Sl-10. Delapan orang

408 27 0
                                    

"Sebelum dihakimi banyak orang, jadi rasakan dulu dihakimin oleh delapan orang itu saja."

Sa(l)ma

___

Rooftop memang tempat yang paling nyaman untuk menjadi tempat nongkrong, cuaca malam sangat cocok untuk membicarakan hal random yang pernah ada, apa lagi sudah melewati jam tengah malam, semua yang terlintas dipikiran akan dibahas sampai menemukan jawaban.

Jangan harap jika tidak ada gorengan di depan mereka, pasalnya meskipun mereka penyanyi makanan seperti gorengan tetap mereka makan sesekali.

Sudah banyak kali orang sekitarnya berbicara tetapi mata Rony terus berlabuh pada Salma, tidak bosan Rony mengatakan jika Salma sangat indah. Kerudung dililit ke belakang adalah hal yang sangat disukai oleh Rony, karena dia merasa model kerudung itu sangat cocok jika dipakai Salma.

Senyumannya, kedipan matanya semuanya menjadi pemandangan yang sangat indah dan itu membuat jantungnya berdetak lebih cepat. Rony sangat menyukai Salma, tapi dia masih belum bisa mengatakan itu.

"Ron?" panggil Salma. "Rony!" Terlalu larut menatap bidadari di depannya, Rony sampai tidak sadar jika bidadari itu memanggil namanya.

"Hah? Kenapa?"

"Kenapa lo mandang gue terus?" tanya Salma sambil berbisik, tidak ingin teman-temannya yang lain mengetahui kegiatan yang Rony lakukan sedari tadi.

"Lo cantik," ujar Rony.

Perempuan mana yang tidak salah tingkah jika dikatakan cantik oleh pria? Semua perempuan butuh validasi itu untuk merasa percaya diri, begitupun dengan Salma. Dia senang saat dikatakan cantik oleh Rony, dengan begitu jika ia berjalan bersama Rony tidak akan merasa terbanting dengan visual yang Rony punya.

Untuk menutupi salah tingkah itu, Salma membungkam mulut Rony dengan satu gorengan utuh. Tentu kelakuan Salma itu mendapatkan perhatian dari teman-temannya.

"Lo kenapa, Sal?"

"Hah? gue kenapa?" ucap Salma.

"Itu masukin risol ke mulut Rony.  Rony bisikin apa ke lo Sal, sampe salah tingkah kek gitu."

Dan iya, teman-temannya memperhatikan tingkahnya sedari tadi bersama Rony, Salma pikir mereka sibuk dengan bicaraanya ternyata tidak. Perkataan temannya itu membuat Salma semakin menunduk, dia malu.

"Kalian pacaran?" Pertanyaan satu ini langsung membuat Salma mendelik, namun berbeda dengan Rony yang semakin memasang wajah sumringah.

Jujur, Rony sangat ingin mengatakan iya tapi dia masih sadar diri kalau sampai saat ini, dirinya dan Salma masih belum ada hubungan apapun, mereka masih terjebak dalam ikatan pertemanan.

"Enggak, kok." Salma langsung menjawab dengan cepat.

"Pacaran atau enggaknya yang penting kalau mau ciuman jangan di depan publik, takut kesebar, mana belum jadi artis lagi."

Ini hal yang Rony suka. Rony membenarkan letak duduknya agar lebih leluasa untuk mendengarkan pembicaraan yang akan memanas di dinginnya cuaca malam.

"Anjir betul, kan kalau gini netizen hilang respect. Mungkin Minggu depan udah keluar tuh. Iya kan, Han." Tidak tanggung-tanggung orang itu langsung menyebut nama.

Sa(l)maTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang