13. Mimpi Buruk Handoko

29 14 6
                                    

"Kek? Kok tangannya dingin banget sih, kek? Kaya es batu aja deh rasanya," ucap Bintang asal saat ia sedang menuntun kakek tua misterius yang memintanya untuk mengantarkannya pulang. Kakek itu tetap diam dan menunduk.

"Yah, malah diem nih aki-aki. Bakalan ribet nih urusannya, ribet banget nih!" gumamnya pelan dengan menahan rasa kesal. Ia meringis saat lengannya dicengkeram kuat oleh kakek tua itu.

"Kek, pegangannya bisa dikendorin gak? Kenceng amat kaya yang mau dijorokin aja sama gua," ucap Bintang asal sembari tertawa saat merasakan pegangan tangan kakek itu semakin kuat. Namun kakek tua itu masih saja diam.

Duh, ini masih lama gak sih? Gua kan lagi nyari bang Krishna sama pengen ketemu sama si Haris! -Bintang

Saat Bintang sedang bergelut dengan batinnya, di saat yang bersamaan terlihat seorang kakek tua yang terlihat menyeramkan dan separuh wajah kakek itu sudah hilang dimakan oleh belatung sehingga membuat tengkorak kakek tua itu terlihat. Kakek tua menyeramkan itu menoleh ke arah Bintang. Membuat Bintang terbelalak tak percaya. Ia menoleh ke arah kakek tua yang ia tuntun itu dan betapa terkejutnya Bintang saat melihat wajah kakek tua yang ia tuntun itu mirip dengan kakek menyeramkan di hadapannya. Ia meringis, takut.

"Tuh kan. Apa kata gua? Bener kan mereka sama aja! Sama! Hueee...." Bintang menoleh lagi dengan takut ke arah kakek tua itu yang sedang menatapnya tajam.

"Kek, kakek pulangnya sendirian aja ya? Kakek kan udah gede, pasti tau jalan pulang sendiri. Saya mau ke temen saya dulu, takut dia keburu pulang ntar saya gak ada temennya lah, Kek. Ya?" pinta Bintang pada kakek itu. Namun bukannya kakek itu melepaskan cengkraman tangannya, malah semakin memperkuat cengkraman tangannya itu pada lengan Bintang. Bintang terlihat panik.

"Kek, tolong lepasin saya, kek! Lepasin saya, ya?" pinta Bintang yang mulai histeris. Namun sama, kakek tua itu masih mencengkram erat lengannya.

"Lepasin ya, kek? Saya pengen nyari temen saya. Saya janji bakalan jadi anak yang baik abis ini ya? Tapi lepasin saya ya kek! Sungkem dulu sini, kek!" ucap Bintang sembari menyalami tangan kakek tua itu dan segera menjauh saat lengannya sudah terbebas.

"AAAAAAAAA!" teriak Bintang saat ia sudah bisa berlari menjauh dari kakek tua tadi.

Ia segera duduk di bangku yang ada di depan ruang kelas di lantai 4. Karena kelelahan, ia segera mengatur napasnya yang terasa sesak dan tersengal.

"Gila, apes banget gua hari ini ketemu gituan mulu! Ah, mamah! Abin pengen pulang aja rasanya! Tapi bang Krishna mana ya? Kok gak ada batang idungnya sih?" ucap Bintang bermonolog.

"Sumpah ya, gua udah lama banget kuliah di sini dari zaman gua Maba dan jadi anak sekre yang tiap hari nginep kampus, tapi gak seserem ini loh kampus gua dulu? Kok sekarang serem amat ya kampus gua? Duh, bisa gila nih gua kalo lama-lama di sini!" ucap Bintang lagi.

Baru saja Bintang bisa bernapas lega, dengan tiba-tiba, ada sosok wanita yang terlihat sedang menangis. Bintang menoleh perlahan ke arah kanan tubuhnya dan meringis karena takut.

"Huhuhuhuhuhuhu...."

Ia beranjak perlahan ke arah kirinya namun tubuhnya terhenti saat ia merasakan ada seseorang yang sedang mual-mual duduk di sebelah kirinya. Ia terdesak.

"Hoek!"

Bintang terlihat ikut mual saat melihat seorang bapak-bapak yang memuntahkan darah dan membuat perutnya ikut mual. Dengan tiba-tiba, sebuah cairan keluar dan merembes hingga sepatu Bintang. Ia meringis.

"Tuh kan, bocor gua! Njir, gara-gara ini setan dua nih ah! Gua jadi kencing di celana kek gini. Mana panas banget lagi!" ucapnya histeris. Tanpa berlama-lama, ia langsung bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan dua sosok misterius yang ada di kanan dan kirinya.

[1] Creepy Campus • Chanbinhyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang