08. Orang baik ( bayangan )

1K 104 14
                                    

Perdebatan Demmie dan Viscount Anggasta berlangsung lama. Karena merasa bosan, tuan rumah melerai mereka berdua dan memanggilkan dokter untuk Anggie. Naas! Seolah-olah kerasukan setan Viscount Anggasta malah bermain fisik hingga mendorong Demmie ke danau buatan. Seketika orang-orang langsung heboh. Mereka menyuruh satu sama lain untuk menyelamatkan Demmie karena Demmie bukanlah anak dari orang gila biasa.

Dia Evans Eldridge.

Segera saja, seseorang terjun ke danau untuk menyelamatkan Demmie. Untungnya Demmie tidak langsung tenggelam seperti Anggie karena bisa berenang. Yang membuat Demmie tidak bisa bergerak bebas adalah gaun mengembang ini.

Demmie kembali kepermukaan dan segera dipanggilkan dokter. Rambutnya yang semula keriting, saat terkena air berubah menjadi lurus sehingga kini Demmie terlihat mirip dengan Damian. Inilah salah satu alasan Demmie mengeriting rambut. Dia tidak ingin dibilang mirip Damian.

"Yang Mulia! Anda baik-baik saja?" Pengawal Demmie baru datang setelah dipanggil seseorang.

Demmie menggeleng. "Bawa aku pergi!" Dia sudah tidak ingin berada ditempat ini lagi. Pengawal Demmie mengangguk dan menggendong Demmie hingga ke kereta kuda. Demmie tidak mempedulikan teriakan tuan rumah yang berusaha menghentikan Demmie sambil minta maaf. Kalau dia benar-benar peduli, bukankah seharusnya dia menghentikan Viscount Anggasta sebelum mulai berdebat?

"Tunggu!"

Tiba-tiba Demmie meminta kusir berhenti, lalu membuka jendela untuk memanggil pengawalnya.

"Tangkap Viscount Anggasta! Dia lah orang yang sudah mendorong ku ke danau." Kata Demmie, membuat pengawalnya tercengang setengah percaya setengah tidak.

Demmie sering berbohong, namun menimbang dari nada suaranya saat ini kemungkinan dia memang benar-benar didorong.

"Baik. Yang Mulia. Anda kembalilah lebih dulu."

...

Gradakkk

Langit-langit terowongan hancur membuat Udgam dan London refleks menghindari reruntuhan. Tersadar! Mereka segera mencari keberadaan Damian, namun anak laki-laki berambut jingga keemasan dengan iris mata jingga kemerahan itu tidak terlihat dimanapun.

"Tuan muda Damian!" London menyerukan nama Damian.

Tidak ada balasan. London dan Udgam berdamai sementara, dimana Udgam menggunakan kekuatannya untuk melacak keberadaan Damian dan London mengawasi sekitar.

"Bagaimana?"

"Hah! Tuan muda Damian berada agak jauh dari sini. Dia tidak sendirian. Sebuah makhluk aneh mengikutinya, dan seorang lagi juga disana." Jelas Udgam terburu-buru. Dia bahkan masih menempatkan dua jari, tunjuk dan tengahnya di kening sebelah kanan.

Mendengar penjelasan Udgam, London jadi semakin cemas dan mengajak Udgam segera kesana. Udgam mengangguk. Mereka pun segera bergegas ke tempat Damian, sementara di sisi lain Damian masih tercengang namun segera sadar untuk melarikan diri.

"Bayangan aneh! Daripada bengong, kau bisa membantu ku?"

Bayangan yang semula terbengong, kini menoleh kebawah untuk melihat Damian.

"???"

"Pegang tangan ku! Bantu aku berdiri! Tolong!" Damian mengulurkan tangannya dan bayangan manusia memandangnya sebentar sebelum memegang tangan Damian.

Blezzz

Bagai terkena setruman, tiba-tiba ingatan asing masuk ke otak Damian. Damian mengabaikan ingatan itu sejenak, dan berlari terhuyung-huyung dibantu bayangan manusia. Lantai disini sangat licin. Dibelakang sana, api menjalar dengan cepat namun untunglah Damian berhasil keluar dengan selamat.

"Huff-Terimakasih! Kawan." Damian memberikan senyuman tulus.

Bayangan manusia tertegun sejenak sebelum menarik Damian ke suatu tempat. Damian menurut. Dia rasa bayangan ini tidak memiliki niat buruk. Buktinya setelah Damian pergi, lantai dibelakang sana langsung berlubang.

Tangan Damian masih digenggam bayangan manusia. Entah mengapa bayangan manusia merasa nyaman menggenggam tangan Damian dan enggan melepaskannya.

Tap Tap Tap

Langkah Damian mereda kala mereka tiba didepan pintu besar berukiran rumit. Senyuman senang terukir dibibir Damian. Ini dia! Dia menemukan ruang harta karun Kaisar Allanis I.

"... ..."

Bayangan manusia mengajak Damian masuk, namun tentu Damian tidak bisa masuk tanpa membuka pintunya. Masalahnya adalah dia tidak memiliki kekuatan murni untuk melakukan itu. Seandainya Udgam ada disini...

"... "

Bayangan manusia menyentuh pintu dan secara ajaib pintu langsung terbuka. Mulut Damian terbuka tanpa suara. Bagaimana bisa?

Set.. Set..

Bayangan manusia menarik-narik tangan Damian untuk segera masuk kedalam ruangan. Dengan sangat terpaksa, lagi-lagi Damian mengikutinya.

Ruangan ini sangat luas. Kalau kalian membayangkan bahwa setelah masuk, kalian akan disambut oleh gundukan harta, maka itu salah besar. Damian harus melewati ruangan kosong selebar lapangan bola dunia, baru setelah itu tiba didepan pintu kecil bercorak pola lingkaran terakhir kali.

"Bagaimana cara membuka ini?"

Tidak ada kunci maupun pegangan pintu. Sudah ia duga, dia membutuhkan Udgam dan London.

Damian menoleh kesamping. "Hey, kau bisa memanggil seseorang kemari?"

Bayangan manusia mengangguk atas pertanyaan Damian. Damian menoleh kebawah, lebih tepatnya kearah tangannya yang masih digenggam erat oleh sosok bayangan manusia. Ketara sekali bahwa dia enggan melepaskannya.

"Kau menyukainya ya? Kalau kau mau, kau bisa memegangnya sepuasnya setelah keluar dari sini. Tapi sebelum itu, tolong panggillah seseorang untuk membantu ku! Aku tidak bisa membuka brankas ini." Jelas Damian diiringi senyuman.

Bayangan manusia yang semula ragu-ragu, kini terbang keluar untuk memanggil seseorang. Dia mengambil bentuk binatang agar tidak membuat orang-orang takut. Bayangan hitam mencari ke sekeliling namun tidak menemukan kandidat yang tepat untuk Damian.

Di brankas rahasia ini cuma ada tiga orang selain Damian. Satu yang mencelakai Damian, sementara dua sisanya tidak dipilih karena kelihatan kasar dan barbar. Mereka pasti bukan orang baik! Udgam dan London bahkan menghancurkan sebagian kecil brankas rahasia dan melindas apapun yang menghalangi mereka.

Bayangan hitam keluar dari brankas rahasia dan mencari disekitar sana. Kebetulan dia mendengar suara kuda, lalu mendekat untuk memeriksanya. Ada seorang pria berambut jingga keemasan dengan iris mata merah seperti Damian.

Dia pasti orang baik!

.

.

.

BERSAMBUNG

Damian be like : "Kok perasaan gue nggak enak?"

As the Main Antagonist's Older BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang