Part 14

2.1K 149 3
                                    

Di tempat lain ada joxie yang sedang duduk di meja kerja nya dengan isi kepala yang dipenuhi dengan perempuan yang tadinya ingin dijodohkan dengannya, malah sekarang menjadi calon istri saudara kembar nya.

semenjak bertemu rere, joxie hanya sesekali menyewa wanita pemuas nya tidak sesering biasanya walaupun masih ada. entah karena sudah bosan atau teringat dengan perkataan dyxie tempo lalu, atau ada sesuatu lain?

"perempuan itu benar-benar mirip dengan rania"

"valerie sampai memanggilnya mama"

"dyxie, apa dia tak sadar jika perempuan itu mirip dengan rania?dan sepertinya dyxie mulai ada rasa dengan perempuan itu. apa waktu itu dyxie juga punya perasaan pada rania"

"ciih. pantas saja dia mau mengambil keputusan seperti itu"

banyak tebak tebakan yang entah benar atau tidak di dalam kepala joxie. walaupun joxie sangat membenci rania, tidak bisa ia pungkiri jika rasa cinta itu masih ada. ditambah sekarang hadir sosok perempuan yang mirip dengan rania.

*dering telvon berbunyi

"hallo?" ucap seseorang disebrang sana

"hallo mom? ada apa aku sibuk"

"joxie. bagaimana keadaaan valerie? apa kamu masih disana?"

"tidak. aku sudah berada di kantor. mengapa momy menelfon ku? telvon dyxie saja. valerie anak dyxie" ucap joxie

"dyxie tidak menjawab telvon momy jox"

"lalu?" tanay joxie

"yasudahlah. biar momy langsung ke rumah sakit saja dengan dady"

tanpa menjawab joxie mematikan telvon dari sang ibu. bukan bermaksud kurang ajar, hanya saja joxie jika dalam keadaan yang banyak fikiran sifatnya kan berubah menjadi tidak sopan.

kembali joxie memikirkan perempuan yang mirip dengan ranis itu. siapa dia? mengapa dia tiba tiba dia hadir di hidup joxie dan keluarganya. dan lagi dyxie yang menjadi pemenangnya. apakah aku joxie iri? yaa sedikit. dan ini baru pertama kalinya joxie merasakan iri kepada dyxie.

"dulu aku tidak mengalah tapi aku memebrikannya pada dyxie, sekarang? tidak masalah kan kalau aku membuat dyxie memberikan perempuan itu kepadaku?" gumam joxie


**

sudah seharian valerie tidur di atas ranjang nya. mungkin ia masih merasakan lemas, hingga enggan untuk bangun.

rere pun sudah terjaga dari tidurnya. saat rere hendak menyusul dyxie yang sedang menunggu valerie, ia melihat dyxie yang terkantuk kantuk duduk di samping brangkar valerie.

"dyxie?" ucap rere yang kini sudah berdiri disamping dyxie mengusap pipi dyxie

mendapat sentuhan lembut serta suara rere membuat dyxie sadar dari rasa ngantuknya

"sayang? sudah bangun? sebentar sekali kamu istirahat?" ucap dyxie mengucek mata nya sebelah

"sudah cukup dyxie. istirahatlah,biar aku yang berjaga disini. sebentar lagi valerie harus makan. sudah terlalu lama dia tidur, juga tidak baik. kamu istirahat nya" ucap rere lembut

"aku mau. tapi dengan mu" ucap dyxie dengan suara pelan tetapi masih di dengar oleh rere

"apa?" ucap rere sedikit kaget

"b-bukan begitu. aku ingin kamu menemaniku hingga tertidur, setelah itu kamu boleh berjaga disini" ucap dyxie

"tidak bisa. nanti kalau aku menemanimu bagaimana dengan valerie kalau dia terbangun bagaimana?"

"pleaseee clau, sekali ini saja. hanya sampai aku tertidur" ucap dyxie dengan wajah memohonnya

"dyxie tidak bi....."

*ceklek

pintu ruang inap valerie terbuka. pertanda ada seseorang yang baru saja datang. dan itu adalah Sarah.

"tante?" ucap rere, berjalan mendekati sarah yang masuk kedalam ruang inap valerie

"hallo sayang, kamu disini? tante kira hanya dyxie saja" ucap sarah

"iya tante, tadi pagi dyxie mengabari rere saat dyxie membawa valerie kerumah sakit. jadi rere segera menyusul kesini dan disini sampai sekarang. ayo tantet, valerie nya masih istirahat" ucap rere merangkul lengan sarah membawanya mendekat ke brangkar valerie, dan disebelahnya ada dyxie yang tengah duduk

"mom? sendiri? dad mana?" tanya dyxie pada sarah

"dady di kantor. kamu kan tidak masuk dyx" ucap sarah

dyxie hanya membalas dengan anggukan

"nah mom. dyxie ingin minta tolong untuk jaga valerie sebentar, karena dyxie ingin istirahat sebentar saja" ucap dyxie

"kalau kamu ingin istirahat ya istirahat saja dyx" ucap sarah

"tetapi dyxie ingin ditemani rere mom. tadi rere menolak karena nanti tidak ada yang menjaga valerie disini. pas sekali ada mom disini, jadi dyxie ingin meminta tolon"

"dyxie tidak perlu meminta tante sarah untuk menjaga valerie, biarkan aku saja. tante biar aku yang menjaga valerie. oke?"

"mom?" dyxie kembali meminta permohonan pada sarah, tanpa menghiraukan rere

"pergilah re, setelah dyxie tidur kembalilah kesini sayang" ucap sarah

"tapi tantee..."

"tidak apa apa sudah sana. dyxie jangan berbuat yang tidak-tidak, segeralah istirahat agar rere bisa menjaga valerie"

"iya mom. ayok sayang" ucap dyxie menggenggam tangan rere memabwanya kemabli masuk ke kamar tamu diamana tempat rere istirahat tadi

"sekarang ayok baringan" ucap rere yang kini tengah duduk di pinggir kasur di sebelah dyxieg'

"boleh tolong kepalaku di usap? kepala ku rasanya sangat pusing" ucap dyxie

"iya. vfapi janji setelah itu pejamkan matamu" ucap rere yang mendapat anggukan dari dyxie

rere mengusap lembut kepala hingga rambut dyxie. dyxie masih menatap rere, padahal rasa kantuk sudah menguasai dirinya saat ini

"dyxie tutup matanya, jangan menatapku, jika seperti itu kamu tidak akan tidur"

"call me 'sayang'" pinta dyxie pada rere

"kamu sengaja yaa? tidak. aku tidak akan mengatakan itu, sekarang cepat lah tifur. atau aku akan keluar" ancam rere. mau tak mau dyxie memejamkan matanya saat rere mengancamnya.

tak lama setelah itu rere rasa dyxie sudah tidur dengan pulas, melihat deru nafas nya yang teratur.

"papa dan anak nya sama sama manja. lucu sekali" ucap rere menatap wajah dyxie dan mmengusap kepala dyxie lembut

"selamat istirahat sayang, papanya valerie" ucap rere lalu mencium punggung tangan dyxie. setelah nya rere keluar meninggalkan kamar itu, membiarkan dyxie untuk beristirahat.

dan sebenarnya dyxie tidak tidur. walaupun ia tertidur, tetapi ia masih mendengarkan apa yang dikatakan rere padanya.

setelah memastikan rere keluar dari kamar itu dan menutup pint kamar. dengan perlahan dyxie membuka matanya dengan senyum salh tingkahnyaa

ingin rasanya ia berteriak. tapi ia tahan takut terdengar oleh rere dan mamanya di luar. jika mereka mendengar hilang sudah dyxie dengan segala ke coolan nya.


SWEET HUSBAND - by chamomileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang