Eighteen

32 4 0
                                    

Strom!

Es mengepul dan menyerang monster di depan. Membeku menjadi es. Membuat hawa dingin di sekitar lautan darah itu. Tumpukan monster yang membeku bagaikan gunung yang menjulang tinggi.

Bunyi gesekan pedang terdengar di seluruh penjuru, anyir darah tercium mengotori udara kering, dan teriakan yang memekakkan telinga memenuhi sekitar. Tanah tandus itu telah menjadi kubangan darah. Darah manusia dan monster.

Penduduk kerajaan selatan banyak berguguran diserang oleh monster misterius yang muncul. Perang besar terjadi. Tidak ada yang mengetahui siapa dalang dibalik semua ini.

Nafas Illo terengah-engah, keringat membasahi seluruh tubuhnya.

"Apa kau kelelahan Illo?" Vieer menepuk pelan pundak Illo. "Mungkin karena kau mengambil alih tubuh Rhea, belum tentu kau sepenuhnya memiliki tubuh yang kuat, aku harap kamu tidak memaksakan diri"

Illo tersenyum kecil sembari menggelengkan kepalanya.

Awan gelap menyapa seluruh kota. Angin dingin menusuk kulit siapa pun,dan raungan monster saling bersahutan. Monster-monster yang Illo dan Vieer lawan masih belum seberapa dibandingkan yang ada saat ini.

"Kira-kira sampai kapan gadis datar itu akan bangun?" Vieer mengelap peluh didahinya.

"Entahlah, mungkin aku yang terlalu memaksannya?"

"Memaksa?" Vieer berjangkit kaget. "Jangan bilang kau memaksa jiwa gadis dingin itu untuk bersembunyi?!?"

"Ayolah, aku melakukannya untuk bertemu dengan mu teman~~" Illo tersenyum riang dan menarik ujung kemeja Vieer.

Vieer melepas pelan pegangan illo. "Yang kita butuhkan adalah gadis itu Illo, hanya gadis itu yang bisa menyingkirkan portal dunia monster."

"Aku tau, tapi sepertinya Rhea masih tidak ingin muncul.... Dia ketakutan Vieer. Dia memiliki trauma yang dalam akan kejadian "itu". Kau sudah tau bukan? Perlahan ingatan Rhea mulai muncul. Sebaiknya kita memberantas monster jelek ini selagi menunggu Rhea siap." Illo tersenyum kecil dan memegang erat pedang esnya.

Vieer mengganguk.

Monster berbadan gajah dan berwajah gorila muncul dihadapan keduanya. Vieer dengan cepat mengambil tombak dan menembaknya kearah monster itu. Monster itu meraung kesakitan.

Illo mengeluarkan sihir apinya dan melempar bola bola api kearah monster itu. Rambut merahnya melambai-lambai senada dengan warna api.

Namun monster itu sangat kuat.

"Eeerrrrr arrrr uaa ua uaa" suara mengerikan keluar dari mulut monster itu. Seperti suara gajah dan gorila.

"Aaaaa" Illo mundur ketakutan.

Bukan hanya tampang yang mengerikan, namun suara yang dikeluarkan sangat menyeramkan.

"Bukankah seharusnya monyet sangat lucu? Dan seharusnya gajah tidak agresif"
Mata Illo membelalak terkejut.

"Dia gorila bukan monyet. Dan sayangnya gorlilla sangat cerdas" Vieer menarik pelatuk tombaknya dan menembaknya kearah monster itu.

Monster itu mengaum mengerikan. Suaranya bergema diantar kegelapan.

"Illo!!! Cepat serang dia dengan api mu!!"

Illo hanya terpaku menatap monster itu.

Vieer mendesah panjang. Lelaki itu mengambil pedang dari sarungnya. Genggaman pedang itu menguat. Vieer berlari menuju monster itu dan menebas satu kakinya. Keseimbangan gajah bermuka gorilla itu hancur. Aumannya memekakkan telinga.

Rambut merah Illo perlahan berubah menjadi hitam legam.

Vieer memasukan pedangnya dan mengambil tombak di belakang bahunya. Tombak itu mendarat sempurna di mata monster itu.

Monster itu kesakitan.

"Illo!! Cepat serang dia dengan apimu!" Teriak Vieer sembari berlari menghindari amukan monster itu.

Blash!! Blash!!

Api besar sepenuhnya membakar habis monster itu.

"Bagus Illo, kau sangat kuat!" Vieer membalikan badannya menghadap gadis itu. Mata Vieer terbuka lebar. "Rhea?"

Dia Rhea.

Tatapan dinginnya melebihi udara dingin disekitar. Wajah tanpa ekspresi itu membuat bulu kuduk Vieer meremang.

"Jangan senang dulu. Gajah hidup secara berkelompok" suara dingin Rhea mengalun datar menyadarkan lelaki itu.

Tatapan keduanya terpaku ke monster yang sama seperti tadi.

Namun dengan jumlah yang lebih banyak.

•••

"Yang mulia kaisar, kerajaan bagian selatan diserah oleh monster misterius dari portal yang aneh. Menurut mata-mata yang tugaskan kesana, portal tersebut mengeluarkan banyak monster yang bertubuh aneh. Para warga mulai berguguran, banyak warga yang terluka akibat monster itu. Dikarenakan krisis ekonomi, sumber daya alam, prajurit di kerajaan selatan hanya sedikit." Ucap salah satu prajurit Dark knight yang disewa kaisar melaporkan.

Kaisar menganggukkan kepalanya tenang.

"Ada lagi yang ingin kau laporkan?" Kaisar menatap tenang wajah prajurit Dark knight yang ditutupi jubah.

"Dan gadis itu sudah mulai melangkah melawan monster itu, yang mulia kaisar" prajurit itu menundukkan kepalanya.

"Hmm, menurutmu apakah ia akan melakukannya? Sekuat apa ia terus bertahan?" Kaisar mengetuk ngetuk singgasananya.

Prajurit itu menunduk hormat. "Maaf yang mulia, hamba tidak berhak mengeluarkan pendapat hamba".

Kaisar tertawa pelan.

"Baiklah baiklah, silahkan pergi" kaisar menatap kepergian prajurit itu yang menghilang ditelan kabut.

"Hanya area selatan yang keluar portal ya? Bisa saja monster itu bergerak ke kerajaan yang lain. Apa harus ku kirimkan bala bantuan? Ah, sepertinya tidak perlu. Lagipula semuanya terjadi di mulai oleh gadis itu bukan? Dan sudah seharusnya gadis itu yang menyelesaikannya " kaisar bergumam pelan.

"Malangnya nasib gadis itu, ia harus membawa perdamaian dunia yang sebenarnya di kacaukan oleh ibunya. Apa yang dipikirkan wanita itu huh?" Kaisar menghela nafas pelan.

•••

Hai haiii!

Aku muncul lagi setelah beberapa lama ditelan oleh monster guys T_T.

Untunglah aku dibantu oleh mas Vieer xixixi.

Untunglah aku dibantu oleh mas Vieer xixixi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salam sayang dari mas Vieer ~~

*Anggap aja rambutnya abu abu ges, susah juga cari yang rambut abu hehehe

Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak ya teman~

Dark Knight : RheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang