Nineteen

35 2 0
                                    

"Jangan senang dulu. Gajah hidup secara berkelompok" suara dingin Rhea mengalun datar menyadarkan lelaki itu.

Tatapan keduanya terpaku ke monster yang sama seperti tadi.

Namun dengan jumlah yang lebih banyak.

Vieer mengelap dagunya yang terkena cipratan darah. Keringat membasahi seluruh tubuhnya. Nafasnya terengah-engah, tenaganya sedikit terkuras karena melawan monster sebelumnya.

Rhea mengangkat tangannya, muncullah pedang es yang lebih kokoh. Manik coklat itu menampilkan tatapan yang datar dan suram, kulit putihnya terciprat darah, menambahkan kesan menyeramkan dari gadis itu.

Rhea mengayunkan pedangnya kearah salah satu kaki monster itu.

Uauauauaaa

Auman monster memekakkan telinga.

Gerombolan monster itu mulai menyerang ke segala arah.  Vieer mengambil tombak di belakang pundaknya dan melemparkannya tepat ke mata monster itu.

Rhea mengumpulkan seluruh sihir esnya.

Hawa dingin memenuhi sekitar.

Wush!!

Dengan sekejap mata semua kerumunan monster itu membeku.

Rhea kembali mengumpulkan segenap tenaga yang tersisa untuk membuat api. Tubuhnya bergetar kelelahan. Namun gadis itu tetap memaksakannya.

Buarr!!!

Api membakar es itu hingga mencair dan membakar habis monster monster itu.

Kepala Rhea berkunang-kunang.

Rhea mendengus kecil.

"Wahh kau sangat hebat nona" Vieer tersenyum manis mendekati Rhea. "Kukira kau akan pingsan setelah mengeluarkan semua tenaga mu, tapi sepertinya aku terlalu berpikir pesimis"

Rhea mendengus. "Apa yang sebenarnya terjadi?"

"Portal monster terbuka. Pintu dunia bawah tanah tempat berkumpulnya makhluk makhluk mengerikan. Atau bahkan kematian. Tapi aku tidak terlalu yakin jika itu disebabkan oleh portal. Bukankah portal hanya bisa dibuka oleh penyihir? Mungkin saja ada yang sengaja membuat portal atau mungkin juga karena retakan tanah. Aku tidak terlalu mengetahuinya "

Rhea menyatukan alisnya berpikir.

"Lagi pula nona, sepertinya lebih baik kita pergi dari sini. Atau mungkin beristirahat sejenak? Wajahmu terlihat pucat "

"Entahlah " Rhea berjalan melalui Vieer. Manik hijaunya menatap perkotaan kerajaan selatan yang sudah kacau balau.

"Sepertinya mereka membutuhkan bantuan mu Nona" Vieer berkata berhati-hati.

"Dan manfaatnya untukku?" Rhea mengangkat sebelah alisnya.

Vieer terdiam.

Gadis didepannya sangat sangat menyebalkan dan dingin!!! Rasanya seperti berbicara dengan bangsa elf yang kaku dan perhitungan alias pelit.

"Mereka membutuhkan bantuan mu. Mungkin tanpa bantuanmu kerajaan ini akan hanya tersisa nama saja. Dan lebih buruknya para monster mulai mendekat dan menyerang kerajaan lainnya. Dan akhirnya itulah akhir dari dunia" Vieer tersenyum simpul dan menggelengkan kepalanya.

"Jika memang para monster jelek itu akan menyebar ke kerajaan lainnya, mengapa kekaisaran tidak mengirimkan bantuan? Aku lihat lebih banyak mayat prajurit selatan dibandingkan mayat Monster" Rhea menghentikan langkahnya. Kakinya tanpa sengaja menginjak tangan manusia yang copot dari bagian tubuh pemiliknya.

Dark Knight : RheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang