02

198 33 1
                                    

Dari coffee shop, dia lanjut lagi jalan, aku masih ngikutin jauh di belakang dia, sesekali dia kelihatan ngeluarin ponsel dari saku samping celananya, dia lihat-lihat sebentar terus dia masukin lagi ke saku.

Gak lama, dia berhenti lagi di depan Bakery, dia masuk setelah buang gelas minuman dia yang udah habis ke tempat sampah di dekat pintu masuk toko. Aku juga ikut masuk, ngikutin dia, siapa tau kali ini ada orang yang dia suka di sini? Minimal sekilas juga gapapa, sekilas pun bisa jadi alasan juga buat nembakin panah.

Sayang banget, yang aku tangkep malah cuma rasa cinta dia ke roti-rotian di sana.

(dalam bayanganku rumah Stefani kaya gini, yang jelas latar cerita ini ada di kota ghaib yang gak pernah ada di peta dunia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(dalam bayanganku rumah Stefani kaya gini, yang jelas latar cerita ini ada di kota ghaib yang gak pernah ada di peta dunia)

Sekarang, dia beneran pulang ke rumah, jarak rumah dia lumayan jauh dari tempat dia kerja, dan sejauh itu pula dia jalan kaki dengan santainya.

Aku berdiri di depan rumah dia, noleh ke kanan dan kiri, nyari-nyari kira-kira di sini ada potensial partner buat Stefani atau enggak. Kalau di dua toko tadi gak ada, mungkin di sini ada?

"Riku!"

Aku dongakin kepala, nengok ke atas langit dan nemuin Yushi dari bagian Harapan A, pasti dia habis kelar ngurusin targetnya di sekitar sini.

Pelan-pelan Yushi turun ke bawah, dan mamerin senyumnya. "Ada target di sini?" Tanya Yushi.

"Iya, lagi riset."

"Denger-denger kamu dipanggil sama Sepuh, ya?"

Aku menghela napas, kenapa harus dibahas ya? Tapi berita Cupid bermasalah memang selalu nyebar cepat di pusat sih, gak heran.

"Iya."

"Good luck ya, semoga ujiannya berhasil!" Yushi ngepalin tangannya buat ngasih semangat, setelah dia ngasih semangat, dia ngembangin lagi sayapnya dan terbang pergi.

Huh, demi? Gitu doang? GITU DOANG???

Dengar suara pintu dibuka, aku nengok ke belakang, ke rumah Stefani, dia keluar lagi, bajunya udah ganti, dia juga bawa tas selempang kecil, dia juga pakai rok panjang, rambutnya juga digerai sama pakai jepit lucu, waaah... mau kencan kah?

Hhh...

Inikah yang dinamakan me time?? Full waktu buat diri sendiri, feel pretty pun sengaja buat diri sendiri.

Aku yakin banget kalau dia sekarang cuma cinta sama dirinya sendiri dan sama roti. 101% persen yakin banget gak salah!

Dia pergi ke supermarket besar, dari awal masuk dia langsung jalan ke tempat yang penuh produk perawatan diri. Dari produk-produk yang dia beli, jelas, kan kalau dia mau manjain diri sendiri?

cupid - maeda rikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang