Part 1: Summer 2011

265 13 0
                                    

Liburan musim panas kali ini terpaksa kuhabiskan didesa terpencil, kampung halaman ibuku. Sebenarnya suasana musim panas disini tidak begitu buruk. Air yang jernih mengalir disungai-sungainya yang dangkal dan berbatu. Pohon-pohon hijau tinggi menjulang meneduhkan jalan setapak berbatu yang kering dan berdebu.

Yang paling aku suka adalah bunga-bunga liar musim panas ini. Kata nenekku, bunga musim semi lebih indah. Warna dan bentuknya lebih beragam. Mungkin musim semi berikutnya aku akan kesini untuk melihat bunga-bunga itu.

Siang ini nenek menyuruhku membeli beberapa buah semangka dan melon. Semangka dan melon selalu lebih manis dimusim panas. Lagi pula buah-buahan berair bagus untuk tubuh disaat cuaca panas seperti ini. Warung yang aku tuju memang tidak jauh. 5 menit perjalanan dengan sepeda motor milik pamanku. Oh iya, aku sudah bilang kan, jalanan desa ini berbatu dan berdebu? Tidak ada aspal di desa ini. Semuanya natural. Alami! Pantas saja jarang ada kendaraan beralu-lalang disini.

Di depan sana, kira-kira 200 meter dari arah jalan yang berlawan arah denganku, Seorang namja dengan scooter matic berwarna putih melaju zigzag seperti ular. Dari balik Kaca helmnya yang bening transparan aku bisa melihat dia tertawa kegirangan. Gayanya itu benar-benar seperti anak SD mengendarai boom boom car

Apa dia baru belajar naik motor??

"Mian!! Tolong minggir"

Namja itu berteriak sambil tertawa-tawa. Apanya yang lucu sih?? Aisshh... itu membuatku kesal.

Dengan terpaksa aku menepi. Saat dia semakin dekat dariku semakin jelas kulihat wajahnya. Saat kami berpapasan, dia tertawa kearahku. Yah aku tau dia tidak menertawakan diriku, hanya saja dia tetap memandang mataku sambil berkendara. Dan itu rasanya aneh.

BRUUAAKK!!

Baru saja aku akan melanjutkan perjalananku. Suara bising itu membuatku terkejut. Sekitar 50 meter di belakangku namja itu terjatuh. Kasihan sekali, badannya yang kurus itu tertindih scooternya.

"Kamu baik-baik saja?? Omona!!!"

Kasihan sekali! Kuputuskan berbalik arah utk menolongnya. Aku berusaha membantu memindahkan scooter yang menimpa kakinya. Namja itu tidak menjawabku. Dia hanya meringis kesakitan sambil memegangi lengan kananya dengan tangan kiri.

"Yaa!! Kau dengar aku?"

"Aaarghhh!! Sakitt.."

Dia menunjuk kakinya. Ya Tuhan, bagaimana jika kakinya patah?? Seketika aku menjadi panik. Apa yang harus aku lakukan??

Namja itu ingin membuka helmnya tapi tidak bisa. Tangannya bergetar lemas. Jadi aku membantunya membuka helm itu. Yaaa.. Namja ini sangat tampan. Walau wajahnya pucat pasi meringis kesakitan, tetap saja tampan.

***

Boy of My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang