16. Jadi Sebenarnya Kita? [END]

46 14 7
                                    

"AAAAAAA JANGAN MAKAN GUA!" Hanan dan Handoko berpandangan sejenak.

"Eh, dek. Ini gua. Orang, gua orang. Bukan setan!" ucap Handoko. Hanan mengangguk.

"Serius bukan setan?" tanya Ajun. Hanan dan Handoko menggeleng pelan.

"Nih, kita napak tanah," jawab Handoko. Hanan mengangguk.

"Kalo gitu tolongin gua bang! Gua dari tadi dijagal sama setan, bang. Gua takut bang!" ucap Ajun langsung. Hanan dan Handoko berpandangan. Mereka melihat kemeja Ajun yang tersangkut pada kawat besi rak buku perpustakaan fakultasnya itu.

"Lu tuh cuma kecangkol rak buku doang, bege!" ucap Handoko sembari menghela napasnya. Ajun terbelalak. Ia segera mengecek lengannya itu dengan mata yang sedikit dipejamkan dan betapa terkejutnya saat ia melihat lengannya hanya tersangkut pada kawat rak buku yang patah.

"Sumpah bang, demi Allah tadi gua dijagal setan! Kalo gak percaya lu bisa tanya sama bang itu loh yang bisepnya gede!" ucap Ajun, meyakinkan Handoko dan Hanan. Handoko mengernyit.

"Bisep gede? Bintang maksud lu?" tanya Handoko. Ajun menjentikkan jari tangannya.

"Ah, iya, iya. Bang Bintang maksud gua. Tadi dia ke sini bareng gua. Tapi dia keluar duluan ninggalin gua yang lagi dijagal setan katanya dia pengen cari bantuan buat gua. Eh sampe sekarang gak ada dateng-datengnya bang. Hueeee sumpah bang gua takut dari tadi dijagal setan mulu tangan gua. Gua gak bisa kemana-mana bang, mana tadi setannya serem banget!" jawab Ajun panjang lebar. Handoko dan Hanan berpandangan lagi.

"Ya udah, hayuk kita keluar! Nanti kita keluar bareng sama Bintang dan temen-temennya!" ucap Hanan sembari menarik lengan Handoko. Ajun terbelalak.

"Woy! Lah ya bantuin gua dulu anjir! Ah ya ampun!" rengek Ajun lagi. Hanan menoleh dan terkekeh pelan.

"Sana lu yang bantuin!" ucap Handoko yang mendorong tubuh Hanan. Hanan mendelik kesal.

"Kok gua?!"

"Nih, lu gak liat tangan gua satunya begini? Hah? Ulah siapa nih yang bikin tangan gua begini?" tanya Handoko kesal. Hanan mendengus pasrah.

"Iya, iya. Gua yang bantuin! Tapi gak usah dorong-dorong gua bisa? Gua kan kaget anjir!" ucap Hanan. Handoko langsung mengangkat kedua tangannya.

"Sorry," ucap Handoko pelan.

Hanan langsung mendekati Ajun dan segera membantu Ajun. Membebaskan lengan kemeja putih seragam sekolah Ajun yang sobek dan tersangkut ke dalam besi rak buku perpustakaan yang patah. Tanpa berlama-lama, Ajun sudah terbebas dan bisa ikut berlari keluar bersama mereka.

"Alhamdulillah, makasih kak!" ucap Ajun sembari memeluk tubuh Hanan dengan bahagia. Handoko yang melihatnya langsung melotot tak terima.

"Eh, eh, eh, ini bocah kecil-kecil main pelak peluk ae. Calon bini gua nih, anjir! Enak ae main peluk!" ucap Handoko kesal. Hanan tertawa kecil.

"Ya udah yuk keluar!" seru Hanan. Baru saja mereka ingin keluar ruangan, Handoko terbelalak saat matanya yang bulat itu melihat sesuatu.

"BENTAR GUYS!" teriaknya langsung. Hanan mendelik.

"Apaan lagi sih, lu?!" tanya Hanan kesal. Handoko terlihat mengambil berkas miliknya yang masih ada di atas meja dan berteriak dengan girang.

"AAAAAAA ALHAMDULILLAH BERKAS GUA MASIH AMAN!" teriaknya senang. Hanan langsung mencubit bisep Handoko membuat si empunya menjerit.

"Aw adadadadaw! Lu apa-apaan sih kak?!" tanya Handoko kesal.

"Ya lu gak cepetan keluar! Lu pengen gua tinggal di sini?" tanya Hanan. Handoko terbelalak. Ia menggeleng pelan.

[1] Creepy Campus • Chanbinhyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang