14. Moira family

759 75 4
                                    

Hallo semua! Terharu banget deh cerita ini banyak yang baca. Padahal ku kira cerita ini bakal jadi cerita ampas yang nggak punya banyak pembaca-|||

Jadi, selama baca cerita ini ada keluhan atau pertanyaan?

Jujur ku rasa penulisan ku semakin acak-acakan setelah bab *Rahasia 1&2. Kalau ada, segera tulis di kolom komentar, ya!

TERIMAKASIH
(づ ̄ ³ ̄)づ

...........................................................

Saat membuat salinan novel, sejujurnya Damian tidak bisa mengingat nama-nama tokoh dengan baik karena semua ditulis menggunakan bahasa inggris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat membuat salinan novel, sejujurnya Damian tidak bisa mengingat nama-nama tokoh dengan baik karena semua ditulis menggunakan bahasa inggris. Ciri-ciri tokoh pun jarang disebutkan, Damian cuma mengingat sifat mereka dan perannya dalam cerita. Sebagai contoh;

Countess Moira adalah wanita tercantik di kekaisaran ini. Dia memiliki seorang anak laki-laki bernama Mavi Moira. Mavi Moira seumuran atau lebih muda dari Damian. Di Akademi, dia dikenal sebagai pembuat onar bersama 2 orang lagi.

Damian tidak ingat nama 2 pembuat onar lagi. Alasan dia mengingat nama Mavi Moira karena nama ini mudah disebut dan sifatnya pun tidak pernah gagal membuat pembaca keheranan. Selain itu, Mavi Moira memiliki keunikan tersendiri dalam penelitian sains dan alkimia. Mustahil dia diabaikan oleh pembaca.

Berbeda dari Mavi Moira, Countess Moira terkenal dalam Gems Fall From The Clouds karena mendukung Demmie. Sesama antagonis memang mudah akur. Sayangnya ditengah-tengah Countess Moira berbalik memihak Anggie, membuat Demmie merasa muak, lantas membocorkan rahasia Countess Moira ke Count Moira.

Countess Moira adalah sahabat masa kecil Count Moira. Karena tekanan keluarga dan lain-lain, Countess Moira menganggap Count Moira yang menolongnya sebagai Pahlawan, menginginkan posisi disampingnya, juga memiliki keluarga kecil yang harmonis.

Sesederhana itu, namun takdir berkata lain. Count Moira yang pernah berjanji akan menikahinya di masa depan mengkhianatinya. Kecewa? Awalnya Countess Moira masih baik-baik saja. Tak lama kemudian muncul rumor bahwa istri Count Moira sedang mengandung anak pertamanya.

Countess Moira ikut merasa senang. Sementara dia dinikahkan secara paksa dengan Duke bernuansa hitam, Count Moira malah menerima kebahagiaan berganda-ganda seolah-olah dia tidak pernah menganggap Countess Moira ada.

Benci.

Countess Moira membenci semua orang dan dunia yang tidak adil ini. Hasil dari pernikahan paksa Countess Moira adalah Mavi Moira. Benar. Mavi bukanlah anak kandung Count Moira namun Count Moira menyayanginya melebihi anak kandungnya sendiri.

Setelah Countess Moira membunuh istri dan calon anak Count Moira, dia datang ke mansion Count Moira untuk meminta pertolongan dari suaminya yang kasar. Karena Countess Moira adalah teman masa kecilnya, ditambah dia baru kehilangan istri dan anak, Count Moira membuat kesalahan besar dengan menerima Countess Moira dan melarang mantan suaminya mendekatinya.

"Oh ya, bukankah sebentar lagi dia akan datang?"

"Dia?" Kiki bingung. Evans segera membalas. "Ya. Kau yang memintanya kan? Countess Moira."

Setelah 'Countess Moira' disebut, barulah Kiki paham. Countess Moira adalah guru etika Damian. Dia sudah berpengalaman mengajar disana-sini, entah itu mengajar seorang nona atau tuan muda.

"Bersikaplah yang baik saat didepannya. Wanita itu sensitif."

Damian menyeringai tipis. Dia tahu. Walau Countess Moira sangat hebat dalam bersosialisasi, dia memiliki satu kelemahan. Obsesi. Sekali Countess Moira terobsesi pada sesuatu, dia tidak akan bisa berhenti. Damian memahaminya dengan baik.

"Aku mengerti. Jangan khawatir, papa! Aku tidak akan membuat masalah." Kata Damian sebari mengembangkan senyuman.

"Justru karena kau mengatakan ini, papa tambah khawatir. Kau benar-benar tidak akan melakukan apapun kan?" Evans mengirim tatapan curiga, dan Damian cuma cengengesan tidak jelas. Jelas sekali dia sedang merencanakan sesuatu.

"Aku tidak akan melakukan apapun kok! Papa curigaan ih!" Damian memaki Evans dengan pipi menggembung.

Tunggu! Ini imut. Jurus baru yang dikembangkan Damian mengerikan. Padahal saat di brankas rahasia dia kelihatan dingin dan sulit dijangkau. Apa mungkin dia mencoba berubah untuk melupakan kepahitannya?

...

"Kau mau kemana?" Anak laki-laki berambut putih salju dengan iris mata tosca bertanya.

Countess Moira menyeringai tipis, namun segera menggantinya dengan senyuman cerah. "Ibu mau mengajar di kediaman Eldridge. Kau mau ikut?" ~♡

"Tidak. Ku tolak tawaran mu." Mavi membalas dengan cepat dan acuh tak acuh.

Pun Countess Moira marah-marah sambil mengerucutkan bibir lucu. Disaat yang sama, Count Moira kebetulan lewat dan terkekeh melihat adegan ini.

"Mavi." Count Moira memanggilnya. Mavi segera menoleh dan sedikit terkejut melihat sosok yang sudah tidak terlalu asing baginya. "Ikutlah bersama ibumu! Dia akan mengajar tuan muda yang seumuran dengan mu. Mungkin kau bisa berteman dengannya? Sama seperti mu, dia juga jarang keluar mansion dan tidak memiliki seorang teman pun."

"Jangan samakan aku dengan orang lain dong. Aku tidak sekesepian itu sampai-sampai harus berteman dengan orang yang tidak memiliki teman." Mavi menolak pemikiran Count Moira. Dia ingin bilang kalau sesama anak nolep bisa saling mengerti begitu? Belum tentu. Daripada mencoba berteman, Mavi lebih memilih melakukan penelitian untuk mempelajari hal-hal baru.

Awalnya Mavi pikir bisa begitu. Tapi pada akhirnya dia malah dipaksa naik kereta kuda bersama Count dan Countess Moira sekaligus.

.

.

.

BERSAMBUNG

BERSAMBUNG

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
As the Main Antagonist's Older BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang