"Kata perkata yang kamu berikan akan selalu dia ingat. Jadi sebelum merasakan hal yang sama, mari kita bermain-main terlebih dahulu."
Sa(l)ma
____
Salma menatap ponselnya dengan was-was, ingin membuka tapi takut dengan suara notifikasi yang selalu dia dapatkan selama ini. Tapi jika tidak dibuka, dia tidak bisa menghubungi keluarganya. Ini menjadi hal yang sulit bagi Salma, seakan ponsel yang dia pegang adalah penentu kesehatan mental Salma.
Dikala kebingungan Salma, pintu terbuka menampilkan seorang pria yang sedang mengapit sebatang rokok. Berpura-pura tidak sadar jika disana tidak ada hanya dirinya.
"Loh, Sal?" ujarnya dengan suara terkejut yang dibuat-buat. "Disini juga ternyata."
Tidak ada pembicaraan hanya asap rokok yang berterbangan. Rony yang fokus dengan rokok sesekali dia melirik Salma yang ada disampingnya yang terus saja menatap pada ponsel digenggamannya.
"Kenapa dipegang doang?" tanya Rony.
Salma hanya memberikan gelengan kepala sebagai jawaban dari pertanyaan Rony.
"Coba buka, Sal. Gak mungkin ada notif notif yang lo benci itu, kalau gak percaya liat aja sendiri."
Salma sangat mempercayai Rony, maka dari itu dia mengikuti apa yang diucapkan oleh Rony. Dengan perasaan tidak tenang dia menekan tombol untuk mengaktifkan data seluler, dan benar adanya, Rony tidak berbohong. Hanya ada pesan dari orang tua dan kerabatnya, notifikasi yang selama ini dia dapati tidak ada.
"Bener kan, Sal."
Sungguh Salma tidak percaya dengan semua yang terjadi pada hari ini, sejak mengambil posisi kembali dari ajang pencarian bakat, ini baru pertama kalinya dia tidak mendapatkan kata-kata yang menyakiti hatinya. Dengan semangat Salma membuka aplikasi media sosialnya miliknya dan membaca komentar orang satu persatu, terlalu dominan pujian.
"Ternyata suara Salma bagus juga, ya."
"Duet sama Judika? brohh? bakal winner gk sih."
"Katanya yang bisa duet sama Judika bakal juara."
"Tim gk pernah hujat Salma, jadi bebas mau muji kek manapun sekarang."
"Otw jadi fans Salma."
"Akun @akalogi ini tukang hujat Salma ya? baru sadar lagi."
"Salma yang bisa masuk kampus seni dengan jurusan musik rasanya tidak masuk akal jika tidak bisa mengenakan lagu, apa lagi pengalamannya yang katanya seabrek. Tp suka heran aja sama netizen yang hujat dia, gws deh mbak."
"Bagaimana bisa?" tanya Salma kepada Rony, sangat jelas jika dia kaget dengan respon orang luar tentang dirinya.
Yang biasanya Salma berada selalu di posisi tidak aman, namun kali ini vote dirinya menjadi yang cukup baik, tentunya tidak sebaik ketiga temannya. Salma tidak tau jika dampak dari duet dengan Judika bisa menghasilkan banyak respon positif.
"Ya bisa lah, Sal," jawab Rony.
"Ya kok bisa, Ron, bahkan list untuk gue duet sama Judika tuh gak ada sama sekali."
Rony tentu tidak akan menceritakannya kepada Salma, bagaimana perjuangannya agar bisa adu suara bersama Judika, biarkan Rony, Alvan dan pelatih mereka saja yang tahu.
***
Rony dengan rokoknya adalah satu kesatuan yang mungkin tidak dapet dipisahkan, namun ada satu hal yang membuat teman dekatnya menggelengkan kepala dengan statement yang dia lontarkan, dia akan berhenti merokok ketika sudah mendapatkan wanita yang menyuruhnya dia berhenti. Membahayakan hidupnya hanya untuk mendapatkan perhatian.Sama halnya dengan kali ini, Alvan yang tidak merokok merasa risih dengan kehadiran Rony dengan asapnya, tapi sayangnya Rony tidak menghiraukan itu.
"Tolonglah, Ron, lo buang tuh rokok," ujar Alvan, dia sudah tidak betah dengan asap yang selalu mengejarnya itu, dia menjadi sesak.
Rony melihat kesampingnya, Alvan menutupi hidungnya dengan baju. "Ohh oke oke, sory." Pada akhirnya Rony membuang rokok itu kebawah dan menginjaknya.
"Udah liat sosial media Salma belum?" tanya Alvan. "Kali ini lo berhasil, Rony." Alvan menepuk pundak Rony, dia senang jika temannya ini berhasil melindungi orang yang dia sayang.
"Sudah, btw makasih ya, Van, udah bantuin gue," ujar Rony.
Sangat jelas jika ini ada campur tangan dari Alvan, Rony tidak bakal bisa jika ini dikerjakan sendirian tanpa ada bantuan. Rony butuh Alvan untuk menukarkan pikiran, bertanya apakah ini salah atau sudah betul.
"Gue gak tau kalau bujuk Kak Sarah semudah ini," ujar Alvan.
Kak Sarah adalah pengarah vokal untuk season ini. Perawakannya yang tegas dan terkesan galak ternyata sangat mudah buat Alvan taklukan.
Rony tidak berani kepada Kak Sarah karena dia pernah dimarahi karena pernah salah lirik maka dari itu, Rony menyuruh Alvan untuk membujuk Kak Sarah.
Dua hari sebelum tampil, para peserta akan diberikan list duet, sangat kebetulan Rony mendapatkan partner duet bersama Judika. Rony tahu jika dampak duet dengan Judika adalah hal yang besar, dia bisa dipuji jika dapat menyambungi suara Judika, banyak hal pujian yang akan dilontarkan, tapi Rony tidak peduli dengan itu, sudah cukup pujian yang dia dapatkan selama ini tapi bukan berarti dia ingin mendapatkan hujatan.
Rony meminta bantuan Alvan untuk membujuk Kak Sarah agar partner duetnya ditukar dengan Salma dan pada akhirnya Rony bersama Farhan. Juri hanya lima orang sedangkan peserta masih tersisa Sembilan orang, jadi peserta yang tidak kebagian duet bersama Juri maka akan bergabung bersama peserta lain. Maka dari itu dia menukar partnernya dengan Salma.
Jika Salma mendapatkan pujian karena bersama Judika dan Farhan akan menerima ujaran ketidak sukaan, menurut netizen suaranya terbanting dengan suara Rony, itu memang sangat jelas.
Rony tersenyum jahat membaca ujaran-ujaran yang diberikan kepada Farhan dan tentunya itu yang diharapkan Rony. Apa yang Farhan lakukan sebelumnya akan kembali kepadanya sendiri, tentunya dari tangan Rony. Dia sangat menginginkan ujaran kebencian cepat datang kepada Farhan, agar dia tau rasanya bagaimana jika dibenci oleh banyak orang, tidak akan Rony biarkan jika itu hanya terjadi kepada Salma.
"Just wait."
____
JUST FOR FICTION.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sa(l)ma
FanfictionSalah satu ajang pencarian bakat hampir saja menelan korban bunuh diri dikarenakan tidak kuat dengan segala hujatan yang dijatuhkan pada dirinya. Aliyyah Salma Oktavia, perjuangannya selama bertahun-tahun akan sia-sia jika dia tidak mendengar teria...