13

12 3 0
                                    

*Happy teading*

∆Vote nyaa omm tanteehh...😞∆

Tamat awal

*****

"Aku sembuh pa?"

"Iya, ada seseorang yang mau donorin darahnya ke kamu. Beruntung kamu bisa sembuh"

"Siapa pa?"

"Dia gak ngasih tau identitasnya"

Aluna sempat berfikir. "Aksa gak kesini pa?"

"Kesini, tapi gatau kemarin pamitnya mau ke toilet tapi sampai sekarang masih belum balik!

" Udah jangan pikirin itu dulu, makan dulu yaa"

"Gak!, gak mungkin kan pa?"aluna berdecak kesal, mencopot infus yang ada ditangannya lalu turun dari ranjang.

"Kamu mau kemana, na?"

Aluna tak mendengarkan dengan tubuh yang sempoyongan ia keluar dari ruangan nya. Ayahnya berusaha mengejar namun tak kesampaian karna aluna berjalan lebih cepat darinya.

Aluna berlari mencari cari ruangan, mengitari lorong yang terasa begitu ramai.

Ia sempat menabrak orang, lalu terjatuh namun ia masih berusaha untuk bangkit kembali dan lanjut berjalan.

Sampai ia berhenti di depan ruangan no 16.lalu mengintip ke dalam, benar saja. Ada suara yang sangat ia kenali disana, yaitu suara adelio.

Langsung saja ia mendobrak pintu itu

Brakk!

Pandangan adelio dan dokter liam kini tertuju pada gadis yang berdiri di samping pintu sambil masih menggunakan baju pasien nya.

Adel berhenti menangis.

Saat pertama kali melihat pasien yang sudah ditutupi oleh kain putih di atas ranjang. Ia tau, ia mengenali itu siapa.

Aluna masih tercengang, pandangan nya tak berhenti melihat pada pasien yang sudah dinyatakan meninggal itu.

Ia perlahan mendekat, tangannya bergetar hebat.

"Ini gak mungkin kan del, ini mimpi kan?, itu bukan dia kan?" Air matanya berhasil jatuh tepat di pipinya.

Adelio tak mampu menjawab.

Ia terus menepis kata kata yang ada pada pikirannya.

Saat sudah berada di depan pasien itu. Dengan tangan yang bergetar ia menyibak kain putih, yang menutupi wajahnya.

Kain berhasil terbuka, memperlihatkan wajah yang pusat pasi yang sangat ia kenali. Yaitu wajah yang dulu selalu tersenyum manis padanya, yang selalu membuat nya tersenyum. Dan yang berhasil membuatnya kagum.

Dulu dia hebat, aluna sampai menjadikannya manusia spesial yang hadir dihidupnya.

"nggak!, NGGAK MUNGKIN!" Aluna berteriak histeris, perlahan ia melangkah mundur dengan tangan yang menutupi telinganya. Laluia terjatuh, bersedekap lutut sambil menangis sejadi jadinya.

"INI NGGAK MUNGKIN KAMU, SA!"

"KENAPA HARUS KAMU..HIKS... HIKS... HIKS"

"AKSA AYO BANGUN!...HIKS..."

adelio datang mendekati aluna. Ia berusaha memapah tubuh aluna, "ayo bangun" Ujar adel dengan suara seraknya.

sampai ia duduk di samping ranjang. Ia masih menutupi wajahnya, seakan masih tak bisa menerima takdir.

AKSA. [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang