Asap Kembar (BAB XI)

7 4 0
                                        

haloo everyone!!!
ketemuu lagiii
ayoo ayoo bantuu vote and komenn
ditunggu notifnyaa yakkk!

happyyy readinggg prendd😆🌷

Asap Kembar
**
BAB XI

Entah kenapa hari ini banyak orang yang
terlalu sering membuat asap, dengan cara membakar sampah, knalpot kendaraan, asap rokok, dan ada kebakaran rumah
dan lainnya. hari ini adalah hari yang ada banyak polusi di kota ini.
Sekolah mewajibkan murid menggunakan masker ke sekolah.

Hari ini aku diantar oleh ayah kesekolah, ayah rela telat asalkan hari ini aku tidak pergi dengan angkutan umum. 'bahaya, ada banyak polusi. Udah Vera berangkat sekolah sama ayah aja, dari pada anak saru satunya ayah nantik sakitt' itu adalah ucap ayah ketika serapan tadi pagi.

Tadi malam ditambah dengan adanya rumah yang kebakaran jadi menambah asap yang berkeliaran bebas.

"Nantik pulangnya tunggu ayah didalam gedung sekolah, nantik kalo ayah udah didepan sekolah ayah langsung telfon. Jangan pulang pakai angkot ya Vera. Nantik Fenni sama Lavenda langsung barengan aja pulangnya sama kita, bilang sama mereka debu ini ga baik buat kesehatan. Nantik ayah bakalan jemput, soalnya jadwal ayah ga rapet hari ini." Ceramah ayah di pagi ini adalah tentang asap dan debu.

Aku terpaksa harus mengikuti kata ayahku yang seorang dokter ini, memang sedikit ribet, tapi gapapa lah, hitung hitung ayah jarang menjemput ku ke sekolahan.

Gerbang sekolah sudah didepan mata, aku berpamitan dengan ayah lalu bergegas lari keluar ruangan. Bahkan didepan gedung sekolah disediakan kotak refill masker jika ada yang ingin mengganti dan juga tong sampah. Karna dari tadi aku didalam mobil dan baru menggunakan masker ketika turun, jadi aku skip mengambilnya.

Lapangan cukup sepi, banyak orang memilih didalam kelas atau ruangan yang tertutup lainnya, seperti kantin. Ketika aku ingin menaiki anak tangga ada suara yang memanggilku.

"Veraaa! Tungguinn!" Itu adalah suara Lavenda, dia baru sampai sepertinya ia menggunakan angkot seperti biasanya.

Aku menunggunya dan berjalan bersama menuju kelas. Benar saja, semua insan yang ada disekolah berada di koridor lantai 2 sampai lantai 3, beberapa dari murid disekolah ku memanfaatkan koridor yang tertutup ini.

Tak sedikit orang yang berada didalam kelas, termasuk dengan Kenza, Fenni, dan Nevan. Mereka memiliki obrolan yang hangat di pagi hari yang berasap ini.
Aku meletakkan tasku dimeja lalu berjalan kearah meja Nevan dan Kenza.

"Kesian anaknya ya." Sepertinya bukan kata sapaan yang aku dapatkan terlebih dahulu dari mereka. Lavenda sudah menyusul mengambil kursi dan duduk disamping meja Nevan.

"Kasian karna?" Ucapku mencoba bertanya untuk memahami topik ini.

"Anak yang ke kurung dirumah yang tadi malam kebakaran itu. Kamu ga tau? Ada dua korban anak anak?" Balas Fenni seraya bertanya padaku.

"Hah? Anak anak? Aku tau, ada dua korban dirumah itu, tapi ga tau kalo korbannya anak anak." Aku kembali membalas.

"Sedih ya." Tambahku.

Na.. Na.. Na..

"Saatnya memasuki jam pertama, selamat menunggu gurumu didalam kelas. Menunggu lah dengan tertib dan tidak berisik."

Na.. Na.. Na..

Bell jam pelajaran pertama telah berbunyi, guru guru bergegas memasuki ruang kelas masing masing. Sedangkan didalam kelas, anak anak sedang berlari menuju kursi masing masing, mengambil buku dan membaca sampai guru jam pertama masuk.

JALAN SETAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang