haloo! jangan lupa vote&komen yaa
happy reading😆🎉Gelang Bermata
**
BAB XVISesampainya di kotaku, aku dan yang
lain tetap menjalankan kehidupan seperti normal, walaupun kami masih merasa kehilangan.Sekolah diliburkan karna kami baru pulang dari studi tour. Aku dan yang lain memilih berkumpul ke basecamp bersama yang lain, mungkin kami bisa bercerita kepada pak Suhai.
Masih dengan keadaan shock, pak Suhai mengajak kami untuk bermain di hutan sambil menenangkan diri aku dan yang lain, “Bagaimana jika kita keluar? Berjalan jalan di hutan? Itu akan berasa adem.” Bujuknya mengajak kami keluar.
Awalnya kami tak ingin, tapi karna dipaksa, akhirnya kami mengikutinya. Kami tak tau ia ingin mengajak kami semua kemana, intinya kami terus berjalan lurus.
Sudah berada di depan pohon yang amat besar, pak Suhai berhenti. Kami yang melihat gerakan berhentinya tentu ikut berhenti.
Plash
Sebuah tali yang diikatkan oleh ranting, layaknya sebuah jenjang panjang turun dari atas pohon, “Setelah aku sampai di atas, kalian bergantian naik. Ok?” Ucap pak Suhai sambil menaiki tali itu.
Setelah memberi kode jika sudah di atas. Kami mulai menaiki tali itu, yang pertama naik adalah Kenza, dan yang terakhir adalah Nevan.
Sampai di salah satu dahan pohon yang amat besar, terlihat pak Suhai duduk bersila disana. Aku tak tau ini pohon apa, tapi aroma membuat nyaman dan tenang.
Aku dengan santai berjalan menuju kearah pak Suhai, Kenza dan Fenni. Mereka sudah duduk disana sejak tadi.
Pohon itu seperti hidup, ketika pak Suhai meminta sesuatu ia langsung bisa membawanya dengan salah satu ranting. "Ini adalah pohon yang aku tanam dengan bibit di planetku. Pertumbuhan pohon itu amat cepat, dan tentunya bisa berkomunikasi dengan kita." Jelasnya.
Aku mengaguk sambil menyeruput teh hijau yang baru saja diberikan ranting pohon itu. Tehnya amattt enakkk.
**
Setelah lebih tenang, kami kembali ke basecamp, pak Suhai telah jauh berjalan di depanku.Setelah sekian lama berjalan dari pohon tadi, Kenza dan Fenni yang berjalan di depanku dan Nevan secara mendadak berhenti. Mereka berjongkok seperti mengambil sesuatu di tanah.
"Vera! Nevan! Liat liat, liat ini!" Ujar Kenza memperlihatkan sesuatu.
Aku segera bergegas berjalan menuju kesana, "Itu apaan?" Tanyaku ketika sampai.
"Gelang, tapi liat ini! Ada matanya, warna merah!" Balas Fenni dengan antusias, sepertinya ia menyukai gelang itu.
Setelah ia mengatakan itu ia segera berdiri sambil memakai gelang itu, "Fenni, itu gelang siapa? Jangan asal pakai." Tegur Nevan kepadanya.
"Orang ketaro disini aja, berarti gaada yang punya." Balasnya pada Nevan.
Sepertinya ia akan susah untuk di tegur, jadi lebih baik kami melanjutkan perjalanan kami.
**
Telah lama perjalanan menuju basecamp, kami merasa ada banyak yang berbeda. Terutama hawa disini membuat merinding, padahal tadi tidak apa apa.Terdengar suara rintihan, itu adalah suara dari Fenni. Ia seperti merintih kesakitan. Hampir sekujur tubuhnya memerah.
"FENNI KENAPA?" Tanyaku segera berlari kearahnya. Aku segera memegang kedua tangannya. Panas, terasa panas ditangannya yang menggunakan gelang.
"AAAAAAA!" Soraknya menyalurkan rasa perih dari panas gelang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JALAN SETAN
Fantasy! CERITA INI HANYA IMAJINASI SAYA SEBAGAI PENULISANNYA ! Namaku adalah Clavera Geyzava, aku lebih dikenal dengan Vera, umurku 14 tahun, aku duduk di kursi kelas 8 SMP Bangsa Berlian. Aku sama dengan remaja pada umumnya, but.. ternyata ada suatu hal...