05. Sihir

1.5K 128 20
                                    

"Menggali kubur?"

Semua orang bingung. Kalau Damian berkata ingin mencari permata ditambang, mereka masih bisa memahaminya, namun menggali kubur? Ini benar-benar diluar dugaan.

"Umm.. Guru! Anda bisa menggunakan kekuatan anda untuk mengaktifkan lingkaran sihir?"

Sudut bibir Udgam terangkat. "Ya. Tuan muda."

Bagus. Damian mengedarkan pandangan ke sekeliling, lalu mengambil sebuah ranting kecil dan menggambar pola lingkaran diatas tanah. Agak rumit. Untunglah Damian masih mengingatnya karena sebelumnya sudah mencoba menyalinnya menggunakan darah Clarissa. Jangan-jangan karena ini juga Damian bisa masuk ke dunia lain?

Selesai

Semua orang memandang dengan kagum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua orang memandang dengan kagum. Mereka belum pernah melihat pola lingkaran seindah dan serumit ini. "Hmm.." Pangeran ke-3, Callisto Zoilon Alasdair memegang dagu seolah-olah tengah berusaha mengingat sesuatu. Dia merasa tidak terlalu asing dengan pola lingkaran ini.

"Guru! Bisakah anda menggunakan kekuatan anda sekarang." Damian dengan semangat menoleh kearah Udgam.

Udgam terkekeh melihat tingkah menggemaskan Damian. Padahal dulu Damian tidak semenarik ini. Dia sangat dingin seolah-olah sudah mengetahui kebusukan dunia dan pura-pura bodoh.

"Mundurlah! Tuan muda." Udgam meminta Damian menjaga jarak, lalu Damian mundur dua langkah belakang sejajar dengan James dan Callisto. Damian menoleh ke kanan ke kiri bergantian.

Reaksi James : (^v^)
Reaksi Callisto : ( ̄へ ̄)

Udgam mulai memusatkan kekuatan untuk memenuhi tuntutan portal. Dia tidak menggunakan kekuatan sihir, Udgam menggunakan kekuatan murni karena kekuatan sihir tidak bereaksi pada garis yang digambar Damian.

Sinar kebiruan meledak didekat Udgam. Semua orang terutama Damian tidak bisa tidak tercengang. Dia baru tahu kalau kekuatan bisa semenarik ini. Damian menginginkannya.

Perlahan-lahan sebuah cairan biru mengalir mengisi wadah. Sangat indah! Fenomena magis ini membuat jantung Damian berdebar heboh. Damian bergumam; "Luar biasa."

James dan Callisto menoleh secara bersamaan. Mereka terbelalak menemukan Damian memasang raut aneh seolah-olah baru mengagumi sesuatu hingga terobsesi. Damian samasekali tidak sadar, setelah itu mendekat kearah Udgam.

"Wah! Keren sekali!" Kata Damian dengan pandangan berbinar.

"Tuan muda! Anda menyukainya? Saya bisa membuat yang lebih baik dari dia." London tidak mau kalah.

"Benarkah?" Damian menoleh kearah London dan Udgam segera berdeham untuk menarik perhatian Damian lagi.

"Dia berbohong, tuan muda. Seorang swordmaster memiliki pemahaman seni yang buruk." Jelas Udgam semudah menghembuskan napas.

Pembuluh darah di dahi London perlahan muncul. "Kau menghina ku lagi?"

Udgam menyeringai tidak berdosa. "Kau merasa terhina? Padahal aku cuma mengatakan kebenaran." Laki-laki berambut people-black dengan iris mata emas mengangkat bahu acuh tak acuh.

Di satu sisi, wajah London telah benar-benar menghitam. Dia sudah siap meledakkan amarah andai Damian tidak segera menengahi dengan mendorong pelan dada mereka berdua kearah berlawanan.

"Tuan muda?"

"Tenanglah kalian berdua." Damian berdiri ditengah-tengah Udgam dan London. "Kalian ingin bertarung dan menghancurkan mansion lagi? Mansion ini sudah hancur. Dan kalau tidak segera diperbaiki, Evans... Duke Eldridge akan menggorok leher kalian berdua."

Dasar mulut sialan!

Udgam dan London seketika terdiam sambil menggosok lengan atau menunduk. Damian benar.

"Aku ingin pulang." Tiba-tiba Callisto mengeluh. Dia baru ingat kalau mansion ini milik Evans Eldridge.

Semua orang memandang Callisto dengan pandangan sinis. Damian menghela napas lelah. Padahal Callisto lah biang onar dalam masalah ini. Andai Udgam dan Landon yang datang secara bersamaan tidak berpapasan dengan Callisto, mereka tidak akan memulai pertarungan apalagi sampai menghancurkan mansion Duke Eldridge.

Alasan Udgam dan Landon bisa baku hantam adalah karena Callisto memanasi mereka berdua.

"Kalau anda tidak berniat membantu, anda bisa kembali ke istana. Kami tidak membutuhkan anda. Palingan nanti Duke minta tagihan ke Kaisar." Kebiasaan Damian menggunakan bahasa modern kambuh.

"Tuan muda, beliau adalah seorang Pangeran." Kiki mengingatkan Damian dengan nada cemas.

Damian tahu. Namun Pangeran Callisto Zoilon Alasdair ini tidak memiliki niat baik saat datang ke mansion.

...

"Hm?" Laki-laki ber-hoodie hitam bergumam bingung. "Pangeran rambut eek ini juga Villains?"

Dibawah sinar rembulan, mata biru muda laki-laki ber-hoodie hitam memantulkan sebuah tulisan diatas kertas. Laki-laki ber-hoodie hitam terdiam. Author cerita ini benar-benar bangs*t. Dia membuat tokoh tidak bersalah koma, lalu dibunuh pelan-pelan oleh dua orang sekaligus.

"Damian bahkan tidak pernah bangun dalam cerita ini." Gumam laki-laki ber-hoodie hitam.

...

Baik Damian maupun Callisto sedang saling pandang.

Merasa perdebatan ini tidak akan pernah berakhir, Damian memilih mengalah dan berbalik badan menghadap portal. "Ini sudah bisa digunakan?"

Udgam tersadar dan segera mengangguk. "Ya."

"Baiklah." Damian mengulas senyuman lembut. "Aku masuk duluan untuk memeriksa kondisi dibawah sana."

"Hah?"

Kiki tersentak kaget, lantas ingin mencegah Damian pergi namun sudah terlambat. Damian masuk duluan kedalam portal.

"TUAN MUDA!"

Teriakan Kiki tidak sampai ke telinga Damian.

.

.

.

BERSAMBUNG

As the Main Antagonist's Older BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang