Kain Kafan Pocong (BAB III)

21 7 0
                                        

HALOO LAGII SEMUAA
UNTUK MEMBERI SEMANGAT KEPADA PENULIS, VOTE&KOMEN YAA
MAKASIHHH.
HAPPY READING BREYY🤩🙌🏻

Kain Kafan Pocong
*****
BAB III

Sudah pukul 7.30. Malam telah melanda kota, Cahya lampu menerangi jalanan, para pekerja sudah mulai berpulangan.

Aku sudah mengganti pakaian dengan piyama coklat. Hari ini ayah lebih cepat pulang dari rumah sakit, kami makan malam bersama. Setelah makan malam, aku duduk diruang keluarga mendengar cerita.

"Ayah, ibu. Vera ke kamar, ya? Vera mau istirahat soalnya capek yah, Bu." Ucapku menghentikan percakapan orangtuaku sebentar.

"Iyaa nak, jangan bergadang ya. Good night, have a nice dream, sayang ibu, ayah." Balas ibu sambil mengusap kepalaku dan dibalas senyum oleh ayah.

"Iyaa ibuu, mat malam ibuu, mat malam ayahh. Babayyy." Ucapku sambil melangkah ke atas anak tangga.

Sesampainya di kamar aku duduk diujung kasur, mengambil jam yang di berikan oleh Pak Suhai kepada kami berlima. Ketika aku mengotak atik benda itu. Terlihat ada pesan yang bisa dibaca semua orang yang memiliki benda itu, termasuk ruang bawah tanah di basecamp.

Itu adalah notif dari Nevan dan Kenza yang katanya ingin berjalan keluar berdua. Terlihat tubuh dan tempat mereka berada.

"Kalian tau? Tadi aku dan Nevan berjalan menuju taman kota, ketika kami melewati TPU(Tempat Pemakaman Umum) ada suara aneh disana. Jika kalian menjadi kami, mungkin kalian akan ber-negatif thinking." Celoteh Kenza yang ditampilkan oleh gambar 3dimensi.

"Gatuh, palingan itu juga cuman kucing doang, kalian tuh lebay bingitt luuch." Ucap Lavenda disusul gelak tawanya.

"Kagaa cokk, ini rill noo efekk. Itu pasti han......thuu...." Ucap Kenza dengan nada yang menurutnya itu adalah nada yang seram.

"Afah iyak? Ai teh gak yakin mah." Balas Fenni membalas.

Aku hanya menonton perdebatan itu, ga mood untuk join percakapan itu, palingan besok bisa di ceritakan secara jelas dan bisa dilihat langsung.

Aku meletakkan jam itu di atas meja seperti semula, dan memejamkan mata bersiap untuk tidur.

.

Hanya terasa sebentar. Jam udah memperlihatkan pukul 5.20. Aku dibangun kan oleh suara bising alarm.

Aku mengambil posisi duduk di tepi kasur, mengambil air mineral, setelah aku 100% sadar, aku mengambil handuk untuk mandi dan bersiap-siap untuk pergi ke sekolah.
Pukul 6.00 aku telah siap dengan pakaian batik khas sekolahku. Aku membereskan buku dan membawa tas kelantai bawah.

Setelah serapan aku berangkat bersama ayah, hari masih terbilang pagi untuk berangkat ke sekolah. Dari tadi ayah hanya membahas pasiennya di rumah sakit kemaren, tentang si itu lah, si ini lah.

"Oh iya, bagaimana sekolahmu, Ra? Dari tadi kita membahas pasien ayah, kayaknya kamu bakal pusing ya kalo dengar lama lama, wkwkwk." Ucap ayahku yang menyadari aku bosan dengan topik itu.

"Kayak biasa kok, gaada yang istimewa untuk akhir akhir ini disekolah ku." Balasku.

"Ouwhh." Balas ayah singkat.

JALAN SETAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang