Keluarga Eldridge pindah ke kediaman lain, sementara Damian dikurung didalam kamar dan tidak boleh menemui siapapun selama seminggu. Damian tidak keberatan. Dikamar, dia berusaha membuat salinan Gems Fall From The Clouds menggunakan tulisan latin. Kemudian 3 minggu pun berlalu dan Damian sudah diizinkan datang ke ruang makan untuk makan bersama Evans dan Demmie.
Cling✨ Cling✨
Damian mengeluarkan aura positif setelah sekian lama. Kiki yang berdiri di barisan pelayan ingin sekali menyapa Damian. Sudah 3 minggu ini Damian mengurung diri dikamar dan samasekali tidak membuka pintu. Mungkin dia marah karena ditinggal sendirian? Kiki menunduk mengingat cerita London dan Udgam.
Pemuda berambut biru muda seatas bahu dengan iris mata senada itu merasa bersalah. Padahal dia tidak melakukan apapun. Belum habis London dan Udgam bercerita, dia bahkan sudah memotong dan memarahi mereka habis-habisan. Damian adalah tuan Kiki. Kiki memasang raut sedih, sebari termenung mengingat momen-momen mengesankan bersama Damian asli (?)
"Damian. Kau tidak makan dengan baik? Badan mu semakin kurus." Evans bertanya bukannya tidak tahu. Dia sering mengunjungi kamar Damian secara diam-diam untuk membahas masalah penting.
Evans ingin mencaritahu keberadaan Duchess Eldridge. Barangkali di novel tertulis dibagian mana dia pergi? Namun setibanya dikamar Damian, dia malah disuguhi pemandangan Damian sedang mimisan karena memaksakan diri untuk menulis.
"Damian!"
Evans masuk melalui jendela dan menghampiri Damian sambil mengeluarkan saputangan. Damian berterimakasih. Matanya yang menghitam menunjukkan bahwa dia sudah begadang selama berhari-hari. Selain itu, Damian juga selalu melewatkan waktu makan. Rumor beredar bahwa Evans memanggil dokter karena Damian jatuh pingsan.
"Begitulah. Papa sendiri juga kelihatan lelah?"
"Ya. Karena seseorang terus membuat ku cemas." Evans mengatakan ini sambil memasukkan potongan daging kedalam mulut.
Damian terkena heart attack. Kata-kata Evans menusuk sekali. Evans lalu menambahkan. "Hukuman mu papa tambah. Sebelum kau berumur 17 tahun, jangan mimpi untuk keluar dari mansion atau sekedar berkomunikasi dengan orang luar."
JEGAR
Bukan hanya Damian, namun semua staff dan Demmie juga ternganga mendengar keputusan Evans. Saat ini Damian masih berumur 14 tahun, berarti dia dilarang bersosialisasi selama 3 tahun?
Damian ingin protes, namun Evans segera memotong. "Keputusan papa sudah bulat. Papa tidak menerima penolakan."
Pupus sudah harapan Damian untuk bergaul dengan anak-anak seusianya, itulah naskah yang dibuat Evans dan Damian. Evans berencana menyembunyikan Damian sebaik mungkin hingga Damian bisa beradaptasi dengan dunia ini.
Mau sepandai apapun Damian berpura-pura, suatu saat nanti rahasianya akan terbongkar kalau dia tidak bisa mendalami peran sebagai Damian. Satu lagi, Evans memerlukan bantuan Damian untuk mengurus beberapa masalah secara diam-diam. Evans pernah berlatih tanding dengan Damian, dan hasilnya Damian hampir mengalahkannya dengan keterampilan yang luar biasa. Kekurangannya hanya satu, Damian tidak bisa menggunakan kekuatannya.
Sungguh ironis membayangkan Damian yang dulu sangat terampil dalam menggunakan kekuatan, sekarang malah tidak bisa hal mendasar. Untuk masalah ini, Evans mengajari Damian secara khusus agar orang-orang tidak curiga.
"Kiki~"
"Hah! Tuan muda Damian?" Kiki kaget melihat penampakan Damian yang tiba-tiba muncul di jendela dengan tubuh kurus kering. Seolah-olah Damian baru bertemu Vampir dan darahnya disedot sampai habis. Atau bisa juga digambarkan sebagai Zombie yang berkeliaran untuk menggigit seseorang.
"Bawakan teh susu dan cookies ke taman belakang. Aku akan segera kesana setelah mandi."
Damian langsung menghilang setelah mengatakan itu. Kiki tidak bisa berkata-kata. Dia pun menyiapkan hidangan yang diminta Damian, kemudian mengantarnya ke taman belakang dimana tumbuh-tumbuhan sudah layu dan suasananya pun tidak enak dilihat.
"Tuan muda Damian benar-benar akan makan ditempat seperti ini?" Gumam Kiki prihatin.
Kiki menjelajahi taman belakang yang katanya angker itu, lalu diganggu oleh sosok bayangan hitam yang melompat zigzag dari pohon ke pohon. Kiki tersentak. Bukankah tempat ini sangat tidak aman? Berbeda dari mansion Evans di ibukota, mansion ini tergolong lebih besar namun suwung dan hawanya tidak enak.
Tanaman rambat menghiasi tembok bagian luar mansion secara alami. Lingkungan kumuh yang sudah lama tidak ditinggali ini pun cuma dibersihkan secara asal-asalan. Para pelayan tidak nyaman. Mereka sering mengeluh, melihat bayangan hitam berkeliaran ditengah malam.
Krak
Seseorang menginjak ranting pohon, membuat Kiki refleks berbalik dengan waspada. Dia mencengkram erat nampan besarnya, namun tanpa diduga, yang ia temukan dihadapannya adalah Evans.
"Damian yang menyuruh mu kesini?" Evans bertanya sambil terus berjalan. Dia melewati Kiki, kemudian Kiki mengangguk dan mengikuti Evans hingga tiba ditempat yang lebih baik.
Kiki meletakkan nampannya ke meja yang berbentuk setengah lingkaran berwarna putih. Evans duduk di salah satu kursi panjang melingkar, lalu Kiki menuangkan secangkir teh dan disaat yang nyaris sama, Damian datang bersama bayangan hitam.
"Hallo!"
Bayangan hitam mengambil bentuk kelinci dipundak Damian. Mata Kiki sedikit membelalak. Dia tidak sedang berhalusinasi kan? Bayangan itu jinak sekali didekat Damian.
"Kau sudah menunggu lama?" Kiki tersadar bahwa Damian sedang menyapa Evans. Evans meneguk teh dengan santai. "Tidak juga. Aku baru sampai."
Damian ber'oh singkat, lalu menoleh kearah Kiki sambil tersenyum. "Terimakasih. Kau sudah boleh pergi."
Kiki ingin menolak namun dia tetap membungkuk hormat sebelum berlalu pergi. Dilihatnya dari kejauhan, Damian duduk di kursi yang berseberangan dengan Evans sambil mengobrol santai.
.
.
.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
As the Main Antagonist's Older Brother
RastgeleTerbangun sebagai kakak laki-laki antagonis utama. Akhir-akhir ini novel Gems Fall From The Clouds sedang populer. Karena penasaran, laki-laki ber-hoodie hitam membaca novel tersebut setelah membunuh seorang gadis SMA bernama Clarissa. Naas! Saat la...