CHAPTER 18

20 2 1
                                    

"Terkadang kita harus tetap tersenyum disaat orang-orang menyakiti kita"


"Kenapa?" Tanya Reynad sekali lagi

"Papah sama mamah mau jodohin kamu" ucap Bram yang mampu membuat Reynad menatap tak percaya ke arah Bram.

"Pah! Aku udah pacaran sama Cleya, kenapa papah jodohin aku?!" Ujar Reynad dengan tidak terima

"Berapa kali papah bilang kamu sama Cleya ga akan bersatu Reynad!" Ujar Bram meninggikan suaranya

"Pah"

"Papah udah bilang sama kamu! Jangan cari orang yang berbeda sama kamu Reynad! dan sekarang kamu malah bantah ucapan papah!" Ujar Bram menatap tajam Reynad

"Tapi pah, Aku sayang sama Cleya aku udah terlanjur cinta sama Cleya. Giamana bisa Reynad ngelupain dia semudah itu?"

"Itu salah kamu! Papah udah peringatin kamu tapi kamu malah bantah peringatan dari papah, sekarang terima akibatnya! Papah ga mau tau, kamu harus mau dan bersedia untuk menikah dengan calon pilihan papah!" Ujar Bram tanpa mau ditolak sedikitpun

"Aku ga mau! Aku sama Cleya masih bisa bersama walau agama kami berbeda kan pah!"

"Jaga mulut kamu Rey, kamu pikir dengan kamu menikahi Cleya tanpa ada salah satu dari kalian pindah agama tuhan kalian bakal merestui ha?! Kamu mikir Rey, mau kamu jadi suami yang ga becus nuntun istrinya ke jalan yang benar karna kalian beda agama?!" Ujar Bram yang terpancing emosinya.

"Dengerin papah, kamu seorang laki-laki yang kelak harus menjadi imam dan contoh baik dari istri dan anak-anakmu, kamu juga harus jadi seorang suami yang mampu menuntun makmum mu itu Rey, camkan itu baik-baik" tekan Bram lalu beranjak dari duduknya dan pergi begitu saja meninggalkan Reynad dan Istrinya di ruang tamu.

Amira yang melihat suaminya itu pergi memutuskan untuk mengikuti sang suami yang berada dikamar.

"Mah.." panggil Reynad menghentikan langkah Amira yang akan meninggalkan ruang tamu.

"Maaf Rey, kali ini mamah setuju sama papah kamu. Jika pun kamu ga mau menerima perjodohan ini dan tetap nekat nikah sama Cleya, mamah dan papah sama-sama tidak akan merestui kalian" ujar Amira yang mampu menusuk hati Reynad

"Mah, Cleya ga sejahat dan seburuk itu. Dia baik mah, mamah tau sendiri Cleya gimana kan?" Ujar Reynad

"Mamah sama papah ga bilang kalau Cleya itu jahat Rey, bukan itu masalahnya. Tapi kamu dan Cleya yang beda agama yang membuat mamah sama papah ga ngerestuin kalian. Mamah tau Cleya baik, andaikan Cleya seiman sama kamu pasti mamah sama papah udah ngerestuin kalian" ujar Amira menatap dalam anak laki-laki semata wayangnya itu.

"Mamah juga ga mau kamu ataupun Cleya ninggalin tuhannya karena sebuah cinta nak, mamah harap kamu mengerti dan mau menerima perjodohan ini" usai mengatakan itu Amira pun pergi meninggal kan Reynad diruang tamu.

"Ya Allah, hamba harus bagaimana? Mengapa engkau memberikan hati hamba kepada ciptaanmu namun bukan hambamu ya Allah" batin Reynad menataap kosong ke arah depan. 5 menit berdiam diri Reynad pun memutuskan untuk pergi ke kamarnya, dia akan merenung sejenak untuk masalah ini.


🍉💫

Jam kini telah menunjukan pukul 00.30, disaat orang-orang memutuskan untuk tidur nyenyak namun tidak dengan tiga gadis ini.

Cleya, Jian, dan Ova. Jam dinding yang sudah menunjukan dini hari itu tidak mampu membuat tiga gadia ini berhenti untuk menonton film, entah romantis maupun horor. Seperti saat ini dikasur Cleya, terdapat tiga gadis itu yang tengah membalut tubuh mereka dengan selimut dan sesekali menutup wajah mereka dengan selimut.

Tuhanmu atau TuhankuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang