Eight

133 19 0
                                        

Ada tempat di dunia yang tampak memancarkan keajaiban dan kekaguman melebihi tempat lain. Atmosfer yang tampak kental berada di luar ruang dan waktu dari seluruh realitas yang ada. Mereka hadir secara alami, bunga mawar merah mekar di Padang rumput alami, dan air terjun tersembunyi di tengah hutan.

Tempat itu dunia ini.

Dunia yang Rhea tempati.

Penuh dengan keajaiban dan misteri. Tak seorangpun tau, diluar dunia tersebut ada dunia penuh dengan segalanya yang modern. Berbanding terbalik dengan Wilayah Maradona. Wilayah dengan 24 kerajaan didalamnya. Kerajaan Maradona, pusat segala hal. Perdagangan, destinasi, dan pemerintah. Maradona dunia lain dari bumi. Bumi manusia.

Maradona bumi-nya sihir. Penuh dengan sihir. Mungkin itu yang dipercayai oleh beberapa orang. Beberapa menganggapnya hanya dongeng belaka. Namun beberapa orang percaya di dunia ini terdapat sihir yang berdampingan dengan hidup mereka. Sihir adalah kata yang rasanya mustahil ada di dunia.

Tapi bagaimana jika sang penyihir Maradona menampakan dirinya setelah ribuan tahun? Akankah mereka percaya?

Sang penyihir Maradona, penjaga dunia tersebut. Menjaga kedamaian dan kesejahteraan di dunia itu. Namun keberadaannya masih menjadi misteri, hanya segelintir orang yang pernah bertemu dengannya.

Mungkinkah hanya rumor belaka?

•••••

Dipinggir kota.

Gadis berambut merah, bertubuh kurus, kulitnya yang putih penuh dengan debu, dan manik hijaunya yang memukau. Gadis bermanik hijau itu berlari cepat. Nafasnya terengah-engah. Langkah kakinya semakin cepat. Rambut merahnya melambai-lambai ditengah larian.

Suara gaduh mengikuti gadis itu dari belakang. Lelaki topeng gagak hitam dan pakaian serba hitam mengekori gadis itu.

Sesekali gadis itu menolehkan kepalanya. Mencoba melihat posisi lelaki itu. Kaki gadis itu tergelincir kubangan air. Gaun putihnya kini penuh dengan air hitam. Namun gadis itu tidak peduli. Ia tetap berlari menjauh dari sosok bertopeng gagak tersebut.

Jantungnya terasa sakit.

Penyakit jantung yang dialami gadis itu terpaksa membuat ia berhenti berlari. Ia memegang dadanya erat. Mencoba menghirup oksigen dengan rakus.

Langkah kaki mendekatinya.

Suara pedang lepas dari sarungnya menggetarkan hati gadis itu.

Gadis itu berdiri dan mencoba lari. Namun mata pedang telah mendarat tepat di lehernya. Perlahan pedang itu membuat darah keluar. Gadis itu meneguk ludah. Matanya melotot seakan-akan terlepas dari tempatnya.

"Kau pikir kabur akan menyelesaikan permasalah mu huh?" Pria bertopeng menyeringai dibalik topengnya "kemarilah gadis baik, proses pengambilan sihirmu tidak akan sakit. Mungkin hanya akan membuat jantung lemahmu berhenti" ucap pria itu ringan.

"Kau pikir aku bodoh?! Tidak akan pernah. Tidak segampang itu pak jelek" kekeh gadis itu.

"Kau sudah bosan hidup ternyata. Selain penyakitan kau adalah beban" pria itu menekan perlahan pedangnya di leher gadis tersebut.

"Oh hai, aku cuma lewat jadi lanjutkan saja" interupsi gadis bertudung hitam tepat di depan gadis berambut merah.

Gadis berambut merah mendongakkan kepalanya. Sinar rembulan terhalangi oleh sosok tersebut. Seolah-olah secerah harapan datang menyinarinya.

Tubuh gadis berambut merah terasa panas. Ia menggeliat aneh membuat pria bertopeng tersebut menekan bahunya.

"Tolong aku Rhea Zanovya" bisik gadis berambut merah pelan.

Rhea menyipitkan matanya.

Gadis berambut merah dan bermanik hijau. Mirip dengannya.

"Ah, kau membuang waktuku hanya untuk drama murahan mu ini nona" pria tersebut menjambak rambut gadis itu membuatnya tersungkur.

Kabut hitam mengepul.

Rhea menghilang dari pandangan dan sekejap berada di depan pria bertopeng tersebut. Pedang di tangan pria itu sudah berada di genggaman Rhea. Rhea membuang pedang itu asal.

Pria tersebut mencoba memukul tengkuk leher Rhea. Dengan sigap Rhea menahannya dan membanting tubuh pria tersebut hingga jatuh.

"Sihir hitam" desis pria tersebut sembari mengeluarkan belati di pinggangnya.

Pria itu menusukkan belatinya di perut Rhea dan segera berdiri. Rhea menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba kepalanya terasa berputar dan tubuhnya terasa panas. Pria tersebut mengambil belatinya secara paksa dan memukul Rhea.

Rhea mencoba bertahan. Pandangannya kabur. Tubuhnya merasa lemas dan tusukan diperutnya terasa sakit.

Rhea memuntahkan darah.

Cahaya biru menyinari tempat gadis berambut merah itu.

Namun pria bertopeng tersebut memungut pedangnya tanpa menghiraukan cahaya biru tersebut.

"Mungkin ini dinamakan Cahya ilahi" gumam Rhea pelan.

Cahaya biru tersebut menembus badan pria bertopeng.

Tubuh pria tersebut kaku. Sekeliling tubuhnya dipenuhi oleh butiran es hingga akhirnya es tersebut membekukannya.

Pandangan Rhea mengabur namun dirinya tetap berusaha bertahan menelan kenyataan aneh tentang adanya sihir.

.
.
.
.
.
.
.
.

Bingung mau lanjutin dari mana, udah segini aja hehehe

Jangan lupa vote and koment guys, aku patah hati kalo kalian ga vote 💔

Dark Knight : RheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang