haloo
jangan lupa vote&komen yaak
happy reading 😼🌷Palasik
**
BAB XVIIISetelah beberapa hari melewati ujian, akhirnya pembina pramuka mengajak murid kelas 8 untuk pergi camping. Kami pergi menggunakan 2 bus sekolah, semua anak wajib ikut, karna camp ini akan berpengaruh pada nilai raport.
Kami sudah sampai di hutan tempat camp, hutan ini tidak terlalu jauh dari kota kami. Setelah membuat tenda, kami menyiapkan api unggun untuk nantik malam.
Aku dan Fenni pergi mencari ranting ranting. Nevan dan Kenza juga pergi, tapi arah kami berbeda. Ketika kami di dekat rumah rumah warga, terdengar suara ibu menangis. Dengan segera aku dan Fenni menghampirinya.
Ia menangis karna anaknya terkena 'Palasik', makhluk yang bisa membuat anak kecil, ibu hamil, atau ibu menyusui meninggal hanya dengan melihat matanya, atau berkomunikasi. Aku tak tau bagaimana ia melakukan itu, tapi kurang lebih seperti itu.
Di kampung ini sudah banyak anak balita yang meninggal karena ia, di kampung ini pun tak tau siapa sebenarnya palasik itu sendiri, karna palasik bisa menyerupai manusia. Dan karena, setiap ada bayi yang baru lahir, maka semua penduduk akan datang melihatnya.
Ibu itu masih menangis, terlihat di gendongan tangannya ada bayi yang menangis seperti menahan sakit. Karna, ini berhubungan dengan makhluk, sepertinya kami bisa membantu dua hal sekaligus.
Aku izin berpamitan kepada warga yang ada disana, lalu mengajak Fenni untuk menghubungi Nevan dan Kenza, kami akan mencari makhluk itu siapa.
Tak lama, Nevan dan Kenza sudah sampai, ternyata ia menggunakan teknik teleportasi, karna tidak akan ada yang melihatnya. Dengan segera kami menghubungi Robotkop, kami akan bertanya bagaimana bentuk atau ciriciri makhluk palasik tadi.
"Dia akan terlihat lebih muda jika baru mendapatkan korban baru. Jika ingin memusnahkannya, keluarkan semua organnya baru kirim dia ke dunia makhluk. Aromanya ga enak, kayak bau mayat. Jika kalian bisa mengirimnya sebelum 24 jam ia menjumpai anak kecil, maka, anak itu masih bisa bertahan." Mungkin itu info baru yang kami dapatkan dari Robotkop, selebihnya sudah sama dengan cerita dari warga.
Kami segera mendatangi warga tadi untuk bertanya, "Buk, dari tadi malam siapa aja yang udah liat anaknya kalo kami boleh tau?" Tanyaku.
"Sudah hampir seluruh desa dek," balas bapak bapak yang berada disebelah ibuk itu.
"Kalo boleh tau, ada warga yang baunya agak kayak bau mayat gitu ga pak?"
"Ada, rumah paling ujung sana. Dia jarang keluar rumah, keluar rumah cuma waktu ada yang lahiran doang. Tapi emang dia udah tua, dek."
"Tapi kemaren, waktu dia kesini. Dia kelihatan lebih muda loh." Ucap salah satu warga.
Aku kembali izin untuk meninggalkan tempat itu, mengajak yang lain untuk berunding sebelum kami kesana. "Keknya emang yang punya rumah itu deh." Kenza berbicara kepada kami.
"Iya, soalnya dia keluar waktu ada anak kecil doang, dan kemaren dia keliatan lebih muda." Balas Fenni menyetujui Kenza.
"Dia makhluk jadi jadian, 32% manusia 68% makhluk dunia lain, jadi jangan segan ngirim dia ke dunianya." Kini Nevan ikut berbicara.
"Kita kerumah dia sekarang?" Tanyaku.
"Sekarang! Kesian adek itu!" Balas Fenni marah padaku.
"Sebelum kesana, susun dulu rencananya. Biar kita lebih mudah ngirim dia." Aku kembali berbicara.
"Sampai rumahnya, langsung aja bunuh?" Ujar Kenza dengan santainya.
"Tidaklah!"
"Sampai sana, kita ajak dulu bicara. Nantik kalo kita emang ngerasa aura negatifnya. Langsung aja, Vera keluarin makhluk boneka kelinci, aku tolong jaga pergerakan kalo si palasik itu bebas. Nevan sama Kenza, tugas kalian buang organnya sama kirim dia ke dunianya. Sip?" Kalo ini Fenni yang memberi arahan. Dan kami balas anggukan.
"Udah ayok kerumahnya." Ajak Nevan yang sudah menarik tangan Kenza untuk berjalan.
Kami mengetuk pintu rumah tua itu, "Dari sini aja, hawanya dah beda." Ujar Kenza melihat sekeliling rumah itu.
Pintu rumah terbuka, tampak seorang pria dengan umur sekitar 30an keluar. "Ada apa?" Ujarnya tanpa basa basi.
"Kami ingin bertamu pak." Balas Fenni.
"Cih, ayo cepat masuk! menganggu waktu orang lain saja!" pria itu menyuruh kami masuk dengan nada yang tak bersahabat, tapi takpa, demi adek kecil tadii, kami akan berusaha sabar.
Kini aku sudah duduk di atas sofa ruang tamu itu, "cepat katakan apa yang kalian inginkan?" Ujarnya.
"Mau bawa bapak tua ini pulang." Balas Kenza sambil menunjuk ke pria itu.
"Dasar, tidak di ajarkan sopan santun kamu!?" Balasnya.
"Bapak juga ga tau cara gimana terima tamu yang sopan tu." Fenni memberi pembelaan kepada Kenza.
"Sudah, cepat katakan! Apa yang kalian inginkan dariku."
"Kita tau kok, bapak bukan manusia. Dahlah pak, ayo balik lagi ke dunianya." Kenapa orang tiga ini kali ini satu frekuensi? Biasanya Nevan tidak akan berbicara banyak.
"Apa maksudmu? Aku tidak paham ya!"
"Kalo bapak tidak paham, kenapa marah pak?" Entah kenapa, mulutku dengan sendirinya mengatakan itu.
"Udah ayo, sesuai rencana yak!" Ujar Kenza mengambil posisi.
Dengan cepat aku mengambil buku gambarku mencari gambar boneka kelinci. Ketika boneka itu sudah keluar, Fenni dengan segera menolong boneka itu mengunci pergerakan pria tua itu.
Dia tidak bisa melukai kami, karna dia hanya bisa menyakiti anak anak atau ibu hamil. Jadi akan sangat muda untuk mengirimnya.
Nevan dan Kenza sudah siap dengan pedangnya, "Dalam hitungan tiga ya! Hana! Dul! Set!" Sorak Fenni dari Atas sana.
"GASS." Balas Nevan dan Kenza serentak.
Chiah
Chiah
Chiah
Isi perut pria itu keluar semua, terlihat semua organnya hitam kotor. Dengan cepat aku mengambil plastik dan menampung semua organ itu, untuk kami kubur.
Saatnya masih giliran Nevan menghadapkan tangannya kearah pria itu dan mengirimnya.
-Palasik
Ia memberikan kertas itu padaku.Dengan segera kami menuju belakang rumahnya dan mengubur semua organ itu.
Selesai mengubur kami kembali melihat anak itu. Dia sudah mulai kembali normal seperti sebelumnya.**
Sudah satu makhluk yang kami kirim di desa ini, kira kira akan ada berapa makhluk lagi yang akan mengganggu?Kami kembali ke area camp sambil membawa semua ranting kering yang sudah kami kumpulkan. Benar saja, masih sedikit orang yang datang, masih banyak orang yang mencari ranting atau bermain di hutan.
Kami lebih memilih untuk beristirahat di sekitar tenda sambil bercerita. Masih banyak anak yang harus kamu tunggu, sebelum acara dimulai.
***
Lanjut ke BAB XIX
~makasih yang uda bantu vote&komen
sampai jumpa di bab selanjutnya
papayy😸👋👋

KAMU SEDANG MEMBACA
JALAN SETAN
Fantasy! CERITA INI HANYA IMAJINASI SAYA SEBAGAI PENULISANNYA ! Namaku adalah Clavera Geyzava, aku lebih dikenal dengan Vera, umurku 14 tahun, aku duduk di kursi kelas 8 SMP Bangsa Berlian. Aku sama dengan remaja pada umumnya, but.. ternyata ada suatu hal...