Part 23: Silent

76 4 5
                                    

Aku sudah menyelesaikan satu set dvd konser Bigbang yang mereka gelar di Jepang akhir tahun lalu. Ada begitu banyak dvd Bigbang juga artis K-Pop lainnya disini, dan dvd yang baru saja aku tonton adalah koleksi Bigbang terakhir diantara ratusan dvd milik Seungri. Okay, apa yang harus aku lakukan sekarang? Jam dinding futuristik berwarna emas dan silver yang menggantung di sisi ruangan ini menunjukkan pukul 11 malam lewat 56 menit. Sebentar lagi pukul 12 malam dan aku harap Seungriella ku segera kembali saat jam berdentang empat menit lagi.

Gadis itu.. Kira-kira apa yang dia lakukan saat ini dengan tunanganku? Aku menduga-duga berapa banyak uang yang bisa ia berikan untuk pengembangan proyek Seungri Academy. Harusnya aku meminta ayahku mengajukan investasi yang lebih besar dari orang itu? Mmm, tidak! Tidak! Itu tidak baik. Kesannya ia tidak mampu mencari investor dengan usahanya sendiri. Lagi pula.. Mana mungkin ayahku memiliki uang sebanyak itu. Tapi kenapa harus Kyeongmi sih?? Aiisshh!!

Memikirkan Kyeongmi membuatku emosi. Rasa cemburuku kini sudah berlebihan. Tiba-tiba aku merasa mual tak tertahankan. Aku segera berlari menuju toilet. Rasanya lambungku diremas-remas, rasa asam dan pahit mulai mengisi mulutku. Untuk yang kedua kalinya aku mendapatkan 'jackpot' hari ini. Sepertinya semua makan malamku telah berakhir menuju pipa saluran pembuangan. Sayang sekali.. Sejujurnya tteokgalbi buatan Seungri lumayan enak.

Ahh, tubuhku lemas sekali. Rasanya seluruh energiku sudah tertarik keluar. Kepalaku pusing dan sekitarku rasanya berputar-putar. Lim Kyeongmi benar-benar tidak baik untuk kesehatanku. Arrghh sudahlah! Kenapa aku malah memikirkan orang itu terus?!

**
1.30 am

Jam dinding menunjukkan jam setengah dua dini hari. Aku ketiduran di sofa empuk depan TV LCD yang secara otomatis memutar kembali DVD konser Bigbang. Tidak ada tanda-tanda kehadiran Seungri disini. Apa dia sudah di kamarnya? Kenapa dia tidak membangunkan aku?

Ku kumpulkan sisa-sisa energi tubuhku, terhuyung karena mengantuk dan lemas, aku memeriksa setiap ruangan. Berharap tunanganku ada di salah satu ruangan di mansion ini. Tapi.. Seperti yang ku duga sebelumnya, tunanganku memang belum pulang.

"Tuuttt... Tuuttt...."
Bahkan ia tidak mengangkat telepon nya.

"Ttttuutt... Tuuuttt"
Sekali lagi tidak ada jawaban. Ku matikan ponselku. Jika ia sedang bersenang-senang dengan Kyeongmi, apa dia akan mengingatku??

Aku beranjak ke kamar tamu. Rasa kecewa dan emosi yang memuncak di dadaku bisa meledak kapan saja. Aku tidak ingin bertengkar jika dia pulang nanti. Aku lelah. Dan aku yakin dia pun juga lelah setelah bekerja atau bersenang-senang dengan investor asingnya itu. Lebih baik aku tidur disini saja, kamar tamu, tempat dimana seharusnya aku tidur sejak awal. Toh kami memang belum menikah. Kenapa juga aku biarkan diriku tidur bersamanya. Saat seperti ini aku menyesal atas semua yang telah aku lakukan.

Ku rebahkan tubuhku di ranjang lembut yang dingin ini. Selimut tebal yang lembut mulai menghangatkan tubuhku, tapi tidak dengan hatiku. Diam-diam ku dapati diriku terisak dan air mataku sudah membanjiri bantalku. Sesaat aku merasa lelah, pelan-pelan aku tertidur sampai denting suara pintu mansion terbuka dan membangunkanku. Ia sudah kembali. Tunanganku sudah pulang.

"Jagiya. Aku pulang.. Maaf aku membuatmu lama menunggu,"
Seungri berteriak dari ruang depan.

"Jagiya.. Kau sudah tidur?"
Aku bisa mendengar suarany di arah berlawanan dari kamar ini, kamar tidurnya. Mungkin dia kira aku tidur disana.

"Yaa!! Park Yeosin, kau dimana??"
Aku mendengar langkah kakinya yang terburu mengelilingi mansion. Masih sambil berteriak memanggil namaku.

"Jagiya kau di dalam?"
"Yeosin-ah, buka pintunya. Kenapa kau tidur disini?"
Aku masih diam.
"Jagiya, kau marah? Maafkan aku ya.. Cepat buka pintunya"
Aku bisa merasakan kekhawatiran dan penyesalan dalam suaranya.

"Istirahatlah. Besok kau ada pemotretan dengan Kyeongmi bukan?"
Jawabku ketus sambil menahan isak tangisku karena sedih dan kesal.

"Kyeongmi? Apa maksudmu?"
Dan kini suaranya tiba-tiba berubah dingin. Ada rasa marah disitu.

"Sudahlah. Biarkan aku tidur"
Aku sesengukan.
"Apa maksudmu dengan Kyeongmi?! Karena dia akan menjadi investor kami bukan berati besok aku akan pemotretan dengannya. Hentikan rasa cemburumu yeosin!"
"Ya. Aku mengerti"
"Apa kau menangis? Buka pintunya jagiya,"
Terisak, aku tidak menjawabnya. Keheningan mulai membeku diantara kami. Detik-detik yang sangat lambat bagiku. Pikiranku berkecamuk antara rasa kesal, marah, dan takut kehilangan Seungri-ku.

"Baiklah jika ini maumu. Maaf aku tidak menjawab telepon mu, handphone ku ketinggalan di mobil saat aku mampir membeli ini. Selamat tidur jagiya, saranghae".

"Ne, nado.. Nado saranghaeyo Lee Seungri"
Jawabku lirih. Mungkin dia tidak mendengarnya. Mungkin dia telah kembali ke kamarnya, karena setelah itu hanya ada keheningan.

***

Pagi ini dingin dan sepi. Rasa kesal masih bergelayut di dadaku, membuatku sangat enggan untuk beranjak dari tempat tidur. Aku tidak ingin melihat wajahnya. Maksudku.. Aku tidak ingin dia melihat wajah kesalku. Mungkin dia tidak mengerti perasaanku, tapi akupun tidak ingin merusak moodnya untuk bekerja. Yah, anggap saja begitu. Pemotretan ini hanya untuk kepentingan pekerjaan. Tidak lebih, ku harap.

Sudah jam berapa ini? Aku penasaran. Apakah tunanganku sudah berangkat 'bekerja'? Ku putuskan untuk beranjak dari tempat tidur. Aku mengintip dari pintu kamar tamu, dengan kilat memindai bagian kiri dan kanan apartemen. Tidak ada Seungri, mungkin dia sudah berangkat. Dan saat aku akan melangkah keluar dari kamar tamu ini, aku melihatnya. Sesuatu yang dimaksud Seungri semalam. Sesuatu yang ia beli saat handphone nya tertinggal di dalam mobil. Mungkin ini? Ya. Aku rasa memang ini. Beberapa kuntum mawar merah, mawar putih dan setangkai bunga pheony yang cantik dirangkai menjadi satu buket cantik.

"I am sorry Iam late. Aku mencintaimu, park yeosin. Wanna have dinner with me?"

Sebuah kartu tersisip disana. Tiba-tiba aku merasa bersalah. Otak ku berpikir cepat. Dadaku terasa nyeri. Ada penyesalah yang aku rasakan pada diriku. Hey Park Yeosin, kau kira Seungri itu siapa?! Dia itu artis Asia, juga pengusaha muda sukses. Sedangkan dirimu? Lihatlah lagi. Kenapa juga kau menuntut waktunya hanya untuk mu??

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Boy of My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang