05

123 26 2
                                    

Riku duduk di bangku panjang di jalan seberang tepat depan rumah Stefani. Riku tak akan masuk ke rumah targetnya kecuali sedang dalam keadaan darurat, jadi sudah jadi hal yang wajar kalau dia menunggu seperti ini.

Riku sebenarnya gak tahu Stefani sudah pulang atau belum, karena saat lari tadi Riku tidak mengikuti Stefani karena sibuk mengurusi gendang telinganya yang tiba-tiba berdengung karena pekikan sang target.

Riku mendongakkan kepala, langit sudah semakin jingga, harusnya perempuan tadi kabur pulang ke rumah, kan?

Riku mengambil alatnya dari saku samping celana, memeriksa apakah ada pemberitahuan baru soal targetnya, namun nihil, gak ada apa-apa, alat dia benar-benar sepi.

“Riku.”

Mata Riku membulat, dia menurunkan alatnya dan menolehkan kepala ke kanan dan kiri, yang barusan dia dengar mirip sekali seperti suara Cupid Jaehyun.

“Rikuuu.” Riku jadi makin takut karena suara monoton Cupid Jaehyun.

“Riku!”

Satu colekkan di pundak langsung buat Riku melonjak bangkit dari duduknya, berbalik dan melotot marah pada sosok Sakuya yang sengaja meniru suara Cupid Jaehyun dan sekarang tertawa terpingkal karena reaksi takut yang ditunjukkan oleh Riku.

“Takut banget sama Cupid Jaehyun ahahaha!” Ledek Sakuya.

Cupid boleh banget marah, yang gak boleh kalau mereka mengumpat dengan kata-kata kasar, poin mereka bisa dikurangi dan jumlahnya pun lumayan banyak. Riku sudah muak dengan hukuman dia yang sekarang, dia gak mau nambah masalah dengan ngumpatin Sakuya.

“Ngapain coba kaya gitu?!” Omel Riku.

Sakuya terkekeh, Cupid dari Harapan A itu melompat dari belakang bangku dan duduk di sana. “Iseng aja, mukamu ngenes banget soalnya, kaya kehilangan harapan.”

Riku mendecih, lalu kembali ke bangku dan ikut duduk di sebelah Sakuya.

“Ujian Akhir begini biasanya emang susah, tapi banyak yang lolos kok. Dua bulan gak sebentar, jadi bisa santai.” Ucap Sakuya dengan bijak, tapi yang ada malah bikin Riku makin bad mood karena diberi wejangan oleh Cupid yang lebih muda darinya ini.

“Kamu tau apa sih? Kaya pernah ikut ujian gini aja.”

Sakuya ketawa pelan, dia gak membalas ucapan Riku dan hanya duduk diam saja sambil ikut memperhatikan rumah Stefani yang tampak kosong.

Banyak Cupid yang gak tahu perjalanan awal Sakuya di dunia Cupid. Cuma beberapa Cupid saja yang tahu apa yang sudah dialami oleh Sakuya sampai bisa masuk ke bagian Harapan A seperti sekarang.

Dibandingkan dengan Riku, kesalahan yang dilakukan oleh Sakuya malah jauh lebih fatal. Karena satu dua hal, Sakuya jatuh cinta pada targetnya sendiri, harusnya Cupid tidak jatuh cinta pada manusia.

Terima kasih atas kemurahan hati Cupid Jaehyun, Riku tidak langsung ditendang turun ke Bumi dan masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya dengan melalui Ujian Akhir seperti yang dilakukan Riku saat ini, namun tentunya dengan tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi dari ini, dan maksimum waktu yang lebih singkat.

Hah, bahkan saat itu rasanya Sakuya ingin menyerah dan pasrah saja jika diturunkan ke Bumi dan dijadikan manusia, tapi dia langsung berubah pikiran karena infonya memori dia selama menjadi Cupid akan tetap ada dalam ingatannya dan manusia yang ia sukai akan dipanah dengan panah perak agar manusia itu benci pada Sakuya. Mana mau coba Sakuya disiksa seperti itu seumur hidupnya sebagai manusia?

“Tadi Yushi, sekarang kamu, nanti siapa lagi yang bakalan dateng? Jaehee? Ryo? Sion??” Gerutu Riku yang dibalas tawa oleh Sakuya.

-

referensi buat part ini;

cupid - maeda rikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang