"Kau ingin membicarakan sesuatu, Duke?" Damian mengambil satu cookies lalu memakannya.
Evans tidak langsung menjawab, namun berpikir sebentar. Dia menggoyangkan cangkir teh nya, membuat air di dalam sana bergetar, baru setelah itu mulai bicara. "Apa kau bisa memberitahu keberadaan istriku?"
Hening. Selembar daun terbang terbawa angin, berputar-putar diatas sana sebelum terhempas dengan keras.
"Dia sudah tidak ada."
Baik Evans maupun Damian terdiam. Menyadari kecanggungan yang tiba-tiba, Evans memutuskan untuk segera mengubah topik pembicaraan untuk membicarakan Demmie.
"Kau tahu Demmie?"
Damian mendongak. "Demmie? Ku dengar dia murung karena kau mengirim Anggie ke panti asuhan."
"Ah." Evans bergumam sambil mengisi ulang cangkir teh. "Dia sangat marah karena aku tidak menghukum Anggie dan malah menolongnya."
Jelas saja. Ternyata Evans sendiri juga tidak sadar kalau dia sedang mengikuti alur novel. Di novel yang dibaca Damian, Evans memang mengirim Anggie ke panti asuhan setelah mengetahui perbuatan buruk ayahnya. Akibat Demmie menangkap Viscount Anggasta dan membawanya pada Evans malah membuat hubungan mereka tambah rumit.
Viscount Anggasta ditahan, menunggu persidangan. Dia dihajar habis-habisan oleh anak buah Demmie, sementara diluar sana Evans melucuti kekayaannya dan membawa putrinya pergi ke panti asuhan yang lebih baik.
Sekarang ini Anggie tinggal di panti asuhan Mutiara. Disinilah dia akan bertemu Gallio Purcell, sang tokoh utama pria dalam novel Gems Fall From The Clouds.
Gallio datang ke panti asuhan untuk bermain dengan anak-anak disana, sementara Baron dan Baroness Purcell memberikan uang donasi. Tino, adik laki-laki Gallio yang lemah tidak sengaja tersandung lalu ditolong oleh Anggie. Anggie mengobati luka Tino dengan lembut dan secara kebetulan Gallio melihatnya, lantas bergegas mendekat dengan muka panik.
Saat itu, semua orang tidak tahu kalau Tino jatuh cinta ke Anggie pada pandangan pertama. Tino sering mengunjungi panti asuhan Mutiara untuk menemui Anggie, namun Gallio selalu ikut dengan alasan ingin bermain dengan anak-anak disana atau disuruh orang tua mereka mengawasi Tino. Tahu kan? Tino itu lemah.
Semakin banyak Tino menghabiskan waktu untuk bicara dengan Anggie, semakin besar perasaannya pada gadis itu. Akan tetapi, perlahan-lahan semua hancur karena Anggie jatuh cinta ke Gallio dan Gallio juga sama. Mereka bergandengan tangan dibalik pohon, saling berbagi rahasia dan berciuman dengan romantis.
Tino yang menonton dari kejauhan merasa sesak. Dia pun memutuskan untuk merelakan Anggie, dan tak lama kasus besar pun dimulai. Kasus dimana Evans mengadopsi Anggie karena panti asuhan Mutiara sedikit demi sedikit berubah. Disana, Anggie kembali disiksa dan mengalami hal yang lebih buruk daripada itu.
Gallio tidak bisa menolong Anggie karena berada di Akademi. Selain itu, Demmie Eldridge terus berusaha mendekatinya dan menjadi sangat marah saat mengetahui orang yang dicintai Gallio adalah Anggie. Demmie lah yang mengganti seluruh pengurus panti asuhan Mutiara dan memberi mereka perintah untuk menyiksa Anggie. Buat Anggie menderita dan ambil kesuciannya agar Gallio tidak tertarik padanya lagi.
Naas! Rencana Demmie ini diketahui oleh Evans. Evans sangat murka, lalu mengadopsi Anggie sebagai bentuk pertanggungjawaban dan rasa bersalah. Dia memperlakukan Anggie lebih baik dari Demmie, sehingga Demmie merasa cemburu.
Gallio juga jadi sering berkunjung ke mansion Eldridge untuk menghibur Anggie. Lambat-laun, hubungan keduanya menjadi semakin erat. Demmie yang menyaksikannya dari dekat merasa cemburu. Bukan hanya Evans, Anggie juga merebut Gallio dan teman-temannya.
Balas dendam. Demmie memasukkan racun ke makanan Anggie sehingga Anggie terancam meninggal, namun Gallio dan Evans berhasil menemukan penawarnya. Lagi! Demmie membuat rencana penculikan Anggie, namun lagi-lagi Gallio menyelamatkannya dan semakin membenci Demmie.
"Abaikan saja Demmie. Dengan begitu, alur cerita akan berjalan sesuai novelnya." Kata Damian sambil meminum teh susu.
Bayangan hitam bergelantungan ditubuh Damian namun Damian samasekali tidak peduli. Dia menyesap teh susunya dengan santai, kemudian titik-titik hujan mulai turun, membuat taman yang sudah becek oleh tanaman-tanaman layu semakin becek dan tidak mengenakan untuk dilihat.
"Wah~ Sekarang bagaimana cara kita kembali ke mansion?"
Clap
Suara gemerepyak air terdengar samar-samar. Dari kejauhan, seorang pemuda berambut biru muda sebahu terlihat sedang berlari dengan membawa dua buah payung. Itu Kiki! Dia kembali setelah mengetahui Evans dan Damian tidak ada di mansion?
Clap Clap Clap
"Yang Mulia! Tuan muda!" Kiki berteduh dibawah kubah, lalu Damian menepuk-nepuk pakaian belakangnya sambil menggerutu lucu.
"Kau bawa payung kan? Kenapa tidak dipakai? Lihat pakaian mu! Basah kuyup begini, nanti kalau kau demam bagaimana?"
Evans terkekeh pelan mendengar gerutuan Damian. Kiki terus meminta maaf namun Damian tidak memaafkan dan malah mengatakan hal lain.
"Oh ya, bukankah sebentar lagi dia akan datang?"
"Dia?" Kiki bingung, namun Evans segera membalas. "Ya. Kau yang memintanya kan? Countess Moira." Barulah setelah Evans mengatakan ini Kiki paham. Countess Moira adalah guru etika Damian. Dia sudah berpengalaman mengajar disana-sini, entah itu mengajar seorang nona atau tuan muda.
"Bersikaplah yang baik saat didepannya. Wanita itu sensitif."
Damian tahu. Countess Moira. Walau dikatakan dia bintang papan atas, wanita ini memiliki kecacatan yang amat ketara; selingkuhan dan perebut suami orang. Countess Moira memiliki obsesi tinggi sehingga tidak ragu-ragu membunuh orang untuk mendapatkan sesuatu.
"Aku mengerti. Jangan khawatir, papa! Aku tidak akan membuat masalah."
.
.
.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
As the Main Antagonist's Older Brother
RandomTerbangun sebagai kakak laki-laki antagonis utama. Akhir-akhir ini novel Gems Fall From The Clouds sedang populer. Karena penasaran, laki-laki ber-hoodie hitam membaca novel tersebut setelah membunuh seorang gadis SMA bernama Clarissa. Naas! Saat la...