Thirteen

77 11 0
                                    

Wilayah selatan.

Wilayah yang cukup luas namun cukup tertinggal jauh.

Tanahnya tandus.

Air hujan enggan turun di wilayah tersebut. Rakyat jelata dimana mana. Pohon pohon mengering kehilangan nutrisi. Danau dan air mengering tak terkena hujan. Suram.

Wilayah selatan sangat tandus.

Kota-kota kumuh, rumah-rumah dipenuhi inang inang tak terawat. Hening mendominasi. Banyak orang namun mereka tidak mengeluarkan suara sedikitpun..

Sebenarnya apa yang sedang terjadi? Batin Rhea memperhatikan wilayah selatan yang tandus.

"Wilayah selatan memang seperti ini, tandus dan kumuh. Itulah alasan mengapa para bawahan ku mengadu tentang kau yang mencuri makanan" bisik Vieer mengangkat persediaan makanan.

"Wilayah ini hanya mengandalkan sumber daya alamnya yaitu emas. Namun akhir-akhir ini emas sudah banyak berkurang" jelas Vieer menatap sedih.

"Tuan, sepertinya kita harus segera bergegas menuju kerajaan West Ham, sebelum bandit-bandit menyerang kita tuan" saran pria setinggi tiang listrik.

Vieer menganggukkan kepalanya.

Langkah para rombongan Vieer semakin cepat, gerobak dan box yang dibawa seakan-akan meringan akibat kerjasama.

Pintu utama terlihat.

Gerbang yang berkarat tanpa penjaga menyapa pandangan mereka. Pintu gerbang berderit terbuka.

Taman yang seharusnya hijau mengering menjadi kekuningan, dahan-dahan pohon mulai mengering. Istana utama terlihat sangat menyeramkan. Warna putihnya mengelupas, inang-inang bersebaran dimana-mana.

Rhea tak habis pikir, bagaimana bisa wilayah ini sangat miskin? Apa yang sebenarnya terjadi?

"Salam yang mulia, semoga Cahya kekaisaran menyinari anda" Vieer dan para bawahannya menunduk hormat.

Rhea menurunkan pandangannya.

"Terima kasih sudah jauh-jauh datang ke kerajaan ku yang kusam ini Pangeran Vieer" Duke tersenyum ramah.

Pangeran?

"Jadi dia pangeran" batin Rhea memperhatikan penampilan lelaki itu

"Sudah tugas saya Duke, kami akan meletakkan persediaan di gudang. Maaf jika beberapa sudah sedikit berkurang" Vieer melirik Rhea yang menghabiskan setidaknya 2 box penuh roti dan apel.

"Ah, tidak apa-apa Pangeran" Duke tersenyum maklum.

Para bawahan Vieer mulai pergi meletakkan persediaan di gudang. Langkah mereka terdengar karena sepinya tempat itu, menambah kesan horor yang tidak bisa di jabarkan.

Viier dan Duke bercakap-cakap tanpa menghiraukan kehadiran Rhea.

Gadis itu memperhatikan singgasana Duke yang hanya terbuat dari kayu tanpa ada ukiran ataupun emas yang menghiasinya. Lukisan-lukisan para Duke terdahulu dilukis diatas perkamen yang terbuka. Tidak ada bingkai. Hanya kertas perkamen biasa.

Namun, satu hal yang membuat tanda tanya adalah dimana duchess?

Sepertinya sudah tiada.

Pintu berderit terbuka.

Memperhatikan gadis cantik berambut cokelat dengan manik yang senada. Jubah biru tua dengan ukiran emas di ujungnya menambah kesan elegan namun kuat.

"Eleanor" sapa Duke.

Atensi semua orang terpaku oleh sosok gadis itu.

"Semoga ayahanda selalu di lindungi cahaya kaisar dan berumur panjang" Eleanor meletakan tangan kanan di bahu kirinya tanda salam.

Dark Knight : RheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang