Sunoo berjalan gontai ke rumahnya. Masuk ke dalam kamar dan menguncinya.
Ponselnya sejak tadi berdering, panggilan dari Jay.
Ia abaikan.
Sunoo berdiam diri. Duduk di lantai kamarnya yang dingin.
Memandang ke arah jendela kamarnya. Cuaca hari ini mendung.
Sunoo tidur terlentang, kemudian meringkuk.
Pikirannya kacau.
Kalau saja saat itu ia menolak ajakan Renjun untuk bergabung dengannya, akankah semuanya berubah?
Akankah dirinya tak mendapat tatapan hina itu?
Akankah teman terbaiknya, Wonyoung, tak akan melakukan percobaan bunuh diri?
Akankah Sunghoon tak akan pergi ke luar negeri untuk menghindarinya?
Akankah Junkyu akan tetap di sisinya kalau saja ia tak mencari masa lalu mereka lewat Yoshi?
Akankah Heeseung akan tetap menjadi kakak kelas baik yang sudah cerai dengannya?
Akankah ia tak melibatkan Doyoung yang tak tau apa-apa, hingga Doyoung harus di culik bahkan babak belur?
Akankah semua menjadi lebih baik, hingga Jay tak perlu mengurus dirinya yang merepotkan ini?
Kenapa semuanya menjadi begitu lebih rumit.
Karenanya, banyak hal yang telah terjadi.
Karenanya, banyak orang yang bersedih.
Dimana enegi cerah yang selalu ia agungkan?
Ia memberikan dampak buruk bagi orang di sekitarnya.
Sunoo menangis. Ini salahnya. Karena ia coba-coba dalam melakukan hal buruk, hingga tanpa sadar ia terseret terlalu jauh.
Tok
Tok
TokSunoo menoleh ke pintu kamarnya. Dimana seseorang di balik pintu sedang mencoba membuka pintunya.
Dari balik pintu kamar, berdiri 3 pemuda yang tampak khawatir.
"Biarin gue yang masuk kak, kalian nunggu di ruang tamu aja." Ucap junkyu setelah mendapat kunci cadangan dari pembatu Sunoo
Jay dan Haruto mengangguk patuh. Mereka berjalan ke arah ruang tamu.
Junkyu membuka pintu kamar Sunoo. Hatinya sakit kala melihat Sunoo yang meringkuk di lantai.
Junkyu menutup kembali pintu kamar itu.
"Makanannya taruh di meja aja Bi, nanti Sunoo makan." Ucap Sunoo dengan suara seraknya.
Junkyu mendekat, "Sunoo yaa." Panggil Junkyu
Sunoo menoleh, segera duduk, melihat Junkyu hatinya semakin sakit. Ia menangis lebih keras.
"Maaf, maaf,, maaff" ucap Sunoo setelah Junkyu memeluknya.
Junkyu ikut menangis, ia jahat karena tak sekalipun menjenguk Sunoo di kala pemuda itu terpuruk.
Di rumah sakit tadi, Doyoung menceritakan segalanya.
Apapun yang Yoshi katakan.
Junkyu merasa bersalah. Andaikan dia mau terbuka dengan Sunoo. Andaikan ia menceritakan semuanya, andaikan ia mau meringkan bebannya dengan berbagi dengan Sunoo.
Sunoo tak perlu berurusan dengan pria gila seperti Yoshi.
Ini juga salahnya.
"Maaf Kyu, maaf." Ucap Sunoo lagi
Junkyu mengeratkan pelukannya. "Enggak perlu minta maaf Noo, lu nggak salah. Semua yang terjadi, bukan salah lu."
Sunoo menggeleng, terus menangis melampiaskan rasa sakitnya.
Ia telah banyak merepotkan orang lain. Kini ia merasa tak berguna.
Ia ingin pergi, namun apa itu akan memperbaiki segalanya?
Sunoo takut. Takut akan banyak hal nantinya.
Setelah hampir setengah jam. Sunoo sudah tenang, duduk di kasurnya.
"Kim Sunoo." Panggil Junkyu
Sunoo menatap Junkyu dengan pandangan kosong.
Junkyu merasa kecewa akan dirinya sendiri. Senyum yang dulu ia lihat pada Sunoo, senyum yang membuatnya iri karena begitu indah.
Kini ia tak melihat lagi senyum itu.
Junkyu menghapus air matanya. Ia harus kuat, agar ia dapat menguatkan Sunoo.
Sunoo tak boleh terpuruk sama seperti dirinya dulu.
Kalau duku Junkyu hanya sendiri, maka kini Sunoo mempunyai Junkyu. Bukan hanya Junkyu, masih banyak yang lain. Mereka yang tulus pada Sunoo.
"Gue mohon, balik lagi ke Sunoo dengan energi cerah. Sunoo yang selalu tersenyum. Sunoo yang selalu ada di sisi gue. Sunoo yang sangat mencintai dirinya sendiri." Junkyu mengelus bekas air mata di pipi Sunoo. Pipi itu sudah tak segembul dulu lagi.
Junkyu menggengam tangan Sunoo. "Sunoo yang selalu bilang ke dirinya sendiri. Bahwa dia terlalu berharga untuk di miliki orang lain. Kim Sunoo. Gue rindu saat itu."
Perlahan tatapan kosong itu berubah menjadi tatapan sendu.
"Hemm." Sunoo mengangguk.
Dirinya harus bangkit. Benar, dia terlalu berharga.
Kalau dia tak bisa memperbaiki keadaan, maka ia harus memastikan tak ada lagi yang terluka karenanya.
Ia tak mau mengecewakan Junkyu lagi. Bahkan membuat usaha Jay selama ini sia-sia, ia tak mau.
"Terima kasih." Ucap Sunoo
Junkyu dan Sunoo saling tersenyum, walau senyum Junkyu dengan tangisan. Hatinya tak tega melihat Sunoo yang seperti ini.
Sunoo tertawa dengan mata berkaca-kaca. Menghapus air mata Junkyu.
Keduanya menenangkan diri. Dan setelah itu tertawa melihat satu sama lain.
Junkyu mengangguk. "Mungkin lu udah nggak punya 3 opsi. Tapi lu masih punya satu opsi Noo. Dia yang sekarang lagi nunggu sama pacar gue."
Sunoo tertawa pelan. "Pacar? Jadi lu udah ngakuin Haruto?" Goda Sunoo
Junkyu berdehem pelan. "Pokoknya siapapun yang lu pilih gue dukung. Gue panggil yang lain dulu."
Junkyu segera pergi keluar.
Sunoo tersenyum.
Hidupnya tak terlalu buruk. Benar, Jay selalu ada untuknya selama ini. Bahkan tak pernah mempertanyakan apapun tentangnya.
Sepertinya doanya untuk mendapat pria seperti Asahi terkabul. Karena Jay ada untuknya.
.
END
.Maaf banget yaa, cerita ini lama selesainya. Butuh waktu 3 hari sampai akhirnya aku up semua chapter ini.
Mungkin sedikit nggak nyambung.
Dan jelas, alurnya aku percepat.
Mungkin setelah idul fitri aku bakal up cerita baru lagi.
Cerita ini, selesai.
Maaf kalo endingnya nggak sesuai, tapi itu yang udah aku rencanain selama ini,wkkwk.
Salam dari sampaners
🐥🐻Ranabahayakyu 🐻🐥
KAMU SEDANG MEMBACA
I LIKE ME (Heesunsunjay-Harukyu)
FanfictionBagaimana kalo mereka yang tiba-tiba dekat menjauh tanpa sebab? Dan Bagaimana kalo mereka yang menjauh tiba-tiba kembali mendekat? ALL-SUNOO HARUKYU BxB Bromance