Sl- 03. Obat itu kamu

471 33 2
                                    

Fake chat masih berhubungan dengan jalannya cerita🍣 di tiktok

Semua mata tertuju pada dirinya, rasa gugup mulai menyerang serta pikiran-pikiran buruk berdatangan, bagaimana jika habis ini semua komentar komentar jahat kembali datang menyerang dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua mata tertuju pada dirinya, rasa gugup mulai menyerang serta pikiran-pikiran buruk berdatangan, bagaimana jika habis ini semua komentar komentar jahat kembali datang menyerang dirinya.

Sebelum bermulai bernyanyi Salma menghela napas guna menenangkan hatinya yang gugup. Dia pasti bisa, pasti!

Didepan sana banyak orang tetapi tidak untuk mendukung dirinya, mereka semua penggemar dan keluarga dari teman-temannya. Salma hanya memiliki lima orang pendukung saja, sangat jomplang jika dibandingkan dengan pendukung peserta lain. Salma tidak masalah dengan itu, tapi yang ia masalahkan adalah mentalnya yang akan kembali diuji sehabis acara ini selesai.

Lagu dengan durasi tiga menit sudah dia selesaikan, semua juri memberikan standing ovation pada Salma. Salma mulai berandai-andai, jika saja untuk lolos ke babak berikutnya murni hasil nilai juri mungkin dia sudah lolos dengan mudahnya tetapi sayang untuk lolos ke babak berikutnya harus melalui pilihan masyarakat umum.

Rony bertepuk tangan dengan meriahnya di balik layar tapi tidak ada yang tau jika dibalik hatinya dia merasa khawatir kepada Salma. Rony yakin akan ada kata-kata buruk yang akan Salma kembali dapati.

"Sal, Lo hebat," ujar Rony, tangannya memperbaiki kursi yang akan diduduki Salma.

"Tapi gue takut, Ron," bisik Salma.

Rony memberikan senyuman kecilnya dengan tatapan yang lembut. "Gue bisa nemenin, habis ini liat gue tampil dulu, jangan pergi sendirian." Salma mengangguk patuh, disaat seperti ini dia memang membutuhkan seorang Rony disampingnya.

Ada perbedaan saat Salma dan Rony tampil, perbedaannya berada pada teriakan penggemar. Saat Salma menyelesaikan lagunya hanya lima orang saja yang terdengar teriakannya, yang lain hanya memberikan tepukan tangan yang tidak bertenaga bahkan suaranya saja tidak muncul. Sedangkan Rony, tepukan serta seruan namanya terdengar begitu nyaring.

Salma menjadi berpikir, bagaimana rasanya di sukai banyak orang?

***

Di kota tidak ada yang namanya malam, semuanya berjalan seperti biasa bahkan kendaraan masih berlalu lalang dengan banyaknya. Gelapnya malam membuat bintang-bintang biasanya terlihat, tetapi malam ini cuaca sedang murung, bintang-bintang enggan menampakkan dirinya.

"Salma! Kenapa gak nungguin gue selesai!" ujar Rony dengan kesal. Temannya satu ini tidak pernah mendengarkan perkataannya.

"Sal?" Punggungnya terlihat bergetar, Rony segera mendekat. "Lo liat ponsel, Sal? Astaga Salma." Rony merebut ponsel Salma yang kemudian dia kantongi, Rony tidak akan membuat Salma membuka kembali ponsel itu.

"Ada lagi, Ron," beritahu Salma.

Rony mengangguk, dia mengambil posisi di sebelah Salma mempersempit jarak dan memeluknya dengan satu tangan. "Ayo nangis, mumpung ada pundak gue."

Selagi Salma menangis dipundaknya, Rony melihat komentar komentar orang-orang yang merasa paling sempurna.

"Anjir nih orang masih ikutan? Gak kapok apa? Bentar lagi paling kalah wkwkw."

Bukannya ada pepatah yang mengatakan terus semangat dan terus berjuang agar mendapatkan hasil terbaik? lalu mengapa Salma berjuang tapi dikomentari?

"Gue kasihan sama Sintia anjir, suaranya jauh sama si Salma tapi malah tereliminasi."

Lalu mengapa jika Salma masih berlanjut sampa kini? Berarti kemampuan Salma lebih baik dari pada Sintia.

"Suaranya serak serak berserakan."

"Yakin banget ini mah Ter eliminasi."

Rony mulai membandingkan akun akun yang memberikan komentar jahat dari postingan sebelumnya dengan yang baru dan hasilnya mereka adalah akun yang sama dari sebelumnya. Terlihat ada yang membela dan ada yang menyetujuinya, tetapi satu yang menarik perhatian Rony adalah DM dari Instagram Salma.

"Lo diancem, sal? Kenapa gak bilang?" Salma mengangguk, dia mulai mengangkat kepalanya dan menatap langit tanpa bintang.

"Itu alasan Lo jarang keluar gedung? Bahkan keluar kamar?" Salma mengangguk kembali, Rony menghela napas yang sudah keberapa kalinya hanya gara-gara wanita satu ini.

Mengapa bisa dia menyimpan semuanya sendirian, bukankah dia memiliki satu teman dekat?

"Mulai sekarang jangan takut, Sal, gue udah bilang kalau gue bakal jaga lo terus. Kalau mau kemana-mana hubungi gue dulu, jika gue gak bisa dihubungi lo bisa ketok pintu kamar gue, Sal."

Ancaman-ancaman yang diberikan ini sungguh mengerikan, pantas saja jika Salma takut untuk keluar bahkan keluar kamar sekalipun. Wanita mana yang berani, dia melanjutkan kompetensi saja sudah syukur.

Salma menatap Rony dengan intens. "Lo bener bener peduli sama gue, Ron? Kenapa? Kita gak dekat sebelumnya."

"Gue punya adik cewek, Sal, ngelihat lo di giniin gue takut adik cewek gue juga merasakan hal sama." Rony tidak berbohong mengatakan itu walaupun masih ada satu alasan yang tidak bisa dia sebutkan dengan gamblang dihadapan Salma, akan ada waktunya dia mengatakan sejujurnya.

"Makasih banget, Ron." Rony mengangguk. "Keluarga lo tau?" tanya Rony.

"Tau, tapi gue bilang baik-baik saja. Nyatanya komentar mereka di postingan tidak sejahat pesan yang mereka kirimkan ke gue, kan?"

Benar, pesan yang Salma dapatkan lebih kejam dari apa yang di dapatkan dalam komentar. Rony menatap mata Salma yang sayu, sungguh kasihan wanita ini.

Memeluk adalah salah satu cara Rony untuk menenangkan Salma, dengan pelukan, Rony harap Salma menjadi lebih tenang dan lebih berani untuk menghadapi masalah yang ada.

"Gue gak mau bilang semangat, tapi bertahan ya, Sal. Gue ada disamping lo, akan selalu bersama, akan jagain lo, tolong jangan jauh-jauh dari gue ya, Sal."

Obat tidak selalu berbentuk pil atau sirup, tetapi obat dapat berbentuk manusia yang memberikan pundaknya untuk bersandar, memberikan tangannya untuk menenangkan dan kata-kata perlindungan sudah cukup dikatakan obat. Rony adalah obat untuk Salma, selama ini dia pendam sendiri namun kini ada Rony yang akan mendengarkan dirinya.

_______

Just for fiction, Enjoy your life






Sa(l)maTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang