Cinta yang Tulus

96 14 0
                                    


*

*

*

Sudah setengah jam berlalu, Chanyeol tak juga kembali. Kyungsoo jadi gelisah. Bahkan saat ia berusaha menghubungi ponselnya, nomor tersebut tidak aktif. Hal itu semakin membuat prasangka Kyungsoo tambah buruk.

Apakah Chanyeol benar-benar marah padanya? Apakah tadi ucapannya hanya bualan saja? Kemana ia pergi? Kenapa tidak memberitahu yang sebenarnya padanya? Lantas dimana ia sekarang? Memikirkan hal itu membuat kepala Kyungsoo pening.

Ia mencoba mengusir rasa cemas dan khawatir itu dengan berendam sejenak di bathup. Menetralkan isi kepalanya yang terasa berat. Berusaha berpikir positif bahwa Chanyeol pasti kembali. Dan entah kenapa, pertanyaan lain muncul begitu saja. Semakin mencemaskan dan membuat hatinya resah.

"Dimana kau Naekko...kenapa tidak menghubungiku?" Desis Kyungsoo lirih. Entah kenapa hatinya mendadak hampa. Ingatan tentang kejadian tadi saat dirinya mengacuhkan sang kekasih kembali muncul. Argghhh... Kyungsoo marah pada diri sendiri!

Hingga dirinya selesai mandi, dan sudah berganti pakaian tidur, ditatapnya jam dinding kamar. Sudah hampir pukul sepuluh. Sudah lewat setengah jam sang kekasih tak ada kembali bahkan tak ada kabar. Kyungsoo lantas berinisiatif untuk menghubungi sahabat kekasihnya. Dimulai dari Baekhyun yang ternyata mengatakan tak bersama Chanyeol, dan Kai yang meskipun nomornya terhubung tapi tak juga diangkat panggilannya.

Kai sudah dikamar asramanya. Begitu tiba tadi, ia langsung merebahkan diri dan men-senyapkan panggilan ponselnya karena tak ingin istirahatnya diganggu. Ia lelah.

Hingga beberapa kali membuat panggilan ke nomor Kai dan tak ada respon, raut wajah Kyungsoo semakin gundah. Ia ingin menyusulnya tapi tak tau kekasihnya itu pergi kemana. Selain itu, ia juga takut keluar sendirian di waktu seperti ini. Belum lagi jika nanti ada Jaehyun. Kyungsoo jadi gelisah karena terus kepikiran. Ia berdoa dalam hati agar kekasihnya itu baik-baik saja.

"Dia pasti kembali. Aku akan menunggunya" ucapnya bermonolog. Mondar mandir di samping ranjang sampai lelah, akhirnya Kyungsoo menjatuhkan dirinya diatas kasur.

Sementara itu dilain tempat, Chanyeol tak henti-hentinya mengumpat dalam hati lantaran ia harus terjebak macet akibat ada kecelakaan lalu lintas. Sedari tadi ia melirik jam yang melingkar ditangannya. Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang sembilan menit. Semakin resah ia karena takut tokonya sudah tutup dan ia tak sempat menukar barangnya. Lima belas menit yang lalu, dirinya sempat menghubungi nomor karyawan tersebut dan mengatakan bahwa dirinya sudah diperjalanan. Karyawan itu bilang akan menunggunya sampai jam sepuluh. Dengan waktu yang singkat sementara jarak yang ditempuh masih beberapa meter lagi, Chanyeol semakin kesal saat mobil yang dikendarainya benar-benar tak bisa jalan dan terjebak ditengah. Berusaha dirinya memikirkan cara sementara waktu terus semakin dekat pada angka sepuluh.

Dengan pasrah, akhirnya ia memutuskan untuk meninggalkan mobilnya untuk di tepikan disana dan ia memilih untuk berlari menuju toko perhiasan tersebut. Tak perduli ia lelah, asal ia bisa segera menukar barang pesanannya dan segera pula diberikan kepada Kyungsoo.

Langkahnya tak secepat yang tadi, bahkan nafasnya benar-benar tersenggal saat dirinya baru tiba di depan toko perhiasan tersebut. Ternyata sudah sepi. Bahkan lampu toko telah mati.
Chanyeol meraup oksigen sebanyak-banyaknya untuk menormalkan nafasnya. Peluh keringat bercucuran diwajah dan tubuhnya. Nyatanya, perjuangannya untuk Kyungsoo sudah sia-sia. Bahkan mungkin karyawan toko itu sudah pulang.

Dengan wajah kecewa, Chanyeol menjatuhkan diri di trotoar depan toko yang sepi. Sedih dan benar-benar lelah bercampur aduk. Ia melirik jam tangannya, ternyata sudah pukul sepuluh lewat tigabelas menit.
Chanyeol masih ngos-ngosan sembari merutuki diri akan rasa kecewa ketika tiba-tiba sebuah tangan menjulur dan menepuk pundaknya.

2Moons [Chansoo Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang