part 8

153 14 0
                                        

°°°
HAPPY READING 📖.


Udara dingin seakan menjadi background dari dinginnya malam, dibawah jutaan bintang yang bersinar. Arziel duduk termenung di bangku taman. Udah hampir dua hari sejak kejadian dimana dirinya membuat keributan di kelas 11 IPA 1. Bukan salah Ziel kok, itu semua salah Karina.

Dan hampir dua hari ini juga Rhaka tidak ada menghubungi Arziel sama sekali. Bahkan disekolahnya saja ia tidak pernah menapakkan dirinya, dan hal tersebut mampu membuat Arziel uring uringan padahal bukan siapa siapanya.

Menggosokkan kedua tangan, bulu kuduk berdiri. Angin terus menyapu wajah menawanya, baby hair terangkat tatkala angin berhembusan.

"Udah tau dingin, masih aja keluar gak pakai jacket"

Sebuah jacket kulit di sampirkan kepundaknya, pemuda mungil itu terprangh kaget. Saat suara yang mungkin ia rindukan itu menghampiri pendengarannya, Arziel berbalik lalu menatap lelaki tinggi di hadapannya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Ngapain disini?" kata itu keluar begitu saja dari bibir ranum Arziel.

"Seharusnya gue yang nanya, lu ngapain disini malam malam begini?"

Rhaka membawa tubuhnya untuk duduk di sebelah Arziel. Memandang lekat wajah menawan orang yang selama ini selalu ada di pikirannya. Di tatap seperti itu tentunya membuat kepala Arziel menunduk malu.

"G-gue lagi nyari angin" cicit Arziel pelan

Untungnya si Rhaka keturunan kelelawar jadinya ia masih bisa mendengar cicitan Arziel yang hampir tidak bisa di dengar itu.

"Beneran?"

Mengangguk kikuk, Arziel melirik kearah Rhaka ingin melihat ekspresi apa yang akan di berikan oleh lelaki yang tingginya seperti tiang listrik itu.

"Iya. Terus lo ngapain disini?"

"Hmm, gue lagi nyari seseorang" sahut Rhaka enteng, menyederkan punggungnya di senderan kursi, tangannya terulur di belakang punggung Arziel.

Memiringkan kepala bingung Arziel menatap polos kearah Rhaka "Siapa? Perasan dari tadi gak ada tuh orang kesini"

"Lo"

Hening...........

"Hah?" beo Arziel, membulatkan mata lucu

Tuk

Menoyor pelan kening Arziel, Rhaka Kegemesan melihat wajah kebingungan lelaki manis di sampingnya ini.

"Ishh, sakit tau" cibir Arziel mempoutkan bibirnya lucu 

"Habisnya lo gemesin sih"

"Hah?" part 2 Arziel membeo. 

Menghela nafas lelah, Rhaka memejamkan matanya sesaat kemudian kembali membukanya

"Huh~, lain kali kalo mau keluar itu inget pakai jacket. Nanti kalo masuk angin gimana?" tegur Rhaka sekaligus mengalihkan pembicaraan. Dengan lihil tangannya merapikan rambut Arziel yang berantakan akibat angin.

C A L Y P S H O Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang