Part 20: Jealousy

139 7 2
                                    

"Long time no see Park Yeosin, apa kabarmu?"
Seorang namja menghampiriku, duduk di sisi seberang sofa dengan segelas minuman di tangan kanannya.

"Kau disini? I'm fine. Seperti yang kau lihat"
Aku masih hapal betul raut wajah dan lesung pipit yang muncul setiap kali ia tersenyum manis. Wajah yang pernah aku rindukan.

"Kau nampak lebih berisi sekarang, hon- maksudku Yeosin,"
Hanya saja ada sesuatu yang hilang saat kini ia duduk di dekatku. Rasa rindu dan rasa cinta yang dulu pernah hinggap dan membuatku bertahan menjalani cinta diam-diam hampir setahun lamanya, rasa-rasa itu telah terbang seiring bersamanya waktu.

"Kau mengatai aku gendut, Lee Jonghyun?"
Jonghyun yang tadinya meminum cairan alkohol, menaruh kembali gelas minuman itu diatas meja kaca, seketika ia tertawa sambil terbatuk dan menutupi bibirnya dengan sebelah tangannya. Kelihatannya ia hampir tersedak karena sesuatu.

"Yaa, kau membuatku hampir mati tersedak. Aku hanya bercanda Yeosin~ah,"
"Ne, aku tau"
Jawabku asal. Jonghyun membuatku tidak nyaman saat matanya memandangku dengan tatapan menusuk.

"Maaf untuk kejadian waktu itu,"
Kejadian waktu itu? Mungkin maksudnya saat terakhir kali kami bertemu? Ia menatapku dengan tatapan bersalah. Ada penyesalan di matanya dan ekpresi sedih wajahnya itu, masih sama dengan terakhir kami bertemu. Ini membuatku canggung,

"Ne, gwenchana. Aku juga minta maaf untuk artikel itu. Hubungan kita di masa lalu terungkap karena ku"

"Ne.. Itu sudah berlalu. Tidak terlalu berpengaruh padaku. Kau baik-baik saja?"
Hah.. Baguslah jika hal itu tidak berpengaruh padanya. Aku sempat merasa beban, bagaimana jika ia mendapat tekanan dari berbagai pihak karena foto-foto kami terungkap. Aku mengangguk, suasana beku diantara kami tidak juga mencair. Kualihkan pandanganku, mencari-cari kemana Seungri pergi bersama Jonghoon. Kuharap ia segera kembali menemuiku disini.

"Cincin yang indah"
"Ne?"
Aku agak terkejut ia memperhatikan cincinku.

"Jadi kau bertunangan sekarang?"
Jonghyun menatapku lekat, ada kerinduan tersirat di matanya. Aku bisa merasakan atmosfir disekitar kami semakin tidak nyaman. Mungkin aku masih membencinya, entahlah.. Semua itu sudah sangat lama berlalu. Harusnya aku sudah bisa menetralkan perasaanku.

"Ah, ne.. Seperti yang kau lihat,"
Kali ini aku yang menatap cincin di jari manis tangan kiriku. Cincin yang Seungri berikan saat ia melamarku di Gwangju. Kerlip berlian di cincin ini berpendar dibawah remang cahaya lampu club, seakan tersenyum dan berkata 'Seungri love you too'.

"Btw, kau cantik malam ini, Yeosin~ah"
Aku kembali tersentak, apa yang dia katakan? Aku berusaha menjauh dari tatapan matanya, namun ada sesuatu dalam diriku yang merasa penasaran dengan perkataannya. Apa dia bercanda? Ini pertama kalinya dia mengatakan aku cantik secara langsung.

"Kau bercanda kan?"
Sahutku ketus. Aku rasa aku tersenyum sinis padanya. Antara sinis atau lucu. Semua ini terdengar konyol di telingaku.

"Yeosin~ah, ayo kita berdansa!"
Kiko tiba-tiba muncul di antara kami. Gadis atraktif berambut pendek ini menarik tanganku, sementara Hyorin unnie berdiri anggun di belakangnya, menengok kearah Jonghyun sambil melambai.

"Mian, kami ada urusan sebentar dengannya. Kau tidak keberatan kan?"
Sepintas aku melihat unnie berbicara dengan Jonghyun, rekan satu agency nya.
"Ne noona, gwencana, silakan saja"
"Okay, gumawo Jonghyun~ah"
Unnie melambai pada Jonghyun lalu beberapa detik kemudian telah menyilangkan tangannya di lenganku. Kini aku diapit oleh Kiko dan unnie, dibawah lampu disko dan dentuman musik beat.

Ya, disinilah aku. Di salah satu club malam untuk berpartisipasi merayakan anniversary pernikahan Hyorin Unnie dan Taeyang oppa. Ini ide Kiko, walau unnie kurang menyukai clubbing, akhirnya ia menerima ide ini. Merayakan anniversary berduaan sangat mainstream bagi Kiko. Tanpa sepengetahuan Taeyang oppa, Kiko mengundang sahabat dekat kedua pihak untuk berbagi kebahagiaan, tentu lebih menyenangkan. Aku rasa acara ini sukses besar. Ide Kiko boleh juga.

Boy of My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang