14. Keluar!

36 14 8
                                    

Di dalam ruang unit kesehatan mahasiswa, terlihat Haris yang mulai terusik kembali dari tidurnya karena ia merasakan ada yang menggoyang-goyangkan brankar yang ia pakai untuk istirahat. Matanya terbelalak sempurna saat ia merasa seperti gempa ringan di dalam ruangan itu dan sialnya, hanya ada ia seorang diri di sana.

"Anjir, semua orang pada kemana sih?" ucap Haris pelan. Aneh, dadanya terasa sangat sesak.

"Ugh, se-sesek banget sih dada gua," ucap Haris lagi dan betapa terkejutnya ia saat melihat sosok tinggi besar hitam yang tiba-tiba hadir dan berdiri di atas tubuh Haris. Ternyata sosok itu yang membuat dadanya sesak.

"AAAAAAAAA! SIAPA LU?! WAAAAAAA! PERGI! PERGI GAK?! PERGI LU DARI SINI! AAAAAAA PAPI! TOLONGIN HARIS!" teriak Haris histeris. Ia bahkan terlihat menangis karena ketakutan. Namun bukannya sosok besar hitam itu menghilang, sosok itu malah menundukkan kepalanya ke arah Haris yang sedang menangis dan memejamkan matanya karena takut.

"AAAAAAAAA! AAAAAAAA TOLONG! BANG KRISHNA! BANG ABIN! PAPI! BANG MELKY! SIAPAPUN TOLONG HARIS!" teriak Haris lagi karena sosok itu mulai mencekik leher Haris. Lelaki itu menangis. Ia benar-benar merasa ketakutan.

"ARGH! ERRR! LEPASIN, UGH! LEPASIN GUA! UHUK-UHUK! LEPASIN! LEPASIN GUA!" teriak Haris lagi dengan napasnya yang mulai tercekat. Sosok itu melepaskan cengkraman tangannya pada leher Haris.

"Uhuk-uhuk! Uhuk-uhuk!" Haris terlihat terbatuk karena napasnya yang hampir hilang dicekik oleh sosok hitam besar itu. Baru saja Haris bisa bernapas lega karena sosok itu berhenti mencekiknya, dengan tiba-tiba sosok itu memuntahkan darah dan belatung ke wajah Haris sehingga membuat Haris terbelalak shock.

"AAAAAAAAAA! AAAAA PERGI! PAPI, ABANG, HARIS TAKUT!" teriak Haris lagi dan berusaha melepaskan tubuhnya dari sosok itu sehingga membuatnya jatuh dari brankar.

"Hhhh... hhh... syukur deh sosoknya udah pergi. Ta-tapi... g-gua takut! Hiks... bang Krishna! Bang Abin! Kalian kemana?! Haris takut bang! Hiks...." Tangisan Haris mulai terdengar lagi. Ia meringkuk di samping brankar dan bersembunyi di sebelah meja nakas yang ada di sana. Ia menangis.

Di sisi lain, terlihat Handoko yang sedang berlari mencari Hanan. Ia terlihat menolehkan kepalanya ke kanan dan kirinya.

"Kak Hanan! Kakak dimana?! Anjir ini gua kudu nyari kak Hanan kemana lagi? Kak Hanan!" teriak Handoko memanggil nama Hanan berulang kali.

"Udah tau di sini serem banget, dia pake acara ngilang segala lagi ah! Kan gua jadi takut kalo sendirian gini!" ucap Handoko saat ia belum bertemu dengan Hanan.

"Haaaaaaaaaaaa...."

"Feeling gua gak enak nih. Perasaan gua gak enak banget nih, pasti di belakang gua ada sesuatu nih!" gumam Handoko pelan saat ia merasa tidak enak pada bagian belakang tubuhnya. Tengkuknya bahkan terasa sangat merinding.

Benar saja dugaannya, ada sosok pocong yang mendekat ke arahnya tanpa suara. Pocong tersebut terbang dari arah lorong di belakang tubuhnya, tidak seperti pocong pada film-film horor lainnya yang terlihat meloncat-loncat. Dan saat kaki pocong itu terkena badan bagian belakang Handoko, membuat lelaki itu meringis takut.

"Bener kan yang gua bilang. Baru juga gua mikir, eh dia nyenggol. Ah elah!" ucap Handoko pelan. Ia dengan perlahan menoleh ke arah pocong yang kini sudah ada di samping kanannya itu dan terbelalak saat melihat pocong dengan wajah hancur menyeramkan itu berdiri di sebelahnya.

"Yah, tuh kan bener feeling gua kan? Ada lontong tanpa sayur nih kan yang datengin gua. Aduh! Ih, lu ngapa serem amat sih jadi lontongnya. Yang imut dikit Napa biar orang-orang pada demen sama lu," ucap Handoko sembari mencolek badan pocong tersebut. Ia meringis dan segera mengambil ancang-ancang untuk berlari.

[1] Creepy Campus • Chanbinhyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang