Six

45 10 0
                                    

"Apa keuntungan bagiku jika menjadi salah satu pasukan Dark knight ini?" Rhea menyilangkan kedua tangannya. Bagaimanapun dia harus berwaspada. Entah dunia apa ini, yang jelas satu dunia adalah dunia. Penuh dengan orang-orang jahat.

"Bukankah kau tidak memiliki tempat tinggal nona?" Pria itu menyeruput kopinya.

Mereka berdua duduk berhadapan di depan Cafe. Pria tua itu-ah maksudnya Sir Daniel, salah satu prajurit dark knight yang paling tua. Pria bermanik hazel, rambutnya yang sudah memutih termakan usia namun tubuhnya yang tegap dan kokoh.

"Jika iya mengapa? Anda tidak suka Pak Tua?" Tanya Rhea sinis.

"Tidak, tidak, hanya saja bukankah kau butuh tempat tinggal?" Sir Daniel menjeda ucapannya "dan tentunya uang untuk bertahan hidup" sir Daniel menyeringai.

Rhea termenung sejenak.

"Gw emang butuh tempat tinggal dan uang buat bertahan hidup, gw masih mau hidup pokoknya. Tapi apakah ini jalan yang tepat?" Batin Rhea berpikir.

"Dark knight, organisasi sihir hitam yang tidak di ketahui oleh siapapun. Kami bekerja dibawah bayang-bayang rembulan, dan tugas kami satu. Menjadi pembunuh bayaran" Sir Daniel merendahkan suaranya agar tidak terdengar siapapun.

"Pembunuh bayaran?" Rhea mengulangi kata akhir seakan akan bertanya.

"Tapi tenang saja, jarang sekali ada misi membunuh seseorang, biasanya hanya dilakukan oleh para pihak kerajaan yang tamak itu" Sir Daniel mendengus dingin.

"Membunuh seseorang?" Bisik Rhea pelan.

"Ya... Sebenarnya ada satu lagi tujuan dark knight, namun ini sangatlah rahasia. Apakah nona berminat?" Tanya Sir Daniel meletakkan cangkir kopinya.

"Selain membunuh dan rahasia itu apa yang akan Dark knight lakukan?" Rhea berbalik bertanya.

"Melatih orang-orang tertentu yang memiliki potensi dan menjadi mata-mata. Kami menjual informasi" jawab Sir Daniel mencondongkan tubuhnya. "Saya sangat tidak suka basa-basi, apa kau berminat?"

Rhea terdiam sejenak. Memikirkan resiko yang ia tanggung jika menjadi mata-mata atau menjadi pembunuh bayaran. Tatapan mata Coklat terang itu menatap sekitar kota. Rhea menyipitkan matanya.

Terlihat poster besar yang dipasang di dekat toko kue seberang. Foto gadis berambut hitam, bermata coklat terang dan baju putih-abu. Itu Rhea!

"Anjirt lah, gw buronan kece juga sih lumayan. Tapi ngapa hidung gw kegedean anjir!?!?!" Rhea memijat pangkal hidungnya. Bagus sekali. Ia baru saja datang ke kota ini dan sudah menjadi buronan. Pasti sangat sulit mencari pekerjaan. Rhea menimbang-nimbang tawaran itu.

"Saya bersedia" ucap Rhea mantap.

"Bagus, satu hal lagi. Kita harus segera pergi ke markas" ucap Sir Daniel.

Tiba tiba bayangan memenuhi sekitar keduanya. Tanpa siapapun sadari keduanya hilang ditelan bayangan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

^⁠_⁠^

Hotel tua ditengah tengah kota.

Penuh dengan orang-orang yang berlalu-lalang. Sangat ramai. Hotel tersebut termasuk ramai jika di bandingkan dengan hotel lainnya.

Namun, apa yang mereka lakukan di sana?

"Strategi yang bagus" gumam Rhea pelan tapi terdengar oleh Sir Daniel.

Sir Daniel terkekeh.

Bangunan kuno berdiri indah di tengah kota, tumbuhan yang merambat di dinding-dinding hotel menambah kesan estetik di dalamnya. Belum lagi banyak pengelana yang berlalu-lalang masuk ke hotel tersebut.

Dark Knight : RheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang