prolog.

138 15 11
                                    

.Happy reading.

Cerita baru, semoga suka...

*****

"Lun, lo gakpapa?" Tanya seorang siswi yang berdiri tepat di samping seorang siswi muda Berumur 17 tahun.

Yang ditanyai nya pun hanya menggeleng pelan. "Gue gak papa, gue bisa sendiri kok lo lanjut jalan aja"

"Tapi nanti kalau lo pingsan lagi?" Tanya siswi itu memastikan.

Ia pun terkekeh. "Yaelah, bel. Gue gak se lemah itu kalik"

"Ya-yaudah, gue pergi jenguk Ar, yah. Lo pulang sendiri dulu, nanti kalau udah sampai kabarin, jangan bikin aku cemas..."

Siswi yang diketahui bernama Aluna itu pun tersenyum lalu pergi memeluk sahabat nya yang bernama Cristabel itu.

"Iyaah, bel. Lo gausah cemas gue bisa sendiri kok, yaudah lo pergi sana, kasian arkana" Jawab nya. Setelah itu ia melepaskan pelukan nya.

Senyuman pun mengembang di sudut bibir gadis tersebut. "Yaudah, kalau gitu gue pergi dulu, bye.." Sebelum Abel pergi. Ia terlebih dahulu menggenggam tangan sahabat nya.

"Bye... "

Gadis itu perlahan menjauh dari tempat sahabat nya tersebut.

siswi yang berumur 17 tahun. Kelas 12 xipa 2 itu. Aluna elvara, rambut sebahu, ia mengenakan seragam abu abu, tubuh nya sangat ramping, dan ia juga tak terlalu tinggi.

Setelah mereka pulang dari sekolah. Sahabat nya Abel berniat pergi menjenguk Arkana—pacar dari abel. Karena sudah tiga hari ini ia tak pergi sekolah di karenakan demam. Orang tua Arkana sendiri sedang berada di Amerika, karena urusan bisnis dan belum bisa pulang. Jadi ia menyuruh abel untuk pergi kesana dan menemani nya.

Aluna dan Abel memang sudah lama bersahabat. Sejak kelas 10, mereka sering mengerjakan tugas kelompok bersama.

****

Ia kini sedang melewati pekarangan rumah mewah yang sangat sepi. Ia terus berjalan sendirian, sampai ia melewati rumah minimalis 2 tingkat, bercat gelap, nan rapi.

Disana ia berhenti sebentar, mendadak langkah nya terasa sangat berat. Ia memijat kening nya yang terasa pusing, jalanan seperti berputar dan kemudian pandangan nya menjadi gelap.

Bruuk!

Gadis itu pingsan dengan tubuh nya yang terlentang. Seperti ia sudah tak bisa lagi menahan berat badan nya yang semakin berat.

****

Perlahan aku kembali membuka mata ku. Kepala ku masih terasa sangat pusing.

Berkali kali aku kerjap kerjap kan mata.

Aku mendapati sebuah ruangan. Yang dimana dinding berchat gelap bersih dan rapi, jendela putih dengan gorden berwarna langit. Langit langit kamar nya pun tak kalah gelap, lampu nya juga temaram. Ruangan nya sangat sepi, hanya ada meja, ranjang, al lemari, dan kursi.

Aku masih duduk dengan selimut yang setengah badan masih menyelimutiku.

Perlahan pintu pun terbuka lebar. Yang menampakan seorang siswa berumur 18 dengan masih menggunakan seragam sekolah seperti ku. Namun ia terlihat sangat berantakan, apalagi rambut nya.

AKSA. [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang