TAEIL PANTEK NYUSAHIN BET ANJER KUDU NYARIIN NAMA DIA BUAT DIGANTI 🙃 Lagian manusia udah dikasih kerjaan enak ngapa otaknya masih jelek gitu sih, anyinh!??
semoga mbak korban segera mendapat keadilan dan semoga si pantek dihukum seberat-beratnya.
😊😊😊
Pulang kuliah, Intak langsung disambut sama surat edaran pemilik kamar apartemen yang dia tempati ditempel di pintu depan. Intak ambil kertas edaran tersebut dan dia baca, tulisannya gak banyak, jadi Intak gak butuh waktu lama buat baca edaran itu untuk yang kedua kalinya, mastiin kalau dia gak salah baca.
Masih gak mau percaya sama apa yang dibaca, Intak langsung turun ke lantai bawah, ke apartemen bawah, tempat tuan tanahnya tinggal.
Intak ngetuk pintu tuan tanahnya tiga kali, dan gak lama muncul bapak-bapak sekitar 60 tahunan, masih kelihatan cukup bugar untuk orang seusianya, berdiri sambil senyum ke Intak, tapi Intak gak bisa senyum karena surat edaran dari si bapak tuan tanah.
"Pak, ini serius harga sewanya naik?" Intak nanya dengan mata panik.
Bapak tersebut nganggukin kepala. "Iya, maaf ya tiba-tiba. Tapi mulainya bulan depan kok."
Intak mendecak sebal, kertas di tangannya dia angkat, sambil nunjuk kertas yang dia pegang di sebelah mukanya dia ngajuin protesnya. "Beneran naik 50 persen??"
"Iyaa, inflasii, semuanya jadi mahaal.."
Intak menghela napas sedih, mau bulan depan pun naiknya tetap aja dia bakalan mulai bingungnya sekarang. Uang sewa perbulan sekarang aja udah bikin uang kiriman dari orang tuanya hilang lumayan banyak, apalagi kalau sampai naik 50% begini? Part time dia yang sekarang aja cuma cukup buat jajan-jajan cantik, masa dia harus nambah part time di tempat lain? Kapan dia nugas sama belajarnya dong??? Intak gak pinter buat ngatur waktuuu!
Intak balik ke kamarnya di lantai 3, meskipun sedih sama bingung, sekarang pun dia tetap harus siap-siap buat berangkat kerja.
♡
Stefani masuk ke ruang ganti karyawan dengan ponsel yang dia pegang di dekat telinga kanannya. Mukanya kelihatan gak begitu cerah, meskipun biasanya memang gak cerah, tapi ini lebih mendung dibanding biasanya.
"Bantuin mama ya, Fan? Mama beneran bingung harus minta tolong ke siapa lagi..."
Stefani mejamin mata, dia nyari tempat buat duduk. "Kok bisa sih kelilit utang begini?"
"Mama butuh, Faan... Buat renov rumah.."
Stefani menghela napas, matanya mutar malas, heran kenapa obsesi ibunya sama kegiatan mempercantik rumah masih belum ada habisnya. "Pinjam uang tuh buat usaha, Maa.. Bukan buat renov rumah." Stefani berusaha untuk gak ninggiin suaranya, tau betul kalau ibunya tipikal ibu-ibu sensitif yang gak bisa dibentak sama sekali.
"Namanya juga butuh, Fan..."
"Ya udah ya udah, bakal aku bantu, perbulan berapa?"
Selesai sama panggilannya, Stefani balik lagi ke toko, dia langsung ke kasir nyamperin Renjun. Stefani kelihatan kesel setengah mampus.
Pas banget waktu dia baru sampai di meja kasir, masuk dari pintu depan toko Johnny dengan senyum cerahnya. "Halo adek-adekkuuu~ Udah makan siang?" Dia bawa makanan ternyata.
KAMU SEDANG MEMBACA
cupid - maeda riku
FanfictionKalau Cupid sama manusia sama-sama jatuh cinta, kira-kira yang harus berubah siapa? Cupidnya atau manusianya?