"Gimana kalo kita taruhan? Gua tantang lu berdua kalahin gua dalam satu putaran ini," ucap seorang berambut pirang yang masih mempunyai darah Korea dan Australia dalam tubuhnya itu. Kedua temannya itu mengangguk antusias.
"Boleh aja. Asal lu berdua bakalan traktir gua kalo lu berdua kalah dari gua," ucap lelaki berambut merah dengan bibirnya yang seksi. Lelaki yang memiliki bisep paling besar itu mendengus kasar.
"Ya lu juga harus lakuin hal yang sama lah kalo gua sama bang Krish menang, memble! Enak ae lu cuma minta gratisan doang tapi gak mau traktir juga!" ucapnya kesal. Lelaki berambut merah itu memutar kedua bola matanya kesal.
"Nama gua Haris lah! Memble, memble. Santai aja kali bang Abin! Kek gua gak ada duit aja!" ucap Haris kesal. Krishna terkekeh.
"Udah lah, Ris, Bin, mending mulai aja balapannya! Besok kan ada demo tuh, mending kita jadi provokator seperti biasa. Lumayan loh duit bayarannya!" ucap Krishna. Haris dan Bintang membelalakkan matanya.
"Seriusan lu, bang?" tanya Haris sedangkan Bintang hanya mengangguk.
"Iya beneran. Lumayan kan buat dugem lagi?" pikir Krishna. Bintang tersenyum girang.
"Wah, ide bagus bang!" ucap Bintang setuju.
"Ya udah sekarang kita selesein ini dulu. Urusan demo, biar jadi urusan nanti!" ucap Haris bersemangat. Krishna dan Bintang tersenyum remeh.
"Siapa takut!" seru Bintang. Krishna tersenyum miring.
"One, two, three!"
Brem
Ketiga motor sport milik Krishna, Bintang dan Haris akhirnya melaju kencang di tengah jalanan yang sangat lengang.
*****
"Duh ini gua kudu gimana ya?" pikir seorang lelaki yang sedang duduk di depan pangkalan tukang ojek. Lelaki berwajah imut itu terlihat uring-uringan karena ada berkas miliknya itu yang tertinggal di perpustakaan kampusnya itu dan khawatir berkas miliknya dibuang oleh petugas perpustakaan kampusnya.
"Gua pengen balik lagi, tapi gua udah gak ada duit. Mana gua turun dari bus pas udah setengah perjalanan menuju rumah kek gini. Argh! Bego banget lu, Han!" ucapnya kesal sembari mengacak-acak rambutnya yang sudah mulai lepek karena keringat dinginnya.
"Mana tadi pagi pake ada drama ilang duit ceban. Gua kan jadinya gak bisa jajan!" rutuknya lagi. Di saat kegundahannya, ia melihat ada seseorang yang ia sangat kenal, sedang menaiki motor sport miliknya dengan kecepatan sedang. Lelaki itu terbelalak senang.
"EIT, EIT, STOP!" Ia segera menghentikan laju motor sport itu dengan cara menghalangi jalannya. Sehingga seseorang yang menyetir motor itu mengerem dengan susah payah.
"ANJING LU MAU MATI YA, HANDOKO?!" rutuk pengemudi motor sport itu marah. Lelaki imut bernama Handoko itu tersenyum lebar.
"Sorry kak Hanan. Gua urgent banget soalnya!" ucap Handoko memelas. Gadis yang bernama Hanan yang lebih tua dua tahun dari Handoko itu mengernyit.
"Napa lu?" tanyanya singkat. Handoko merengut.
"Ih astaghfirullah. Jutek amat sih kak, sama calon suami sendiri!" ucapnya dibuat memelas. Hanan bergidik mual.
"Hoek, najis banget. Geli gua dengernya!" ucapnya pedas. Handoko merengut lagi.
"Please lah kak, temenin gua ke kampus ya?" pinta Handoko memohon. Hanan mendelik.
"Gak mau lah anjir, orang kampus lu sama kampus gua beda. Muter lagi ntar gua soalnya jalannya diperboden ada orang demo anak kampus lu. Pengen ke sekre fotografi gua!" ucap Hanan. Handoko menarik lengan Hanan dan menciuminya -memohon lebih tepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Creepy Campus • Chanbinhyun ✓
Horreur"𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝓘𝓷𝓭𝓲-𝓖𝓸!" (Feat. Han Jisung & Junhan) Menceritakan ketiga mahasiswa di salah satu universitas swasta Jakarta Selatan yaitu Universitas Tujuan Bangsa yang sedang melakukan demo, namun sayangnya mereka bertiga harus dikejar oleh...