Part 6: Long Time No See

113 13 0
                                    

Dingin.. Angin kencang yang menerpaku, salju tebal yang menghalau jalanku, aku kedinginan. Semuanya putih tertutup salju, aku bahkan tidak dapat melihat jalan di depanku dengan jelas. Kemana aku harus melangkah? Dimana aku? Kemana aku akan pergi?

Salju didepanku semakin tebal, jalan setapak yang tadi terlihat kini semakin buram. Aku merasa sesuatu menarik kaki kiriku, aku tersentak terjatuh dalam pusaran lubang salju, dingin, lembab dan perih. Tiba2 kurasakan sebuah tangan hangat menarik pergelangan tanganku, aku terlempar keluar dari pusaran salju dan terjembab di halaman sebuah taman kering diatas paping batu.

Ada luka kecil di kaki kiriku, darah yang menetes jatuh diantara tumpukan salju. Luka itu perih dihembus angin dingin. Darahnya semakin menetes, ya.. Warna merah darahku sangat kontras terlihat diatas salju putih itu.

"kau tidak apa2?"

seorang namja, mungkin dia yang menarik tanganku tadi, bersimpuh disebelahku. Aku tidak bisa melihat wajahnya. Tapi aku bisa merasakan dia bukanlah orang asing. Namja itu menyentuh halus lukaku. Rasanya pedihnya kini menghilang.

Salju2 dibawah kakiku mencair, salju2 disekitarku juga mencair. Suasana mulai berubah, aku melihat daun2 dan bunga2 mulai muncul diranting taman ini. Sinar matahari mulai muncul, bersinar terang menyilaukan mataku. Aku tidak bisa melihat wajah namja itu, matahari terlalu terik dibalik punggungnya.

Perlahan aku beranikan diriku menyentuh wajahnya. Dalam bayang2 siluet itu hatiku bisa melihat dengan cara yang berbeda. Entahlah.. Aku mulai tau siapa namja ini. Lee Seunghyun. Seungri.. Sekali lagi kubuka mataku, ya. Dia kini tepat didepan wajahku, tersenyum nakal seperti dulu pertama kali kami bertemu. Aku memeluknya kali ini.

"jagiya, jangan tinggalkan aku lagi"

aku berbisik ditelingannya. Ia mengangguk dan balas memelukku. Lega. Yah, rasanya lega bisa bersama seseorang yang selalu ku rindukan beberapa tahun terakhir ini. Tanpa kusadari aku mulai menangis. Menangis diantara rasa lega, rasa rindu, rasa ingin selalu bersamanya.

"Argh~" aku tersentak dari tidurku. Tidak ada taman. Tidak ada bunga2 atau salju. Tidak ada Seungri..

Jadi yang tadi itu cuma mimpi. Semua itu cuma mimpi.. Kenapa bantalku basah, mataku sembab. Aku benar2 menangis dalam mimpiku?

Jam di dinding menunjukkan pukul 2.53 Am. Terbangun jam segini, aku tidak bisa melanjutkan tidurku. Aku hanya menatap langit2 kamarku, mengingat mimpi itu dan... Mengingat kejadian semalam dengan Jonghyun. Namja gila itu benar2 membuatku stres. Apa yang harus aku lakukan jika misalnya Dispath tau hal itu dan menyebarkannya? Bagaimana aku harus menghadapi ini? Bagaimana jika Seungri tau?

"Arghh!! Seungri! Seungri! Seungri lagi!! Berhenti memikirkan dia Park Yeosin!!"
aku sebal pada diriku sendiri. Untuk apa aku memikirkan dia. Dia kan sudah punya pacar. Memangnya aku siapa? Bahkan dia tidak menghubungiku setelah aku mencarinya ke Cafe And.Here!

Argghh!! Aku sebal! Jonghyun! Seungri! Kalian berdua menyebalkan!! Kulempar salah satu bantalku jauh2. Berharap lemparanku akan mengenai wajah mereka yang menyebalkan. Bantal itu jatuh tidak lebih dari satu meter didepanku. Hah!! Baiklah. Lebih baik aku tidur. Ya, aku berusaha tidur. Melupakan semuanya dan berharap besok pagi semuanya baik2 saja.

***

Setelah kejadian kemarin, sepertinya tidak ada hal aneh yang terjadi. Jujur saja, Aku agak was-was kalau Jonghyun akan muncul lagi di depan kantorku. Syukurnya tidak. Tidak ada email aneh atau telepon aneh menghubungiku. Semua berjalan seperti biasanya. Syukurlah.. Tidak ada Dispath atau media tukang gosip lain yang membahas tentang kejadian kemarin.

Boy of My DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang