenarnya terlalu peduli atau bodoh.

Tolong jangan beritahukan Salma jika Rony mengatai dirinya bodoh. Hal itu terjadi secara spontan saja ketika melihat respon yang diberikan Salma.

"Tapi ini sebagai rasa peduli saja, Rony. Kok, lo segitu gak sukanya sih sama Farhan? Terus pas Farhan ketahuan pertama kali kalau dia dalangnya respon lo bahagia, bahkan Alvan saja sumringah. Jangan-jangan Lo dibalik terungkapnya akun anonim yang dipegang Farhan itu?"

Salma memicingkan matanya dengan jari telunjuk yang menghadap kearah Rony. Salma menuntut penjelasan darinya, sudah lama Salma ingin mengetahui bagaimana awal dari terungkapnya perundungan yang dialaminya, sangat tidak mungkin jika hanya mengandalkan netizen untuk mengungkapkan. Bukan Salma tidak percaya kekuatan netizen, pasalnya dia saat itu sedang dibully dan tidak memiliki pembelaan. Jika tidak orang terdekatnya siapa yang akan melakukan hal ini kepada Farhan?

"Kalaupun iya kenapa?" ujar Rony menantang.  "Dan kalau bukan, kenapa?"

______________

JUST FOR THE FICTION







Sa(l)maTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang