Seven

162 19 0
                                        

Hembusan angin memainkan rambut gadis yang berdiri didepan jendela. Tatapan hampa terlihat di wajah cantik gadis tersebut. Manik coklatnya bersinar terang terpantul cahaya mentari senja.

Perutnya berbunyi keras. Mengeluarkan bunyi yang sangat kuat hingga mengakibatkan gema di kamar.

Samar-samar gadis itu meringis pelan menahan lapar. Bagaimanapun dia belum makan dan minum selama dua hari. Bibir gadis itu mengering kekurangan air, matanya memerah kurang tidur, wajahnya sangat pucat seakan-akan dia adalah mayat hidup. Belum lagi baju putih dan rok pendeknya yang terkena percikan darah, menambah kesan menyeramkan dalam dirinya.

Tok tok tok

Suara ketukan pintu mengalihkan atensi gadis itu. Pintu kamar terbuka memperhatikan remaja lelaki bermata biru indah.

"Apa yang kau lakukan Zayyan?" Desis gadis itu.

Lelaki itu Zayyan.

Zayyan mengangkat kedua bahunya dan memperlihatkan nampan yang ia bawa.

"Untuk mu tuan putri Reah, eh? Rya? Hea? Oh Rhea" Zayyan tersenyum manis memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

Rhea mendengus.

Gadis itu melangkahkan kakinya menuju Zayyan. Zayyan dengan cepat meletakan nampannya di tempat tidur dan lantas mengangkat kedua tangannya.

"Ayolah, aku tidak akan melakukan apapun okay? Sir Daniel menyuruhku mengasih makanan untukmu" Zayyan menggelengkan kepalanya.

"Siapa yang mengatakan aku akan memukul mu hm?" Rhea menyeringai.

Zayyan langsung lari terbirit-birit menjauh dari Rhea.

Rhea terkekeh pelan.

Gadis itu mendudukkan tubuhnya di tempat tidur dan melihat makanannya.

Semangkok sup hangat, jeruk, roti dengan selai strawberry dan teh hangat.

Aroma sup menusuk hidung Rhea, menggoda gadis itu untuk mencicipinya.

Rhea menatap sejenak makanan tersebut.

Gadis itu berdiri dari duduknya dan menghampiri lemari tua di pinggir kamar. Jubah hitam, celana hitam, kaos hitam, handuk segalanya berwarna hitam. Selera yang aneh batin gadis itu.

Rhea menggambil pakaian tersebut dan memasuki kamar mandi

Tak selang lama Rhea sudah tampil dengan balutan kaos hitam berlengan panjang dan celana panjang hitam. Penampilannya jauh lebih baik dari sebelumnya.

Rhea segera mendudukkan dirinya di tempat tidur. Hidung mungilnya mengendus endus aroma sup.

"Tidak ada racun kurasa" gumam rhea pelan. "Ini aman bukan?"

Menghiraukan pertanyaan dalam benaknya, Rhea melahap sup yang sudah dingin ke dalam mulutnya. Dan dengan cepat menghabiskan semua isi nampan itu dengan lahap.
.
.
.
.
.

Rhea melangkahkan kakinya di koridor hotel, ia menutup wajahnya dengan tudung di jubah hitamnya.

Bahunya ditahan seseorang. Reflek Rhea memegang tangan tersebut dan memilintirkannya.

Ringisan pelan terdengar.

Dia sir Daniel.

"Haha anda sangatlah berwaspada nona" sir Daniel melepaskan pegangan Rhea yang mulai merenggang.

"Ya..." Rhea menyeringai

"Apa yang kau lakukan?" Sir Daniel memiringkan kepalanya.

"Jalan-jalan" jawab Rhea singkat.

Dark Knight : RheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang