halooo!!
sebelum baca jgan lupa
vote& komen
happy reading 😼🌷
Pianika Tua
**
BAB XVII
Akhirnya sekolahku kembali sekolah, hari ini aku latihan alat musik, untuk tugas kesenian. Ini adalah jam pelajaran terakhir, tidak ada guru yang mengawasi, kami hanya latihan sendiri, karna guru kesenianku sakit.
Ketika pulang, aku, Fenni, Nevan, dan Kenza ditunjuk oleh guru untuk membersihkan ruang musik. Ruang musik ini besar, bukan hanya ruangan segi empat dengan berbagai alat musik. Ruangan itu telah disekat sesuai dengan alat musiknya, jadi kami memiliki banyak pr.
Kini aku dan Nevan berada di ruangan ke5, ruangan Gitar. Ketika kami merapikan gitar dan memungut sampah sampah yang berserakan, terdengar seperti alunan musik pianika dari ruangan sebelah.
"Itu siapa? Bukannya murid yang tinggal cuman kita ber empat?" Tanyaku pada Nevan, dia jelas tidak tahu.
"Gatau, Fenni kali? Atau Kenza?" Nevan membalas ku dengan biasa saja.
Semakin lama, semakin terdengar indah alunan musik itu. Akhirnya kami selesai di ruangan gitar, dan selanjutnya yang kami tujui memang ruang pianika. Ketika aku membuka pintu kecil, aku baru tau jika ruangan ini amat besar.
Terdengar suara pianika dimana mana, padahal tidak ada yang meniupnya. Aku berjalan lurus ke depan, ke tempat pianika paling besar berada, dari sanalah keluar alunan musik itu.
Nevan yang melihatku kesana, ikut menyusul di belakangku. "Vera sama Nevan udah siap belum?" Ucap Fenni sambil membuka pintu, ia masuk bersama Kenza.
Mereka ternyata sudah siap sedari tadi, tapi bermain di ruangan terakhir yang mereka bersihkan. Tepat, ketika mereka berada di sampingku, suara pintu tertutup
Tuuuk.
Pintu itu tertutup sendiri, dengan cepat aku berlari kearah pintu, mencoba membukanya. tapi tak bisa, pintu ini seperti terkunci. Aku kembali dibuat salah fokus oleh pianika itu.
Dari ujung pianika itu, keluar seorang gadis, menggunakan jas anak musik. Ia meniup pianika itu terus tanpa menarik nafas sedikitpun.
Ketika ia meniup pianika sekali lagi, semua pianika yang berada di ruangan itu mengeluarkan suara dan senjata? bukan, itu adalah udara yang terlihat keluar dari pianika itu.
Udara udara itu menghadap ke arahku dan yang lain semuanya, ia seperti tidak suka kedatangan kami disini. Ketika pianika kembali ditiup, udara besar mengarah kepada kami.
dengan cepat aku dan yang lain membuat perisai. Tapi udara itu seperti membuat lubang lubang kecil di perisai yang aku buat, membuat perisai itu pecah karna terlalu banyak lubang.
Udara itu terasa kuat, seperti jarum jarum yang menusuk. "Kita harus hancurin pianikanya!" Ucap Fenni mengalahkan suara siulan angin.
mendengar itu, kami segera berpencar. Kami mulai menghancurkan pianika itu satu persatu, tapi tidak ada yang berbeda. Ada apa ini? Semua pianika yang sudah dihancurkan kembali seperti semula.
"Ga bisa cok! Pianikanya ga kenapa kenapa!" Kini Kenza bersuara, dia memang benar.
Kami kembali ke posisi semula, tidak baik jika kami berpencar, itu bisa membuat kelemahan untuk kami.
Nevan yang sejak tadi fokus kepada pianika utama itu akhirnya mengeluarkan pendapat, "Pisahin orang yang ada disana sama pianikanya! Itu caranya!" Ucap Nevan.
"Aku bakal ngeluarin gambar Mawar hitam, itu berkemungkinan buat pianika lain rusak, setidaknya bisa membantu kita walau sebentar. Kenza kali ini yang buat perisainya, Nevan hancurin pianika yang paling besar itu, terakhir, Fenni tarik orang itu dari pianikanya. Aman?" Ucapku memberi penjelasan dan di balas 'ok' oleh yang lain.
"Dalam hitungan 3 kita yang maju ok?" Ucap Nevan sambil berhitung.
Ketika hitungan ketiga, aku segera mengeluarkan gambar mawar hitam. Mawar itu segera mengeluarkan duri durinya yang membuat pianika itu susah menyampaikan angin kuat itu kepadaku dan yang lain.
Plash Plash Plash
Suara pedang Nevan terdengar,
TUSHH
Suara hempasan ketika Fenni menjatuhkan gadis itu.
Kini semua pianika tidak mengeluarkan suara atau angin badai itu. Kini telah lebih tenang.
"Kkenapa kau menghancurkan latihanku? Kau membuatku gagal dalam kompetisi!" Ucapnya marah kepada kami semua.
"Hei, sadar. Kau sudah menjadi mayat." Balas Kenza dengan nada santai.
"Apa maksudmu mengatakan itu!"
"Memang! Itu fakta! Kau memainkan pianika yang tidak nyata juga!"
"Kau kalah dalam audisi, membuatmu memiliki ambisi tinggi akan kemenangan itu, latihan terus menerus sampai sampai kau tidak sadar akan kau dikurung didalam ruangan musik ini! Sekian lama terkurung, tak makan tak minum membuat nyawamu akhirnya meregang!"
"Hei Kenza, dari mana kau tau tentang itu?" Tanyaku padanya. Pasal aku tak tau tentang itu.
"Kakel pernah bercerita." Ucapnya menoleh kepadaku sebentar.
"Udahlah, adu bacot sama cewek ga ada abis abisnya. Nevan bagusan sekarang aja kirim dia!"
Nevan melihat ke arahku dan Fenni, ia menanyakan pendapat. Jika dilihat lihat, perdebatan ini tidak akan ada abis abisnya, mereka sama sama tidak akan mengalah. Jadi lebih baik saatnya mengirim makhluk ini ke dunianya, jika ini berlama disini, bisa jadi ada penduduk sekolah yang menyadarinya.
Akhirnya, aku dan Fenni mengangguk ke arah Nevan, dengan segera ia melaju tepat di sebelah Kenza yang berada di depan gadis itu.
"Permisi, maaf mengganggu waktu debatnya yaa." Ucap Nevan berada di depan gadis itu.
"Nev, cepat aja, jangan sok asik. Nantik dia adu bacot lagi." Balas Kenza kepada Nevan.
"Sabaran dulu kek!" Balas Nevan.
Entah mengapa aku bisa berteman dengan dua manusia aneh itu.
Akhirnya, Nevan mengulurkan tangannya kepada gadis dengan rambut kuncir kuda itu. Entah mengapa, ia menganggap jika Nevan ingin bersalaman dengannya, jadi ia membalas uluran tangan itu.
Karna ia membalas uluran tangan Nevan membuat cahaya milik Nevan dengan cepat menyelimuti tubuhnya.
Pianika besar tadi ikut menghilang. Kertas yang berbentuk tua datang kembali, Nevan memberinya padaku.
-Pengendali pianika
Setelah selesai, kami kembali menyusun pianika lain, dan segera keluar. Aku telah LELAH!!
**
Hari ini aku dijemput oleh ayah, dan ayah sudah menunggu didepan gerbang. Untung saja ayah mengerti jika aku telat keluar karna membersihkan ruangan musik.
**
Lanjut Ke BAB XVIII
~
ayoo vote&komen bagi yang belum, notifnya aku tunggu teruss yaa.
makasii buat yang udah senang hati ngasih vote&komen.
see you next bab 😋
papayy😽👋👋
KAMU SEDANG MEMBACA
JALAN SETAN
Фэнтези! CERITA INI HANYA IMAJINASI SAYA SEBAGAI PENULISANNYA ! Namaku adalah Clavera Geyzava, aku lebih dikenal dengan Vera, umurku 14 tahun, aku duduk di kursi kelas 8 SMP Bangsa Berlian. Aku sama dengan remaja pada umumnya, but.. ternyata ada suatu hal...
