CHAPTER 14

25 5 3
                                    

Mari bertahan
Bersama sampai takdir
Berkata iya
_Dnl_

"Mah pah, Rey mau jalan sama Cleya, pinjem mobil ya?" Tanya Reynad yang kini menghampiri kedua orang tuanya di kamar hotel.

"Ada di meja nakas" ujar Bram yang sedang membaca koran

"Aku keluar dulu, Assalamualaikum" pamit Reynad lalu keluar dari kamar hotel yang ditempati orang tuanya.

"Waalaikumsalam" ujar Bram dan Amira.

...

15 menit dalam perjalanan kini Reynad telah sampai didepan rumah Cleya, ia pun segera turun dari mobilnya.

"Ada yang bisa dibantu mas" ujar bapak Satpam

"Saya mau ketemu Cleya" ujar Reynad

"Oh neng Cleya, silahkan masuk aja" ujar Satpam tersebut. Satpam itu pun membuka kan gerbang rumah Cleya dan membiarkan Reynad masuk.

Tok

Tok

Tok

"Assalamualaikum" ujar Reynad setelah mengetok pintu

Ceklek

"Reynad?" Tanya Laura

"Iya tan" ujar Reynad dengan senyum tipisnya

"Cleya ya?" Tanya Laura

"Iya"

"Sebentar, Cleya! Ada Reynad" seru Laura

"Iya mah bentar!" Seru Cleya dari atas, tak butuh waktu lama hanya 2 menit Cleya turun dari tangga dengan terburu-buru menghampiri sang ibu dan sang kekasih yang didepan pintu.

"Mah, aku pamit mau pergi sama Reynad"

"Hm, hati-hati" ujar lembut Laura

"Jagain anak tante Rey" ujar Laura

"Pasti, kami pamit" ujar Reynad

Mereka berdua pun pergi meninggalkan perkarangan rumah Cleya.

Di dalam mobil baik Reynad maupun Cleya sama-sama diam, tidak ada percakapan antara keduanya.

"Kita mau kemana?" Tanya Cleya memecahkan keheningan

"Mall?"

"Boleh"

"Sorenya ke pantai ya?" Ajak Cleya

"Hm"

"Rey" panggil Cleya

"Apa?"

"Kamu beneran mau nerusin hubungan kita?"

"Hm, kamu keberatan?"

"Bukan gitu, tapi__"

"Kita beda agama" ujar Reynad memotong pembicaraan Cleya.

Tuhanmu atau TuhankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang