Krishna terlihat duduk di kursi tunggu yang ada di depan ruangan unit kesehatan mahasiswa seorang diri. Lorong di sana terasa sangat sepi dan sunyi, memberikan kesan seram dan merinding di waktu yang bersamaan. Ia menoleh ke arah dimana Bintang pergi, namun tak ada tanda-tanda apapun dari Bintang.
"Ck! Ini si Abin mana sih?!" ucapnya kesal.
"Udah, Bin gak usah balik-balik sekalian! Tinggalin aja gua di sini sendirian yang jagain Haris! Gapapa, Bin. Sumpah gapapa!" ucapnya lagi, monolog. Ia masih menatap arah dimana Bintang menghilangkan bayangan tubuhnya dengan alasan ingin ke kamar kecil.
"Ah tai emang! Mana ini gedung FSS serem banget! Gak kek gedung FH, beda jauh njir!" sarkasnya dan segera bangkit dari duduknya, berjalan perlahan ke arah depannya.
Namun saat ia baru saja melangkah kakinya, dengan tiba-tiba terlihat seorang wanita berambut panjang dengan baju dress putih lusuh, melintas di belakang tubuhnya. Krishna tersentak saat ia merasakan ada seseorang yang berjalan di belakang tubuhnya.
"Woy siapa tuh?!" tanyanya saat ia sudah menoleh ke belakang tubuhnya. Namun sosok hantu wanita itu sudah menghilang. Krishna memegangi tengkuknya.
"Anjir jadi merinding deh gua!" ucapnya pelan. Ia segera menolehkan lagi wajahnya dan melangkahkan kakinya kembali. Namun lagi, sosok hantu wanita menyeramkan itu kembali terlihat dan berjalan dari arah yang berlawanan di belakang tubuh Krishna. Karena ada suara langkah kaki, Krishna akhirnya menolehkan wajahnya lagi ke arah belakang tubuhnya.
"Woy, siapa sih?! Jangan main-main sama gua, lu!" ucap Krishna dengan suara bergetar. Di saat ia sedang fokus pada lorong di belakang tubuhnya, tiba-tiba bahu kanan bagian belakangnya ditepuk oleh seseorang.
"WAAAAA ANJING!"
"Bang?"
Krishna berteriak kaget karena tubuhnya ditepuk dari belakang oleh seorang wanita. Krishna terpesona dengan tubuh sempurna gadis di hadapannya itu. Meskipun ia memakai kaos turtle neck, namun buah dadanya yang besar itu mengalihkan pandangan seorang Krishna Chandrawinata. Ia menelan ludahnya dengan susah payah.
"Bang? Gua pengen minta tolong sama lu. Temen gua pingsan di sekre HIMA Sastra Indonesia di lantai 3, lu bisa tolong gua gak? Gua pengen tanya apa ada staf yang bisa obatin luka temen gua gak ya?" tanya gadis itu yang ternyata adalah Hanan Lestari, panjang lebar karena panik. Namun sayangnya, Krishna tidak fokus dengan pertanyaan dari gadis di hadapannya itu. Bibirnya terlukis senyuman smirk nakalnya dan matanya masih fokus pada buah dada Hanan yang besar. Hanan mengernyit bingung.
"Bang?" panggil Hanan lagi. Krishna terkesiap.
"A-anu, a-apa?" tanyanya tergagap.
"Gua, Hanan. Sorry kalo gua udah lancang gangguin lu!" ucap Hanan. Krishna tersenyum.
"Eum, Krish. Krishna!" ucapnya sembari menjabat tangan pada Hanan. Hanan mengangguk paham.
"Apa lu bisa bantu gua? Gua cari staf kesehatan yang bisa obatin temen gua," ucap Hanan lagi. Krishna membelalakkan matanya.
"Oh, staf kesehatan? Bentar ya, gua coba cari dulu kali aja ada," ucap Krishna asal. Hanan mengernyit.
"Bukannya ini ruang unit kesehatan mahasiswa? Harusnya di dalem ada dong, bang," pikir Hanan. Krishna tertawa kecil.
"Di dalem gak ada orang. Adanya temen gua doang yang lagi istirahat karena lagi sakit," jawab Krishna bohong. Hanan hanya ber-o ria sebagai jawaban.
"Bentar ya, gak boleh kemana-mana. Gua cari dulu, lu di sini aja. Oke?" ucap Krishna. Hanan mengangguk paham. Krishna lalu mulai beranjak pergi meninggalkan tubuh Hanan yang masih berdiri di depan ruangan unit kesehatan mahasiswa. Gadis itu akhirnya mendudukkan tubuhnya pada kursi yang tadi diduduki oleh Krishna.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Creepy Campus • Chanbinhyun ✓
Horreur"𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝓘𝓷𝓭𝓲-𝓖𝓸!" (Feat. Han Jisung & Junhan) Menceritakan ketiga mahasiswa di salah satu universitas swasta Jakarta Selatan yaitu Universitas Tujuan Bangsa yang sedang melakukan demo, namun sayangnya mereka bertiga harus dikejar oleh...