14

131 24 0
                                    

Mau semarah apapun Stefani ke Riku, dia masih tetap butuh uang tambahan karena Riku bilaaaang, hutang orang tuanya bukan hasil kejahilan Riku, tapi memang orang tua Stefani yang punya simpanan hutang dari lama.

Terus, caranya Riku buat Intak tahu kalau Stefani mau nyewain kamarnya gimana?

Gampang!

Tuh, Riku habis dari warnet, ngeprint selembar kertas yang dia buat mirip iklan dan dia bawa ke kampus tempat Intak kuliah, dia nunggu di area luar kampus, dan pas Intak kelihatan keluar, Riku langsung jalan cepat ke arah Intak dan ngasih selembaran yang dia buat tadi ke Intak, and cus pergi ngacir ilang bak ditelan bumi.

Intak yang butuh pindahan cepat jadi tertarik dong karena Riku udah nyantumin segala plus minus dan harga sewanya di selembaran tadi, Intak makin antusias karena alamatnya ada di jalan yang sama yang dia tempati sekarang.

Di bus dia coba untuk hubungin nomor yang tertera di selembaran, dan tahu gak nyambungnya ke mana? Ke alatnya Riku. Riku yang jawab telpon Intak, Riku yang jelasin kondisi kamar yang mau disewain kaya gimana, pokoknya dia jadi serba tahu soal kamar yang bahkan belum pernah dia masukin sebelumnya itu.

Kelar urusan telpon-menelpon, Riku langsung nyari Stefani, ngasih info ke targetnya itu kalau Intak besok bakalan mampir buat lihat-lihat kamar yang mau disewain, dan Riku nyuruh Stefani buat ngakuin Riku sebagai sepupunya, karena Riku kemarin memperkenalkan diri ke Intak sebagai sepupu Stefani.

Buat Stefani, Riku itu orang asing, dan dia bukan orang, jadi Riku itu makhluk asing. Stefani gak begitu suka sama mahkluk asing, jadi kenapa dia harus percaya banget sama Riku dalam memecahkan salah satu masalah perekonomiannya ini?

Di sini Stefani mulai skeptis, dia gak suka makhluk asing dan dia gak suka orang asing. Masukin orang asing ke rumahnya termasuk salah satu hal yang paling dia gak mau. Karena sekarang dia udah mulai terbayang bagaimana risihnya dia nanti meskipun lagi di rumahnya sendiri.

“Riku, please, kalau semisal emang utang perutangan ini ulahmu, bisa kamu undo aja gak? Aku gak mau ada orang asing di rumahku.” Tawar Stefani sebelum mengiyakan info yang dikasih oleh Riku soal pertemuan dia dan Intak besok.

“...”

“Atau semisal kamu ngelakuin itu karena udah merasa desperate atau apa dan kebingungan buat nyariin jodoh buat aku, please... Gak kaya gini.”

Riku nelan ludah, garuk-garuk tengkuk dan dalam hati kecilnya dia merasa gak enak banget sama Stefani. Dia jadi sadar kalau apa yang dia lakukan sekarang sangat terkesan sekali egoisnya. Cuma demi mencapai tujuannya, dia bahkan sampai melakukan segala cara.

“Rikuu... Kasih aku waktu, semisal aku nemuin orang baru yang sekilas aku suka, kamu bisa tembak dia pakai panahmu, gimana? Just... Jangan bikin hidupku yang lumayan tentram ini balik jadi gak tentram, oke?” Dengan senyum canggungnya dia berusaha untuk ngebujuk Riku, dan pelan-pelan Riku mulai sadar kalau waktu Ujian dia sebenarnya gak secepat itu kok, dia pelan-pelan juga pasti bisa ngelarin ujiannya.

“Oke, aku balikin semuanya ke keadaan semula. Gak ada pemaksaan orang asing buat masuk ke kehidupanmu, tapiiii...!” Riku ngangkat telunjuknya. “Intak, tetanggamu itu worth to look sih, minimal kamu ketemu dia satu kali. Aku bisa bikin dia dateng ke tempatmu kerja sih, mau gak?”

—26 April 2024

cupid - maeda rikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang